Text
Peningkatan keterampilan motorik kasar melalui permainan tradisional terompah batok kelapa : penelitian tindakan di Kelompok B TK-SDN Satu Atap Sumbersari I Malang Jawa Timur tahun 2015
RINGKASAN
A. Pendahuluan
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling
mendasar menempati kedudukan sebagai golden age dan sangat
strategis dalam pengembangan sumber daya manusia.1 Pendidikan anak
usia dini sangat menentukan perkembangan dan arah masa depan
seseorang anak sebab pendidikan yang dimulai dari usia dini akan
membekas dengan baik jika pada masa perkembangannya dilalui dengan
suasana yang baik, harmonis, serasi dan menyenangkan.
Pada penyelenggaraan pendidikan anak usia dini diperlukannya
pemahaman dini terhadap konsep dan pelaksanaan pembelajaran akan
lebih sesuai dengan karakteristik dan perkembangan anak. Upaya
pengembangan dan stimulasi pada anak yaitu dengan belajar seraya
bermain. Pendidikan jalur formal yang berbentuk Taman Kanak-kanak
meupakan upaya pengembangan pendidikan bagi anak yang dapat
membantu mengembangkan potensi anak baik psikis maupun fisik yang
meliputi nilai moral dan agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif,
bahasa, fisik motorik. Taman Kanak-kanak adalah lembaga yang
membuat anak senang, nyaman, aman karena lembaga ini lebih
mengutamakan peran bermain dan permainan dalam setiap
pembelajarannya.
Usia dini seorang anak sering kali dikatakan sebagai usia emas
(golden age). Pada masa ini seorang anak memiliki potensi yang sangat
besar untuk mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan yang ada
pada dirinya, seperti perkembangan fisik dan motorik. Perkembangan
motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan
1 Martini Yamin & Jamilah Sabri Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2010), h. 1.
iii
yang dapat dilakukan anak. Ketarampilan motorik diperlukan untuk
mengendalikan tubuh. Keterampilan motorik kasar anak akan dapat
terlihat secara lebih jelas melalui berbagai gerakan yang dapat mereka
lakukan. Moeslichatoen mengungkapkan bahwa anak membutuhkan dan
menuntut untuk bergerak yang melibatkan koordinasi otot kasar misalnya;
merayap, merangkak, berjalan, berlari, meloncat, melompat, menendang,
melempar dan lain-lain..2 Keterampilan motorik kasar anak terbentuk saat
anak mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan hampir seperti orang
dewasa, karena keterampilan motorik kasar merupakan keterampilan
yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang
secara optimal, maka dibutuhkan lingkungan yang kondusif pada saat
memberikan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak.
Dengan memahami perbedaan individu yang ada pada diri anak, maka
salah satu potensi yang perlu distimulasi adalah keterampilan motorik
kasar. Hurlock berpendapat bahwa anak usia kanak-kanak adalah masa
ideal untuk mempelajari keterampilan motorik kasar, ada tiga alasan
mengapa anak usia tersebut dikatakan ideal untuk mempelajari
keterampilan motorik; (1) anak sedang mengulang-ulang dan karenanya
dengan senang hati mengulang aktivitas sampai terampil; (2) Anak
bersifat pemberani sehingga tidak ada rasa takut jika terjatuh; (3) anak
mudah dan cepat belajar karena tubuh mereka sangat lentur dan
keterampilan yang dimiliki baru sedikit sehingga keterampilan yang baru
dikuasai tidak mengganggu keterampilan yang sudah ada.3 Keadaan
motorik seorang anak perlu ditingkatkan, untuk mengembangkannya
dapat menerapkan berbagai kegiatan yang merupakan bagian dari
2 Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Tamank Kanak-kanak (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004), h. 10.
3 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang renatng
kehidupan edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 1980), h. 111.
iv
strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditentukan, sekaligus merupakan
cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Bermain adalah sebagai suatu aktivitas yang membantu anak
mencapai perkembangan yang utuh, baik secara fisik, intelektual, sosial,
moral dan emosional.4 Melalui bermain anak dapat belajar, karena
bermain merupakan kegiatan menyenangkan, tanpa paksaan, dapat
mengeksplorasi hal baru, berimajinasi secara spontan, dapat berinteraksi
secara langsung dengan objek, serta dapat melakukan sesuatu dengan
pemikiran anak. Aktivitas bermain memiliki pengaruh penting terhadap
aspek perkembangan fisik, bermain penting bagi anak untuk
mengembangkan otot dan melatih seluruh bagian tubuhnya. Melalui
bermain anak dapat berjalan, berlari, melompat dengan seimbang dan
lincah. Peran serta orang tua dan pendidik sangat berpengaruh dalam
kegiatan bermain anak, hal tersebut dapat dilakukan dengan
menciptakan lingkungan bermain yang menyenangkan, aman serta
memiliki manfaat bagi anak. Kegiatan permainan tradisional merupakan
salah satu kegiatan belajar sambil bermain yang dapat meningkatkan
keterampilan motorik kasar anak. Melalui permainan tradisional anak
mampu menggerakkan tubuh melakukan gerak lokomotor dan
nonlokomor, serta dapat membantu mengembangkan kemandirian, rasa
percaya diri, dan kemampuan sosial anak dalam kerjasama dengan
teman yang lain. Permaianan tradisional sangat penting diperkenalkan
pada anak sejak usia dini karena dapat mengetahui permainan tempo
dulu. Selain itu kegiatan permainan tradisional sangat murah dan
sederhana, alat dan media yang digunakan juga sederhana dan bisa
diperoleh dari lingkungan sekitar, serta juga dapat dilakukan tanpa
menggunakan alat, sehingga setiap anak dapat memainkannya.
4 Andang Ismail, Education Games Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatf
(Yogyakarta: Pilar Media, 2006), h. 16.
v
Berkaitan dengan hal tersebut, di sisi lain Indonesia negeri yang
kaya dengan permainan tradisional, berbagai macam permainan
tradisional diantaranya adalah perminan tradisional terompah batok
kelapa. Mengajarkan permainan tradisional pada anak dapat
menstimulasi keterampilan motorik kasar dan mengenalkan warisan
budaya bangsa. Permainan tradisional terompah batok kelapa adalah
sebuah permainan tradisional yang terbuat dari batok kelapa, yang
dimana cara bermainnya tali dipegang (diangkat) bersamaan
menggangkat kaki. Selain itu permainan tradisional terompah batok dapat
menstimulasi gerakan-gerakan motorik kasar anak seperti gerak
lokomotor dan gerak nonlokomotor. Gerakan yang ada pada permainan
tradisional terompah batok kelapa merupakan gerakan-gerakan dasar.
Gerakan lokomotor kegiatannya seperti bejalan, berlari dan melompat
sedangkan pada gerakan nonlokomotor kegiatannya seperti berdiri dan
memegang tali.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan (Action Research). Penelitian tindakan atau yang
lebih dikenal dengan action research, pada prinsipnya dimaksudkan untuk
mengembangkan keterampilan atau untuk memecahkan suatu
permasalahan di kelas.5 Pada penelitian ini peneliti dan guru melakukan
sesuatu yang arah dan tujuannya untuk memecahkan permasalahan
peserta didik sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Pada
penelitian tindakan terdapat dua aktivitas yang dilakukan secara simultan,
yaitu aktivitas tindakan (action) dan aktivitas penelitian (research).6 Kedua
5 Myrnawati Crie Handini, Op.cit., h. 20.
6 Tatang Suhendar, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,
2009), h. 3.
vi
aktivitas tersebut dapat dilakukan orang yang sama atau orang yang
berbeda yang bekerja sama secara kolaboratif. Mengacu pada pendapat
tersebut, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian tindakan
kolaboratif, sehingga pelaksanaannya mengupayakan adanya kerjasama
yang baik antara guru sebagai pelaksana aktivitas tindakan dan peneliti
sebagai aktivitas penelitian.
Desain penelitian tindakan pada penelitian ini menggunakan
model Kemmis dan McTaggart dimana setiap siklusnya mengikuti
langkah-langkah sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian.
Tahap-tahap penelitian dalam model Kemmis dan McTaggart meliputi; (1)
perencanaan (planning); (2) tindakan (action); (3) pengamatan
(observation); dan (4) refleksi (reflection). Hasil refleksi pada siklus
pertama menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan tindakan belum
memberikan hasil yang sebagaimana diharapkan perlu dilanjutkan
dengan perencanaan ulang (replanning), tindakan, observasi dan refleksi
untuk siklus berikutnya.7.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan
dengan menggunakan catatan lapangan, untuk mencatat berbagai
kegiatan yang terdiri dari catatan tertulis tentang apa yang dilihat,
didengar, dialami oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Wawancara
dilakukan dengan kepala sekolah, guru kelas kelompok B, dan anak-anak
kelompok B untuk memperoleh informasi secara mendalam. Dokumentasi
berupa photo dan video saat kegiatan pelaksanaan metode eksperimen.
Kisi-kisi instrumen dikembangkan melalui definisi konseptual dan
operasional yang menjelaskan bahwa keterampilan motorik kasar adalah
skor yang menggambarkan keterampilan motorik kasar anak yang dapat
7 Sa’dun Akbar, Penelitian Tindakan Kelas (Filosofi, Metodologi, & Implementasi)
(Yogyakarta: Cipta Medika Aksara, 2010), h. 28.
vii
diukur melalui rating scale. Dimensi keterampilan motorik kasar anak yang
diukur melalui tes ini yaitu mencakup: berjalan berdiri, mmegang tali,
mengayunkan tanga, menarik tali. Untuk mengukur tinggi rendahnya
kemampuan berpikir kritis anak, dinilai berdasarkan skor checklist pada
lembar penilaian.
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan dua jenis
data, sesuai dengan tuntutan penelitian tindakan yaitu kualitatif,
kuantitatif. Analisis data data kuantitatif menggunakan statistik deskriptif
untuk menggambarkan skor responden dalam bentuk tabel dan grafik.
Analisis data kualitatif berisi informasi yang berbentuk kalimat yang
menggambarkan anak selama kegiatan pembelajaran tentang
karakteristik aktifitas dan keterampilan yang ditunjukan anak selama
kegiatan pembelajaran melalui proses reduksi data, display data dan
verifikasi data yang dilakukan selama proses kegiatan.
C. Hasil Penelitian
Hasil analisis data kuatitatif yang diperoleh pada penelitian ini
yaitu peningkatan keterampilan motorik kasar melalui permainan
tradisional terompah batok kelapa pada anak kelompok B TK-SDN Satu
Atap Sumbersari I Malang dari pra-siklus dengan rata-rata kelas sebesar
46,79%, mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 16,92% dengan
rata-rata kelas mencapai 63,72%. Selanjutnya, dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan mencapai 23,85% dengan rata-rata kelas hasil
peningkatan motorik kasar anak mencapai 87,56%.
Aspek pertama yaitu berjalan, pada aspek ini penilaian dilakukan
pada anak mencakup pandangan, sikap badan, koordinasi tangan dan
kaki pada permainan tradisional terompah batok kelapa. Masing-masing
anak mencapai peningkatan pada aspek ini. Rata-rata pencapaian pada
aspek berjalan yang didapat dari tiapa pelaksanaan tindakan yaitu, rataviii
rata persentase skor semua anak pada pra-siklus untuk aspek ini adalah
39,10% kemudian pada siklus I meningkat menjadi 61,38% dan pada
siklus II meningkat menjadi 84,13%, sehingga jumlah peningkatan dari
pra-siklus sampai dengan siklus II untuk aspek ini rata-rata sebesar
45,03%.
Peningkatan pada aspek yang kedua yaitu aspek berdiri dari prasiklus
sampai dengan siklus dua di dapat berdasarkan penilaian yang
mencakup sikap, padangan serta posisi badan dalam permainan
tradisional terompah batok kelapa. Masing-masing anak mencapai
peningkatan pada aspek ini. Rata-rata pencapaian pada aspek berjalan
yang didapat dari tiap pelaksanaan tindakan yaitu, rata-rata persentase
skor semua anak pada pra-siklus untuk aspek ini adalah 53,85%
kemudian pada siklus I meningkat menjadi 71,63% dan pada siklus II
meningkat menjadi 95,99%, sehingga jumlah peningkatan dari pra-siklus
sampai dengan siklus II untuk aspek ini rata-rata sebesar 42,14%.
Aspek ketiga yaitu memegang tali yang menekankan pada
kemampuan anak dalam koordinasi jari tangan dan sikap badan pada
permainan tradisional terompah batok kelapa. Masing-masing anak
mencapai peningkatan pada aspek ini. Rata-rata pencapaian pada aspek
memegang tali yang didapat dari tiap pelaksanaan tindakan yaitu, ratarata
persentase skor semua anak pada pra-siklus untuk aspek ini adalah
51,92% kemudian pada siklus I meningkat menjadi 63,46% dan pada
siklus II meningkat menjadi 86,14%, sehingga jumlah peningkatan dari
pra-siklus sampai dengan siklus II untuk aspek ini rata-rata sebesar
34,22%.
Pada aspek keempat yaitu aspek mengayunkan tangan yang
menekankan pada koordinasi tangan dan kaki, kelenturan gerakan otot
tangan dan sikap badan pada permainan tradisional terompah batok
kelapa. Masing-masing anak mencapai peningkatan pada aspek ini. Rataix
rata pencapaian pada aspek mengayunkan tangan yang di dapat dari tiap
pelaksanaan tindakan yaitu, rata-rata persentase skor semua anak pada
pra-siklus untuk aspek ini adalah 42,31% kemudian pada siklus I
meningkat menjadi 59,70% dan pada siklus II meningkat menjadi 85,42%,
sehingga jumlah peningkatan dari pra-siklus sampai dengan siklus II
untuk aspek ini rata-rata sebesar 43,11 %.
Aspek yang kelima yaitu aspek menarik tali. yang menekankan
pada sikap badan, kekuatan otot tangan dan koordinasi tangan dan kaki
pada permainan tradisional terompah batok kelapa. Masing-masing anak
mencapai peningkatan pada aspek ini. Rata-rata pencapaian pada aspek
menarik tali yang di dapat dari tiap pelaksanaan tindakan yaitu, rata-rata
persentase skor semua anak pada pra-siklus untuk aspek ini adalah
46,79% kemudian pada siklus I meningkat menjadi 62,42% dan pada
siklus II meningkat menjadi 86,14%, sehingga jumlah peningkatan dari
pra-siklus sampai dengan siklus II untuk aspek ini rata-rata sebesar
39,35%.
Hasil analisis data kualitatif menunjukkan anak sudah mampu
melakukan permainan tradisional terompah batok kelapa dengan baik.
Kegiatan permainan tradisional terompah batok kelapa membuat anak
menjadi terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran motorik kasar. Hal ini
terlihat dari anak sudah mampu melakukan kegiatan permainan
tradisional terompah batok kelapa. Anak dapat melakukan kegiattan mulai
dari berdiri dengan posisi siap, memegang tali sesuai dengan aturan yang
ditentukan, mengayunkan tangan dengan baik dan menarik tali dengan
kekuatan otot tangan dengan baikpermainan tradisional terompah batok
kelapa yang dilakukan di kelompok B TK-SDN Satu Atap Sumbersari I
Malang mengambil tema rekreasi dan alat komunikasi.
Bibliografi : lembar 235-239
TM00001179 | TM 1179 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2015.003) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain