No image available for this title

Text

Language, culture, and social cognition = Bahasa, budaya, dan kognisi sosial



Menurut data UNESCO, terdapat sekitar 6000 bahasa di dunia. Namun hanya ada sekitar 150-200 bahasa yang digunakan oleh lebih dari 1.000.000 orang (UNESCO Weltbericht/World news 2009). Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi. Merupakan bentuk ekspresi verbal pikiran manusia yang memuat identitas, nilai, norma, aturan, adat istiadat, kebiasaan, dan pandangan suatu masyarakat bahasa. Keberagaman bahasa di dunia mencerminkan ekspresi verbal dari pikiran berbagai komunitas bahasa.
Sebagai seorang ahli bahasa, ada tiga tokoh yang saya kagumi karena pemikirannya menjadi landasan bagi banyak teori linguistik, terutama yang berkaitan dengan kajian makna bahasa. Mereka hidup beberapa ratus tahun atau dekade yang lalu namun ide-ide mereka tetap relevan dengan studi bahasa. Faktanya, ada beberapa hal yang tidak tercakup dalam teori-teori linguistik masa kini yang sebenarnya sangat berguna bagi kajian permasalahan bahasa saat ini, yang telah tercakup dalam gagasan-gagasannya.
Ketiga tokoh ini berasal dari negara berbahasa Jerman yaitu Jerman dan Austria. Mereka adalah Christian Friedrich Carl Ferdinand Wilhelm von Humboldt (Wilhelm von Humboldt) (1767-1835), Karl Bühler (1879-1963), dan Ludwig Josef Johann Wittgenstein (Ludwig Wittgenstein) (1889-1951). Mereka mampu melahirkan konsep-konsep cemerlang dalam ilmu linguistik, karena mempunyai wawasan yang bertumpu pada berbagai disiplin ilmu. Wilhelm von Humboldt adalah seorang sarjana hukum, negarawan, pakar pendidikan, dan peneliti bahasa. Karl Bühler adalah seorang dokter, psikolog, filsuf, ahli bahasa, dan Ludwig Wittgenstein adalah seorang insinyur, filsuf, ahli matematika dan logika.

According to UNESCO data, there are about 6000 languages in the world. Nevertheless there are only about 150-200 languages that are spoken by more than 1,000,000 people (UNESCO Weltbericht/World news 2009). Language does not only function as a means of communication. It is a form of verbal expression of the human mind that contains the identity, values, norms, rules, customs, habits, and views of a language community. The diversity of languages in the world reflects the verbal expressions of the minds of various language communities.
As a linguist, there are three prominent figures that I admire because their thinking formed the basis of many linguistic theories, especially those related to the study of the meaning of language. They lived a few hundred years or decades ago but their ideas remain relevant to the study of language. In fact, there are some things that are not covered in current linguistic theories which are actually very useful for the study of language issues today, that have been covered in their ideas.
These three figures are from German-speaking countries, namely Germany and Austria. They are Christian Friedrich Carl Ferdinand Wilhelm von Humboldt (Wilhelm von Humboldt) (1767-1835), Karl Bühler (1879-1963), and Ludwig Josef Johann Wittgenstein (Ludwig Wittgenstein) (1889-1951). They were able to give birth to brilliant concepts in linguistics, because they had the insight that was based on a variety of disciplines. Wilhelm von Humboldt was a legal scholar, statesman, educational expert, and language researcher. Karl Bühler was a physician, psychologist, philosopher, linguist, and Ludwig Wittgenstein was an engineer, philosopher, an expert in mathematics and logic.


Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
RAK Bahasa WACANA VOL17(1-3)2016
Penerbit Fakultas Imu Pengetahuan Budaya UI : Depok.,
Deskripsi Fisik
Hal. 121-133, Vol.17 No.1
Bahasa
English
ISBN/ISSN
14112272
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
WACANA Vol.17 (1) 2016
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this