Text
Pengaruh pola asuh orang tua dan tipe kepribadian siswa terhadap kemampuan metakognisi siswa SMP di Kota Pangkalpinang : ex post facto pada SMPN di Kota Pangkalpinang
RINGKASAN
A. PENDAHULUAN
Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Berarti kegiatan belajar di sekolah tidak hanya sebatas pemberian informasi berupa materi pelajaran tetapi guru harus mampu mengajak siswa untuk berpikir tentang bagaimana mempergunakan semua materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Kemampuan berpikir individu berjalan seiring dengan perkembangan kognitif. Kemampuan menggunakan atau memadupadankan semua informasi sehingga terbentuklah sebuah strategi yang bisa menjadi solusi dalam mengatasi berbagai bentuk permasalahan merupakan penjelasan sederhana tentang kemampuan metakognisi.
Siswa tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pola asuh bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan tipe kepribadian anak selain faktor budaya, ekonomi, pendidikan dan faktor lainnya. Kepribadian memang tidak menjadi faktor dominan dalam penentu prestasi belajar tetapi ada faktor dominan penentu prestasi belajar yang dipengaruhi oleh kepribadian. Masalah penelitian ini dibatasi pada tiga hal yaitu kemampuan metakognisi, pola asuh dan tipe kepribadian. kemampuan metakognisi yang akan dibahas meliputi pengetahuan kognisi dan pengalaman kognisi.
Metakognisi merupakan sebuah konstruks psikologi yang komplek. Metakognisi merupakan kemampuan berpikir dimana yang menjadi objek berpikirnya adalah proses berpikir yang sedang terjadi pada diri sendiri (Livingstone, 1997: 1). Pada awal perkembangan individu, keluarga merupakan tempat tumbuh dan berkembang serta memberi wawasan baru untuk tiap pengalaman pertama bagi anak sampai berikutnya anak menemukan pengalaman-pengalaman lainnya yang bisa menempatkan
iv
dirinya ke dalam kehidupan dimana pun dia berada. Pola pendekatan dan interaksi orang tua dengan anak dalam keluarga dikenal dengan istilah pola asuh. Kepribadian berasal dari kata Latin persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para aktor dalam sebuah pertunjukan (Schultz dan Schultz, 2009: 8). Jung berpendapat bahwa pada tahap sadar dan tidar sadar ada aspek kepribadian yaitu sikap yang terdiri dari ekstravers dan intravers (Feist dan Feist, 2009: 137). Menurut Jung, ekstravers adalah sebuah sikap yang menjelaskan aliran psikis kearah luar sehingga orang yang bersangkutan akan memiliki orientasi objektif dan menjauh dari subyektif sedangkan intravers adalah aliran energy psikis ke arah yang memiliki orientasi subyektif yang miliki pemahaman yang baik tentang dunia dalam dirinya sehingga akan menerima dunia luar dengan sangat selektif dan dengan pandangan subyektif.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang mencari sebab akibat tanpa melakukan suatu tindakan (action) atau pengaturan tertentu terhadap variabel. Desain penelitian yang menggambarkan pengaruh dari dua variabel yaitu pola asuh (A) dan tipe kepribadian (B) terhadap kemampuan metakognisi siswa SMP Negeri di wilayah Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah faktorial group design 2x2 seperti yang disajikan dalam table sebagai berikut:
Pola Asuh
Tipe Kepribadian
Otoriter
(A1)
Permisif
(A2)
Ekstravers (B1)
A1 B1
A2B1
Intravers (B2)
A1 B2
A2 B2
v
Populasi penelitian yaitu seluruh siswa di sekolah menengah pertama wilayah Kota Pangkalpinang.. Pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan multistage random sampling. Data yang yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data pola asuh, data tipe kepribadian dan data kemampuan metakognisi.
Teknik analisis data meliputi analisis deskriptif, uji prasyarat analisis dan analisis inferensial. Sebelum dilakukan analisis inferensial untuk pengujian hipotesis penelitian terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi: uji normalitas dan uji homogenitas. Selanjutnya dilakukan analisis infrensial untuk menguji hipotesis melalui analisis varian (anova) dengan dua faktor. Anava yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menguji hipotesis interaction effect, hipotesis main effect, dan hipotesis simple effect. Uji normalitas menggunankan Uji Lillifors dan uji homogenitas menggunakan Uji Bartlett.
C. HASIL PENELITIAN
Pada bagian ini akan diuraikan deskripsi data yang berhubungan dengan variabel-variabel yang diteliti yaitu: variabel terikat kemampuan metakognisi siswa, variabel bebas yang terdiri dari pola asuh dan tipe kepribadian siswa. Deskripsi data penelitian ketiga variabel tersebut akan dinyatakan bentuk ukuran pemusatan data, antara lain: (1) rata-rata (mean), (2) nilai tengah (median) (3) frekuensi terbanyak yang muncul (modus), dan (4) simpangan baku (standar deviasi). Sebaran data yang akan dideskripsikan dalam tabel meliputi rentang skor (range) dan frekuensi, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Sebaran Data Kelompok Data A1 A2 B1 B2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Mean
99.19
101.50
102.36
98.33
101.28
97.11
103.45
99.58
Stand.Dev
8.10
7.05
7.33
7.48
7.71
7.99
6.82
6.84
vi
Sebaran Data Kelompok Data A1 A2 B1 B2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Median
99.5
101
102
99
102
97
103
100
Modus
100
107
102
100
102
100
107
100
Rentang
41
41
39
37
36
37
30
34
Min
75
78
80
75
80
75
89
78
Max
116
119
119
112
116
112
119
112
Hasil penghitungan uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors menunjukkan bahwa kedelapan kelompok data berdistribusi normal. Secara ringkas disajikan dalam tabel sebagai berikut: Kelompok Jumlah Sampel Lhitung Ltabel Kesimpulan
A1
130
0.0115
0.0777
Normal
A2
130
0.0547
0.0777
Normal
B1
130
0.0236
0.0777
Normal
B2
130
0.0331
0.0777
Normal
A1B1
65
0.0395
0.1099
Normal
A1B2
65
0.0199
0.1099
Normal
A2B1
65
0.0295
0.1099
Normal
A2B2
65
0.0694
0.1099
Normal
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas adalah (1) pola asuh orang tua dan (2) tipe kepribadian. Sedangkan variabel terikat adalah kemampuan metakognisi. Hipotesis dalam penelitian ini secara inferensial diuji dengan menggunakan Analisis Varians (ANAVA) dua jalan. Ringkasan hasil perhitungan analisis Uji ANAVA dapat dilihat pada tabel berikut:
Sumber Variansi
db
Jumlah Kuadrat
Rata-rata Jumlah Kuadrat
Fhitung
Ftabel
Faktor A
1
346,15
346,15
6,42
3,85
Faktor B
1
1056,06
1056,06
19,57
3,85
Interaksi A*B
1
1,25
1,25
0,02
3,85
Dalam
1036
13811,38
53.95
Total
1039
2633246,00
vii
Berdasarkan hasil perhitungan dengan formulasi ANAVA dua jalur maka faktor A menunjukkan ada perbedaan kemampuan metakognisi siswa pada kelompok siswa yang diasuh secara otoriter (A1) dengan kelompok siswa yang diasuh secara permisif (A2). Selanjutnya pada faktor B menunjukkan ada perbedaan kemampuan metakognisi siswa pada kelompok siswa yang memiliki kepribadian ekstravers (B1) dengan kelompok siswa yang memiliki kepribadian intravers (B2). Pada pengujian interaksi menunjukkan tidak ada interaksi antara pola asuh dan tipe kepribadian siswa terhadap kemampuan metakognisi siswa. Oleh karena itu uji lanjut tidak perlu dilaksanakan.
Secara visual, tidak adanya interaksi dapat digambarkan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dikemukakan beberapa kesimpulan, bahwa kemampuan metakognisi kelompok siswa yang diasuh dengan pola asuh permisif lebih tinggi daripada kelompok siswa yang diasuh dengan pola asuh otoriter, kemampuan metakognisi kelompok siswa yang yang memiliki tipe kepribadian ekstravers lebih tinggi daripada kelompok siswa yang memiliki tipe kepribadian intravers, dan tidak ada interaksi antara pola asuh orang tua dan tipe kepribadian siswa. Tidak ada interaksi bisa juga
0
20
40
60
80
100
120
ekstravers
intravers
Skor Kemampuan Metakognisi
permisif
otoriter
viii
diartikan bahwa kemampuan metakognisi siswa yang diasuh dengan pola asuh permisif lebih tinggi daripada siswa yang diasuh dengan otoriter dalam kondisi siswa memiliki tipe kepribadian ekstravers ataupun intravers. Penelitian ini menggambarkan kemampuan metakognisi siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstravers lebih tinggi daripada siswa yang memiliki tipe kepribadian intravers dalam kondisi siswa diasuh dengan pola asuh permisif ataupun otoriter. Hasil penelitian tersebut bisa terjadi karena penelitian ini merupakan penelitian ex post facto dimana tidak adanya rancangan perlakuan khusus pada kelompok tertentu. Kondisi tersebut mengakibatkan factor-faktor lain seperti budaya, jenis kelamin, pendidikan orang tua tidak dikontrol.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan metakognisi siswa yang diasuh dengan pola asuh otoriter dan siswa yang diasuh dengan pola asuh permisif. Dalam rangka meningkatkan kemampuan metakognisi pada siswa yang diasuh secara otoriter adalah orang tua mengkaji ulang semua peraturan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam keluarga dengan cara menuliskannya pada secarik kertas. Daftar peraturan dan kebiasaan tersebut perlu dianalisa atau didiskusikan kembali dengan melibatkan pendapat anak.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan metakognisi kelompok siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstravers dan kelompok siswa yang memiliki tipe kepribadian intravers. Dalam rangka meningkatkan kemampuan metakognisi siswa melalui tipe kepribadian guru perlu memetakan tipe kepribadian siswa. Bibliografi : lembar 120-122
TM00001247 | TM 1247 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2015.003) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain