No image available for this title

Text

Wasila Ibn Atho' dan pemikiran teologi Mu'tazilah: studi kritik menuju teologi populis



Timbulnya aliran Mu'tazilah merujuk kepada peristiwa diskusi antara Wasil ibn Atho' dengan Hasan al-Basri di Basrah, Wasil selalu mengikuti pelajaran yang diberikan oleh Hasan al-Basri di Masjid Basrah, pada suatu hari datang seseorang kepada Hasan al-Basri, lalu menanyakan pendapatnya tentang orang-orang yang telah berbuat dosa besar (murtakib al-kabair/ capital sinners), sebagaimana diketahui kaum khawarij memandang mereka telah kafir, sedang kaum Murji'ah memandang mereka masih mukmin, ketika Hasan al-Basri masih berpikir, Wasil mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai hal itu dengan mengatakan :"saya berpendapat bahwa orang yang telah berbuat dosa besar itu sudah bukan mukmin, tetapi juga bukan kafir, akan tetapi menempati posisi antara keduanya, tidak mukmin dan tidak kafir (al-manzilah baina al-manzilatain). Tumbuhnya telogi mu'tazilah pada abad pertengahan sebagai pengabdian pada kepentingan doktrin atau teologi dialektik retorik, merupakan dialektika yang terjadi dalam. proses penghadapan antagonis antara satu doktrin dengan doktrin yang lainnya, maka dialektika teologi yang bersifat populis itu bersifat empiris yang merupakan dialektika dari proses peng- hadapan kritis anatara realitas kehidupan dengan pesan-pesan universal.
Kata Kunci: Washil Ibn Atho', Mu'tazilah dan Teologi

Abstract
The emergence of Mu'tazilah school is resulted from the thinking to the answer of a question whether capital sinners (murtakib al kabair) can be adressed as a moslem or a kafir (non believer), which is proposed to Hasan Al Basri in his forum. As noted before, the Khawarij belive that capital sinners has been a kafir, but according to the Murji'ah they are still moslems. While Hasan al- Basri is still thinking, Wasil ibn Atho', the founder of Muʼtazilah school, proposed his idea. In his opinion, the capital sinners are not both of them, but they are in the middle of them. This article will study the Mu'tazilah theology from the perspective of populic theology. The populic theology is emphirical. It resulted from dialectic of critical antagonym between reality and its universal
message. Keywords: Wasil ibn Atho', Populic Theology, Mu'tazilah


Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
Kontemplasi Jurnal Ke-Ushuluddinan
No. Panggil
Rak Agama Kontemplasi/1-2/8-9/2011-2013
Penerbit Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Tulungagung : Tulungagung.,
Deskripsi Fisik
Hal. 289-300 Vol. 1 No. 2 November
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
2338-6169
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
Vol. 1 No. 2, November 2013
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this