Text
Hubungan sikap terhadap bahasa Indonesia dan berpikir logis dengan kemampuan menulis laporan observasi siswa kelas VIII SMPN 1 Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat
RINGKASAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak hanya sebagai makhluk individu, melainkan sebagai
makhluk sosial juga yang membutuhkan manusia lainnya dalam
kehidupannya. Dengan adanya faktor saling membutuhkan tersebut,
manusia sering berinteraksi. Untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang
lainnya membutuhkan suatu alat komunikasi yakni bahasa.
Untuk menulis laporan observasi, siswa harus memiliki sikap terhadap
bahasa Indonesia yang positif, diantaranya kesetiaan bahasa, kebanggaan
bahasa, dan kesadaran adanya norma bahasa Indonesia. Sikap terhadap
bahasa Indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu sikap positif dan sikap
negatif. Apabila siswa mempunyai sikap positif terhadap bahasa tentunya
siswa dapat berpikir logis dalam menulis laporan observasi, sehingga
menghasilkan pembelajaran yang sempurna. Sebaliknya jika siswa bersikap
negatif maka siswa tidak dapat berpikir logis dalam tidak dapat menulis
laporan observasi sehingga menghasilkan pembelajaran yang tidak
sempurna. Dengan demikian sikap terhadap bahasa Indonesia perlu
diperhatikan dalam belajar bahasa Indonesia, khususnya mata pelajaran
bahasa Indonesia. Membina sikap terhadap bahasa Indonesia yang positif
merupakan tugas semua pemangku kepentingan yang ada di sekolah.
iii
Dengan bersikap positif dalam bahasa Indonesia diharapkan siswa akan
bersungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia.
B. Metodologi
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan
Metode survai (studi korelasional) yang menggambarkan tentang variabelvariabel
yang diteliti, sekaligus menyelidiki hubungan antar variabel.
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara variabel kemampuan
menulis laporan observasi sebagai variabel terikat (Y) yang dimiliki siswa
dengan variabel bebas sikap terhadap bahasa Indonesia sebagai (X1) dan
berpikir logis sebagai (X2) yang diteliti.
Pemilihan sampel ini ditentukan berdasarkan pertimbangan jarak
lokasi penelitian dengan domisili peneliti. Sampel yang menjadi sasaran
peneltian ini adalah SMP Negeri 1 Buahdua di kelas VIII yang berjumlah 42
orang.
Kemampuan menulis laporan observasi dapat diukur terdiri dari empat
dimensi yaitu kelengkapan laporan, objektivitas laporan, keruntutan laporan,
dan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Instrumen penilaian
kemampuan menulis laporan observasi dalam bentuk soal tes menulis.
Penilaian sikap terhadap bahasa Indonesia siswa berupa sikap atau nilai
siswa dengan menggunakan skala likert yaitu sangat setuju, setuju, kurang
setuju, dan tidak setuju, dan sangat tidak setuju dengan 35 butir soal.
Pengukuran berpikir logis siswa yaitu menggunakan tes dalam bentuk
objektif dengan 35 butir soal.
iv
C. Hasil Penelitian
Hipotesis pertama menunjukan terdapat hubungan yang positif antara
sikap terhadap bahasa Indonesia dengan kemampuan menulis laporan
observasi pada siswa kelas VIII SMPN 1 Buahdua Kecamatan Buahdua
Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat, dengan nilai koefisien korelasi
0,797 dengan kontribusi 63,5% yang dijelaskan melalui persamaan regresi
Ŷ= 50,046+ 0,3714X1. Hal tersebut memberikan makna bahwa semakin
tinggi sikap terhadap bahasa Indonesia maka semakin tinggi pula
kemampuan menulis laporan observasi.
Hipotesis kedua menunjukan terdapat hubungan yang positif antara
berpikir logis dengan kemampuan menulis laporan observasi pada siswa
kelas VIII SMPN 1 Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang
Provinsi Jawa Barat, dengan nilai koefisien korelasi 0,707 dengan kontribusi
49% yang dijelaskan melalui persamaan regresi Ŷ= 66,105+ 0,2046X2. Hal
tersebut memberikan makna bahwa semakin tinggi berpikir logis maka
semakin tinggi pula kemampuan menulis laporan observasi.
Hipotesis ketiga menunjukan terdapat hubungan yang positif antara
sikap terhadap bahasa Indonesia dan berpikir logis secara bersama-sama
dengan kemampuan menulis laporan observasi pada siswa kelas VIII SMPN
1 Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat,
dengan nilai koefisien korelasi 0,82 dengan kontribusi 68% yang dijelaskan
melalui persamaan regresi Ŷ= -46+ 0,73X1+ 0,27X2. Hal tersebut
v
memberikan makna bahwa semakin tinggi sikap terhadap bahasa Indonesia
dan berpikir logis maka semakin tinggi pula kemampuan menulis laporan
observasi. Hasil temuan ini menunjukan bahwa sikap terhadap bahasa
Indonesia dan berpikir logis merupakan faktor-faktor yang mempunyai
hubungan dengan kemampuan menulis laporan observasi.
D. Implikasi
Pertama, model konseptual teoritik terlihat dengan adanya hubungan
antara sikap terhadap bahasa Indonesia dan berpikir logis dengan
kemampuan menulis laporan observasi. Berikut rincian implikasinya:
1. Upaya meningkatkan kemampuan menulis laporan observasi melalui
peningkatan sikap terhadap bahasa Indonesia.
Pertama, Guru harus mampu menumbuhkan rasa senang siswa
terhadap bahasa Indonesia. Kedua, Diperlukan pembiasaan menggunakan
bahasa Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku pada waktu-waktu tertentu.
Ketiga, selain rasa senang dan pembiasaan juga diperlukan penggunaan
media yang interaktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehingga sikap
terhadap bahasa Indonesia akan meningkat.
2. Upaya meningkatkan kemampuan menulis laporan observasi melalui
peningkatan berpikir logis.
Pertama, Guru harus melatih siswa dalam berpikir logis dengan
memberikan stimulus, meminta siswa untuk menentukan pilihan jawaban dari
vi
permasalahan sederhana. Kedua, Guru dapat meminta siswa untuk
mendeskripsikan sebuah benda atau peristiwa secara sederhana sehingga
siswa dapat menuangkan gagasan ke dalam sebuah tulisan. Ketiga,
meningkatkan berpikir logis menggunakan peta konsep.
Bibliografi : lembar 101-104
TM00000981 | TM 981 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2015.002) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain