Detail Cantuman
Advanced Search![No image available for this title](./images/default/image.png)
Text
Images of God in Toba Batak storytelling = Gambar Tuhan dalam cerita Batak Toba
Tulisan ini mengkaji bagaimana Tuhan Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa, digambarkan dalam cerita rakyat Batak Toba. Sumber penyelidikan ini adalah cerita-cerita yang tercatat pada masa prakolonial (sekitar tahun 1850), kolonial, dan pascakolonial (hingga tahun 2014). Dalam cerita yang berbeda, Dewa Tertinggi dapat muncul dengan berbagai nama, wujud, dan jenis kelamin, serta bertempat tinggal di berbagai tempat yang tidak pernah dihuni manusia. Berbeda dengan Deus otiosus, Dewa Agung Batak Toba bukannya “tidak aktif” setelah penciptaan, namun terus terlibat dalam kehidupan umat manusia melalui manifestasi lokal atau supra lokal. Meskipun ia menguasai dunia kematian, ia tetap dianggap sebagai sumber kehidupan, kesuburan, kesehatan, dan kemakmuran. Ada juga cerita tentang manifestasi Tuhan di mana Ia berbagi pengalaman penderitaan dengan manusia. Ritual utama masyarakat Batak Toba pada masa prakolonial ditujukan kepada manifestasi Tuhan Yang Maha Esa.
KATA KUNCI
cerita Batak Toba; tradisi lisan; upacara; Tuhan Yang Maha Tinggi; manifestasi Tuhan; sejarah agama.
This paper examines the ways in which God the Creator, the High God, is described in Toba Batak folk-tales. The sources for this investigation are stories recorded in pre-colonial (around 1850), colonial and post-colonial times (up to 2014). In different stories the High God can appear under various names, forms and gender, and resides in various places never inhabited by humans. Unlike a Deus otiosus, the Toba Batak High God is not "inactive" after creation, but continues to be involved in the life of mankind through local or supra-local manifestations. Although he rules the realm of death, he is nevertheless regarded as the source of life, fertility, health and prosperity. There are also stories about manifestations of God in which he shares the experience of suffering with human beings. The main Toba Batak community rituals in pre-colonial times were addressed to a manifestation of the High God.
KEYWORDS
Toba Batak stories; oral tradition; ritual; High God; manifestations of God; history of religion.
Ketersediaan
Tidak ada salinan data
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
RAK Bahasa WACANA VOL17(1-3)2016
|
Penerbit | Fakultas Imu Pengetahuan Budaya UI : Depok., 2016 |
Deskripsi Fisik |
Hal. 303-335, Vol.17 No.2
|
Bahasa |
English
|
ISBN/ISSN |
14112272
|
Klasifikasi |
NONE
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
WACANA Vol.17 (2) 2016
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
Johann Angerler
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain