Text
Analisis kesesuaian gaya belajar siswa menurut David Kolb terhadap pemahaman konsep matematika Lower Order Thinking (LOT) dan Higher Order Thinking (HOT) di SMAN 45 Jakarta pada materi aplikasi turunan fungsi
ABSTRAK
ZAKI HIDAYAT, Analisis Kesesuaian Gaya Belajar Siswa menurut David Kolb terhadap Pemahaman Konsep Matematika Lower Order Thinking (LOT) dan Higher Order Thinking HOT). Skripsi Jakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta, 2015.
Salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika adalah mengembangkan kemampuan pemahaman konsep matematika. Tanpa adanya kemampuan pemahaman konsep matematika, maka siswa akan kurang mengerti tentang dasar-dasar yang diajarkannya. Berbagai cara untuk menguatkan dan mengembangkan kemampuan pemahaman konsep matematika, salah satunya dengan gaya belajar. Gaya belajar yang digunakan adalah gaya belajar David Kolb. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat kesesuaian antara gaya belajar David Kolb terhadap pemahaman konsep matematika Lower Order Thinking (LOT) dan Higher Order Thinking (HOT).
Penelitian ini dilakukan di SMAN 45 Jakarta, tahun ajaran 2014/2015, pada bulan Februari-Mei 2015. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis kuantitatif non-parametrik. Teknik pengambilan sampel adalah menggunakan purposive sampling dan random sampling untuk menentukan dua kelas yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Kolb’s Learning Style Inventory (KLSI) dan tes pemahaman konsep matematika Lower Order Thinking dan Higher Order Thinking (HOT) berupa 10 soal berbentuk uraian.
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematika kecenderungan sains 75,0351 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kecenderungan sosial 68,9068. Hasil pengujian kenormalan dengan menggunakanLiliefors menunjukkan untuk kelompok sains L0 = 0,1103 lebih kecil dibandingkan Ltabel = 0,1847 sedangkan untuk kelompok sosial nilai L0 = 0,1419 lebih kecil dibandingkan Ltabel = 0,1477, kesimpulannya adalah tolak H0 berarti data tersebut berdistribusi normal. Sedangkan gaya belajar David Kolb dengan pemahaman konsep matematika LOT dan HOT menggunakan analisis Khi-Kuadrat. Hasilnya adalah dijelaskan bahwa terdapat kesesuaian antara gaya belajar David Kolb terhadap pemahaman konsep matematika LOT dan HOT dikarenakan semua gaya belajar mendapatkan khi-kuadrat hitung lebih besar dari khi-kuadrat tabel, yang mengakibatkan menolak H0 dan menerima H1. Sehingga gaya belajar David Kolb yang dimiliki oleh siswa dapat disesuaikan dengan pemahaman konsep matematika yang dimiliki oleh siswa
Kata kunci : Gaya Belajar David Kolb, Pemahaman Konsep Matematika, Lower Order Thinking (LOT), Higher Order Thinking (HOT).
Bibliografi : lembar 58-61
SS00006949 | SK 6949 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.03.2015.004) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain