Text
Pengaruh penggunaan bahan ajar berprogram dan gaya kognitif terhadap hasil belajar siswa SMP pada mata pelajaran IPA
RINGKASAN
Dalam rangka meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, perbaikan dan penyempurnaan sistem pembelajaran merupakan upaya yang paling langsung dan paling realistis. Upaya meningkatkan kualitas dan hasil belajar senantiasa dicari, diteliti dan diupayakan melalui berbagai komponen pendidikan diantaranya dengan pengembangan bahan ajar oleh guru mata pelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:7) menyatakan bahwa dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran.
Dalam proses belajar dikelas, banyak pendidik yang masih menggunakan bahan ajar konvensional, yaitu bahan ajar yang tinggal pakai, tinggal beli, instan, serta tanpa upaya merencanakan, menyiapkan, dan menyusun sendiri.
Salah satu inovasi dalam penggunaan bahan ajar adalah bahan ajar berprogram. Terdapar 2 jenis bahan ajar berprogram yaitu linear program yang dikembangkan oleh Skinner yang dikutip oleh Wijaya (1992:53), siswa menyelesaikan isi bahan ajar yang terdiri atas beberapa bingkai kecil yang telah diurutkan, pasti dan tidak berubah-ubah, seolah-olah siswa disalurkan melalui jalan yang lurus menuju ke tujuan tanpa berbelok-belok dan branching program dikembang oleh Crowder yang dikutip oleh Ellington (1987:6), siswa yang pandai dapat belajar lebih cepat dan siswa yang kesulitan belajar akan lebih memahami materi pelajaran dengan pengulangan yang telah disajikan pada cabang yang ada.
Klausmer (1975:135) menyatakan gaya kognitif adalah cara individu untuk bereaksi terhadap rangsangan dari lingkungan dan dianggap sebagai bagian dari gaya belajar. Gaya kognitif dibedakan menjadi dua yaitu : (a)gaya
iv
impulsif dan gaya reflektif, (b)field independent dan field dependent.
Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA-Biologi berbentuk tes obyektif. Hasil pengujian validitas disimpulkan bahwa dari 50 soal yang diujicobakan terdapat 26 soal valid dan 24 soal yang tidak valid. Hasil perhitungan reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas instrument tes hasil belajar pada mata pelajaran IPA adalah 0,89.
Tes yang digunakan untuk mengukur gaya kognitif siswa adalah GEFT yang dikembangkan oleh Oltman dan Witkin. Tes ini merupakan tes baku, maka tidak dilakukan uji validitas. Hasil perhitungan reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas tes GEFT adalah 0,8.
Teknik analisis data terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yakni uji normalitas dengan uji Liliefors dan uji homogenitas data dengan uji Bartlett. Uji Anava 2 jalan digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis hipotesis.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut :
Hipotesis pertama
Dari hasil perhitungan ANAVA dua jalan diperoleh Fhitung = 2,35 < Ftabel = 4,03 maka hipotesis statistik H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan bahan ajar berprogram tipe bercabang dengan yang diajar menggunakan bahan ajar berprogram tipe linier.
Hipotesis kedua
Dari hasil perhitungan ANAVA dua jalan diperoleh Fhitung = 7,16 ˃ Ftabel= 4,03 maka hipotesis statistik H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang mempunyai gaya kognitif field independent lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent.
Hipotesis ketiga
Hasil pengujian ANAVA dua jalan diperoleh Fhitung = 7,03 ˃ Ftabel = 4,03 maka hipotesis statistik H1 diterima. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh
v
interaksi antara bahan ajar berprogram dan gaya kognitif terhadap hasil belajar siswa SMP pada mata pelajaran IPA.
Hipotesis keempat
Hasil perhitungan dengan uji Scheffe diperoleh Fhitung = 8,67 ˃ Ftabel = 2,79 maka H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field independent yang belajar menggunakan bahan ajar berprogram tipe bercabang lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field independent yang belajar dengan menggunakan bahan ajar berprogram tipe linier.
Hipotesis kelima
Hasil perhitungan uji Scheffe diperoleh Fhitung = 0,747 < Ftabel = 2,79 maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent yang belajar menggunakan bahan ajar berprogram tipe bercabang tidak lebih rendah dari hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent yang belajar dengan menggunakan bahan ajar berprogram tipe linier.
Hipotesis keenam
Hasil perhitungan uji Scheffe diperoleh Fhitung = 14,02 ˃ Ftabel = 2,79 maka H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang belajar menggunakan bahan ajar berprogram tipe bercabang yang memiliki gaya kognitif field independent lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent.
Hipotesis ketujuh
Hasil perhitungan uji Scheffe diperoleh Fhitung = 0,242 < Ftabel = 2,79 maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang belajar menggunakan bahan ajar berprogram tipe linier yang memiliki gaya kognitif field independent tidak lebih rendah dari gaya kognitif field dependent.
vi Bibliografi : lembar 112-113
TM00001032 | TM 1032 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2015.004) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain