Text
Peran gapoktan sebagai instrumen pemberdayaan (studi kasus : Gapoktan Karya Dadi Utama Desa Caruban, Kecamatan Adimulyo, Kebumen, Jawa Tengah)
ABSTRAK Slamet Priyanto, Peran Gapoktan Sebagai Instrumen Pemberdayaan (Studi kasus Gapoktan Karya Dadi Utama Desa Caruban, Kecamatan Adimulyo, Kebumen, Jawa Tengah). Skripsi. Jakarta: Program Studi Sosiologi (Konsentrasi Pembangunan), Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2015.
Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh masyarakat desa Caruban dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani di Desa Caruban. Secara keseluruhan Terdapat tiga kategori kelompok pemberdayaan yaitu, pertama aspek ekonomi: Kelompok Tani, Kelompok Ternak, Kelompok Usaha Dagang Makanan (Industri Rumah Tangga), kedua aspek Sosial: PKK, dan Karang Taruna, ketiga ialah aspek budaya: Kelompok Kesenian Kuda Lumping, Kelompok Kesenian Karawitan, dan Kelompok Kesenian Janeng. Mengingat potensi utama Desa Caruban ialah sektor pertanian, maka kelompok pemberdayaan yang memiliki dampak paling signifikan bagi kehidupan sosialekonomi masyarakat ialah kelompok tani. Maka penelitian ini difokuskan untuk mengidentifikasi bagaimana kelompok tani sebagai program pemberdayaan yang memiliki dampak paling utama bagi masyarakat memberikan dorongan bagi terciptanya perubahan sosial di Desa Caruban
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam, wawancara tidak terstruktur, dan observasi langsung sejak Mei-Oktober 2014. Wawancara mendalam dilakukan pada 3 orang informan; pertama, Bapak Purwoko selaku Kepala Desa Caruban, kedua Bapak Rusmanto selaku mantan Ketua Gapoktan Karya Dadi Utama, dan Bapak Joyo sebagai anggota Gapoktan, serta 3 informan kunci yaitu Bapak Toyo, Bapak Siswanto, Bapak Supardal.
Hasil penelitian meyimpulkan bahwa terjadi perubahan sosial-ekonomi pada masyarakat Desa Caruban. Perubahan tersebut dapat terlihat dari, pertama, masyarakat telah menyadari pentingnya berkelompok sebagai sarana saling belajar dan bertukar informasi, untuk mencapai tujuan bersama. Kedua, para petani telah mengerti cara bertani yang efektif dan efisien sehingga ada peningkatan pendapatan mereka. Ketiga, masyarakat mulai mengerti bagaimana memanajemen organisasi. Keempat, para petani tidak lagi kahawatir akan ancaman kelangkaan pupuk bersubsidi serta terfasilitasi sarana pertanian lain seperti bibit, dan pestisida yang tepat dan sesuai dengan kondisi pertanian. Terakhir, bahwa petani juga sudah mampu mengembangkan usahanya baik dibidang pertanian maupun usaha lain seperti berternak, tanaman palawija, sayuran, dsb dengan pinjaman modal dari Gapoktan Karya Dadi Utama.
Kata Kunci: Gapoktan Karya Dadi Utama, Petani, Pemberdayaan
Bibliografi : lembar 165-167
SS00006473 | SK 6473 | UPT Perpustakaan UNJ | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain