Text
Pendidikan kepemimpinan yang responsif gender (Studi kegiatan ekstrakurikuler kompi pasukan pengibar bendera SMA Negeri 54 Jakarta)
ABSTRAK
Masyarakat Indonesia sebagian besar menganut paham budaya patriarki. Sehingga selalu anak laki-laki yang cenderung diutamakan. Dalam organisasiorganisasi yang ada pun seorang ketua biasanya laki-laki jarang sekali perempuan. Karena ada asumsi bahwa perempuan dianggap sosok yang “lemah” dan tidak dapat memimpin sebuah organisasi. Oleh karena itu tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengkaji pola pendidikan kepemimpinan yang setara gender, mengungkap praktek penerapan kesetaraan gender, dan juga melihat posisi siswa perempuan dalam kegiatan tersebut. Penelitian ini menggunakan konsep kesetaraan gender dalam berorganisasi, dimana kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah dalam menanamkan karakter kepemimpinan pada siswa baik perempuan atau laki-laki. Kegiatan ini juga sebagai hidden curriculum atau kurikulum tersembunyi dalam pendidikan karakter di sekolah. Karena itu lewat kegiatan Kompi Pasukan Pengibar Bendera (KI.PKBR) ini diharapkan siswa mampu mengembangkan karakter kepribadian yang positif, dan salah satunya ialah karakter kepemimpinan. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 54 Jakarta dalam rentang waktu 5 bulan dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler Kompi Pasukan Pengibar Bendera (KI.PKBR), Pembina Ekstrakurikuler, dan juga Pembina OSIS. Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai peneliti murni. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik indepth interview dan observasi. Selain itu, dilakukan pula dengan mengambil data dari dari studi terdahulu berupa kepustakaan atau dokumentasi.Temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa ekstrakurikuler KI.PKBR ini sebagai wadah para siswa untuk membentuk kepribadian mereka, salah satunya yaitu jiwa kepemimpinan. Kegiatan ini sangat menghargai perbedaan meskipun perbedaan jenis kelamin sekalipun. Tidak ada bias gender yang terjadi dalam kepengurusan KI.PKBR. Semua anggota, baik itu laki-laki atau pun perempuan memiliki hak sama untuk menempati posisi pengurus KI.PKBR itu sendiri. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan ini sangat baik sebagai pembelajaran kepemimpinan yang responsif gender, karena setiap kegiatan yang dilakukan oleh KI.PKBR tidak pernah membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan.
Kata Kunci : Gender, Ekstrakurikuler, Kepemimpinan
Bibliografi : lembar 94~No Inv.: 2058/S/Perp/12/1c
SW00016054 | SW 16054 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2012.002) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain