Tulisan ini menjelaskan tentang ritual penyembuhan Saribas Iban yang disebut Sugi sakit. Yang membedakan ritual ini dengan bentuk penyembuhan Saribas Iban lainnya adalah dalam pelaksanaannya terdapat narasi epik panjang yang berkaitan dengan petualangan dan kisah cinta seorang pahlawan budaya Iban bernama Bujang Sugi. Di sini saya mengeksplorasi bahasa yang digunakan oleh para pendeta Iban baik dalam menceritakan epos Sugi maupun dalam menampilkan drama ritual yang lebih besar yang menjadi latarnya, dan melihat, khususnya, bagaimana epos Sugi, yang biasanya diceritakan untuk hiburan, diintegrasikan. ke dalam drama ini dan disusun kembali oleh para pendeta penyair saat mereka melakukan ritual tersebut, sehingga tidak hanya menghibur pendengarnya, tetapi juga berfungsi sebagai instrumen penyembuhan yang serius.
KATA KUNCI
Iban; Sarawak (Malaysia); Kalimantan (Kalimantan); bahasa ritual; bercerita.

This paper describes a Saribas Iban rite of healing called the Sugi sakit. What distinguished this rite from other forms of Saribas Iban healing was that it incorporated within its performance a long narrative epic concerned with the adventures and love affairs of an Iban culture hero named Bujang Sugi. Here I explore the language used by Iban priest bards both in telling the Sugi epic and in performing the larger ritual drama in which it was set, and look, in particular, at how the Sugi epic, which was otherwise told for entertainment, was integrated into this drama and recast by the priest bards as they performed the ritual, so that it not only entertained their listeners, but also served as a serious instrument of healing.
KEYWORDS
Iban; Sarawak (Malaysia); Borneo (Kalimantan); ritual language; storytelling.