Text
Proses penilaian pembelajaran sejarah yang menggunakan kurikulum 2013 di SMA Negeri 71 Jakarta
ABSTRAK
DANIEL ARIEF FIRDAUS GIRSANG. Penilaian Pembelajaran Sejarah yang Menggunakan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 71 Jakarta. Skripsi. Jakarta Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empiris tentang bagaimana penilaian dalam proses pembelajaran sejarah yang menggunakan kurikulum 2013 di SMA Negeri 71 Jakarta tahun ajaran 2014-2015 semester genap. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu dari Februari-Mei 2015 di kelas X IIS 3 dan X MIA 3
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data yang diperoleh melalui pengamatan langsung, penelahaan dokumen, serta wawancara. Peneliti menggunakan teknik kalibrasi keabsahan data dengan triangulasi. Peneliti mengecek dan membandingkan dokumen berupa perangkat pembelajaran, pengamatan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dan wawancara dengan informan kunci dan informan inti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci yaitu Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, sedangkan yang menjadi informan inti yaitu guru mata pelajaran sejarah wajib kelas X dan siswa kelas X IIS 3 dan X MIA 3.
Hasil penelitian menunjukan bahwa masih terdapat kendala dalam proses pembelajaran yang menggunakan kurikulum 2013. Contoh nyata tersebut terlihat dari ketidaksesuaian antara Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pada saat guru melakukan proses pembelajaran dan ketidaksesuaian penggunaan media yang dilakukan guru pada saat proses pembelajaran dengan apa yang dituliskan di RPP.
Masalah lainnya dalam penilaian pada kurikulum 2013 seperti penggunaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian otentik untuk melakukan penilaian secara komprehensif untuk menilai para siswa, mulai dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran, hal ini membuat guru mengalami kesulitan dalam memberikan penilaian kurikulum 2013 untuk mata pelajaran sejarah, namun walaupun begitu penilaian otentik harus diwujudkan, karena berpotensi untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik.
Pada hakikatnya, kegiatan penilaian yang dilakukan tidak semata-mata untuk menilai hasil belajar siswa saja, melainkan juga berbagai faktor dalam proses kegiatan pembelajaran itu sendiri. Penilaian otentik sangat terkait dengan upaya pencapaian kompetensi dalam aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mampu berpikir dan bertindak dalam suatu persoalan yang dihadapi. Ciri utamanya adalah siswa dapat melakukan sesuatu berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya. Penilaian otentik merupakan sebuah bentuk penilaian yang mengukur kinerja nyata yang dimiliki siswa. Kinerja yang dimaksud adalah aktivitas dan hasil aktivitas yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan pemahaman ini penilaian otentik pada prinsipnya mengukur aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Bibliografi : lembar 73-74
SS00008091 | SK 8091 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2016.006) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain