Text
Pengaruh strategi pembelajaran dan kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar kognitif tingkat tinggi pelajaran IPA siswa SMP
RINGKASAN
PENDAHULUAN
Siswa dalam memecahkan permasalahan yang terjadi memerlukan kemampuan menganalisa masalah dan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hasil PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2012, Indonesia peringkat ke 64 dari 65 negara. PISA menguji high order thinking (bepikir tingkat tinggi) dan mencakup kemampuan analisis, sintesis, evaluasi dan kreativitas. Dalam penelitian Budiati (2014: 1199) menyimpulkan bahwa soal UN IPA SMP tahun 2014 masih kurang proporsional penyebaran soalnya. Komposisi soalnya belum variatif dan belum merata jika ditinjau dari dimensi pengetahuan yang harus dicakup sebagai hasil belajar kognitif.
Bloom dan Gagne memungkinkan siswa belajar mulai dari tingkat yang lebih rendah dan mencapai tingkat berpikir yang lebih tinggi. Hasil belajar ranah kognitif Bloom direvisi oleh Anderson (2001: 268), kognitif dikategorikan menjadi 6 kategori yaitu remember, understand, apply, analyze, evaluate, dan create.
Hasil belajar kognitif tingkat tinggi siswa akan lebih optimal apabila pembelajaran yang digunakan bervariasi. Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Reigeluth (2009: 36) mengungkapkan bahwa project based learning is instruction organized around making a product, task, or sevice. Sedangkan menurut Gredler (2013: 201), pembelajaran penemuan terbimbing merupakan pembelajaran yang membangun konsep di bawah pengawasan guru terbatas pada siswa dapat menyatakan aturan/konsep itu.
Kecerdasan siswa juga perlu diperhatikan khususnya kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan seseorang memahami keberadaan dirinya dan berani bertanggung jawab terhadap
iv
kehidupan pribadinya sehingga mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan intrapersonal sesorang akan mempengaruhi hasil belajar kognitif tingkat tinggi siswa.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen treatment by level. Teknik pengumpulan data untuk variabel terikat menggunakan instrumen hasil belajar kognitif tingkat tinggi IPA yang telah diuji validitas (menggunakan korelasi biserial) dan reliabilitasnya (menggunakan rumus KR-20). Setelah instrumen diujicoba, terdapat 5 soal yang tidak valid dari 29 soal dan reliabilitas sebesar 0,822.
Variabel atribut menggunakan instrumen kecerdasan intrapersonal siswa disusun dalam bentuk kuisioner. Validitas kuisioner kecerdasan intrapersonal menggunakan rumus Pearson Product Moment dan reliabilitas skor tes menggunakan rumus Alpha Cronbach. Setelah kuisioner diujicoba, terdapat 5 soal yang tidak valid dari 24 soal dan reliabilitas sebesar 0,713. Analisis hipotesis diuji dengan ANAVA two way.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil perhitungan uji ANAVA dua jalan, maka hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa keempat hipotesis penelitian signifikan yaitu Fhitung > Ftabel. Di samping itu, hasil perhitungan bagi kelompok siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal tinggi dilakukan uji Tukey diperoleh harga Qhitung sebesar 8,27 > Qtabel sebesar 4,41 dan bagi kecerdasan intrapersonal rendah pada hipotesis keempat diperoleh harga Qhitung sebesar 2,34 < harga Qtabel sebesar 4,41.
Hipotesis pertama, siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis proyek dituntut untuk melakukan riset sederhana sesuai proyek yang
v
dikerjakannya. Pembelajaran berbasis proyek, membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks. Siswa terlatih dalam kemampuan berpikir yang lebih tinggi. Hipotesis kedua bahwa terdapat interaksi antara strategi belajar dan kecerdasan intrapersonal siswa.
Hipotesis ketiga, siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal tinggi lebih optimal pencapaian hasil belajar kognitif tingkat tinggi apabila menggunakan strategi pembelajaran berbasis proyek. Hal ini karena siswa diberikan kebebasan merancang penyelesaian proyek yang dikerjakannya. Hipotesis keempat, siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal rendah kurang mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik dan kurang mampu memahami dirinya sendiri. Peran guru dalam pembelajaran penemuan terbimbing mengarahkan siswa mengikuti tanya jawab yang telah diatur secara sistematis untuk menemukan suatu konsep. Dengan begitu, siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal rendah dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal rendah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap proyek yang dikerjakan. Keinginan berhasil dalam menyelesaikan proyek mempengaruhi tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh. Dengan demikian, siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal rendah dapat menggunakan pembelajaran penemuan terbimbing dan pembelajaran berbasis proyek.
Kesimpulan penelitian yaitu keempat hipotesis penelitian menunjukkan nilai yang signifikan terhadap hasil belajar kognitif tingkat tinggi. Hasil penelitian ini memberikan implikasi langsung terhadap pencapaian hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP dan dapat sebagai bahan pertimbangan dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik siswa.
vi
Bibliografi : lembar 112-116
TM00001031 | TM 1031 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2015.001) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain