Text
Tindak tutur dalam debat calon Presiden Republik Indonesia (penelitian analisis wacana kritis)
RINGKASAN
PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia pada tahun 2014 sedang mengalami fenomena pesta demokrasi rakyat yaitu pemilihan presiden Republik Indonesia periode 2014 – 2019 yang diselenggarakan serentak pada 9 Juli 2014 di seluruh Indonesia. Adapun calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang berlaga pada pilpres – cawapres 2014 terdiri atas dua pasangan yaitu (1) Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dengan (2) Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Seseorang dalam mengatakan suatu kalimat tidak semata-mata mengatakan sesuatu dengan pengucapan kalimatnya, karena di dalam pengucapan kalimat seseorang juga “menindakkan” sesuatu. Begitu pun kalimat-kalimat yang disampaikan di dalam pelaksanaan debat calon presiden dan wakil presiden 2014. Berkenaan dengan tuturan, Austin membedakan tiga jenis tindakan: (1) tindak tutur lokusi, (2) tindak tutur ilokusi, (3) tindak tutur perlokusi. Searle mengklasifikasikan konsep tindak tutur menjadi lima bagian yakni (1) asertif, (2) direktif, (3) komisif, (4) ekspresif, dan (5) deklarasi.
Debat capres merupakan wadah penyampaian visi para capres yang disiarkan melalui media elektronik televisi yang menjangkau hampir seluruh wilayah di Indonesia. Tuturan yang disampaikan dalam debat capres tersebut
iv
memiliki arti yang sangat signifikan dalam membentuk opini masyarakat. Kajian tindak tutur akan digunakan untuk menjelaskan fungsi tuturan dalam debat capres sebagai penyampai gagasan, opini, atau visi dan misi terhadap keadaan yang akan berpengaruh terhadap penilaian masyarakat Indonesia dalam siapa capres yang akan dipilihnya, sehingga penulis melakukan penelitian dengan judul “Tindak Tutur dalam Debat Calon Presiden Republik Indonesia 2014” yang terdapat dalam debat capres 2014 yang berlangsung pada 15 Juni 2014 dengan tema Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode analisis wacana kritis yang bertujuan untuk memperoleh informasi dan pemahaman yang mendalam tentang tindak tutur asertif, tindak tutur direktif, tindak tutur ekspresif, tindak tutur komisif, dan tindak tutur deklarasi yang ada di dalam debat capres 2014 yang berlangsung pada 15 Juni 2014 dengan tema Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial. Data yang dikumpulkan dideskripsikan dan dikaji secara mendalam untuk memperoleh informasi dan pemahaman yang terkait dengan penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan pemahaman tentang hal (1) Tindak tutur asertif dalam debat calon presiden Republik Indonesia 2014, (2) Tindak tutur direktif dalam debat calon presiden Republik
v
Indonesia 2014, (3) Tindak tutur ekspresif dalam debat calon presiden Republik Indonesia 2014, (4) Tindak tutur komisif dalam debat calon presiden Republik Indonesia 2014, (5) Tindak tutur deklarasi dalam debat calon presiden Republik Indonesia 2014.
HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tindak tutur yang banyak digunakan dari CP 2 adalah tindak tutur asertif dan tindak tutur ekspresif. Tindak tutur asertif diwujudkan dengan menginformasikan, menunjukkan, dan mempertanyakan. Tindak tutur ekspresif direalisasikan dengan adanya penyampaian rasa simpati dari CP 2 terhadap masyarakat, yang dalam konteks ini adalah masyarakat menengah ke bawah.
Pertama, tindak tutur asertif, dalam tuturannya CP 1 menggunakan verba menunjukkan dan menyebutkan sehingga dapat dikelompokkan ke dalam kategori asertif, sedangkan CP 2 menggunakan verba menginformasikan dan mempertanyakan di dalam tuturannya. Kedua, tindak tutur direktif, verba yang digunakan CP 1 adalah verba mensyaratkan, sedangkan CP 2 menggunakan verba menasihati. Ketiga, tindak tutur ekspresif, CP 1 dan CP 2 banyak menggunakan verba mengucapkan terima kasih. Selain itu dalam tuturan ekspresif hal yang menonjol dari tuturan CP 1 adalah meminta maaf dan penerimaan. Keempat, tindak tutur komisif, CP 1 cenderung menggunakan verba menjanjikan atau berjanji dalam setiap
vi
tuturannya. Wujud berjanji selalu dituturkan pada hampir setiap sesi. Sedangkan tuturan CP 2 yang termasuk ke dalam kategori ini menggunakan verba menawarkan yang berupa tawaran ide. Kelima, tindak tutur deklarasi, kedua capres sama-sama memiliki porsi yang sama dalam penggunaan verba yang mengindakasikan tuturannya masuk ke dalam kategori tindak tutur deklarasi.
Tindak tutur menginformasikan mengenai harapan dan pertanyaan dari rakyat kecil membuat CP 2 dilihat sangat memperhatikan rakyat yang ditegaskan oleh bentuk tindak tutur menunjukkan saat CP 2 menunjukkan KIS (Kartu Indonesia Sehat) dan KIP (Kartu Indonesia Pintar) untuk membantu rakyat yang membutuhkan. CP 2 juga banyak menggunakan tindak tutur mempertanyakan terhadap CP 1 tentang apa yang telah disampaikan oleh CP 1. Tindak tutur penyampaian rasa simpati atau bersimpati membuat masyarakat selaku pendengar menilai bila CP 2 memberikan perhatian kepada masyarakat luas, tidak hanya pada masyarakat menengah ke bawah tetapi juga kepada masyarakat yang merupakan bagian dari ekonomi kreatif seperti bidang musik, sehingga banyak musisi yang bersatu membuat bentuk dukungan kepada CP 2, dan banyak mengambil simpati dari masyarakat lainnya. Jika musisi yang dapat mempengaruhi masyarakat luas sudah bersimpati, diharapkan masyarakat dapat menjatuhkan pilihan untuk memilih CP 2.
vii
Meskipun CP 1 telah melakukan berbagai upaya secara maksimal untuk menarik simpati massa selama debat capres berlangsung, namun pada akhirnya CP 1, Prabowo Subianto, dengan pasangannya Hatta Rajasa kalah dari lawannya yaitu CP 2, Joko Widodo, dan pasangannya Jusuf Kalla dalam satu putaran. Padahal CP 1 menggunakan tindak tutur komisif yang diwujudkan dengan berjanji atau memberikan harapan-harapan kepada masyarakat luas. Hal ini menandakan bahwa masyarakat sudah tidak dapat dipengaruhi dengan menggunakan tindak tutur komisif seperti yang digunakan oleh CP 1, sehingga dapat dipahami bahwa masyarakat sudah tidak menyukai tindak tutur komisif yang dilakukan dengan memberikan pengandaian dalam bentuk janji.
Bibliografi : 122-125
TM00001388 | TM 1388 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2016.006) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain