Text
Sejarah lembaga bimbingan belajar (Bimbel) Di DKI Jakarta 1974-2014
ABSTRAK
NURHAYATI : Sejarah Lembaga Bimbingan Belajar (BIMBEL) di DKI Jakarta
1974 – 2014. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Sejarah Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sejarah Lembaga Bimbingan
Belajar (Bimbel) di DKI Jakarta dari tahun 1974 hingga tahun 2014. Dalam
menjelaskan sejarah Bimbel dijelaskan pula perkembangannya baik dari segi
struktur organisasi, biaya Bimbel, proses pembelajarannya, dan juga sistem
rekrutmen pengajar dan peserta didiknya. Selain itu tujuan penelitian ini juga
menjelaskan kondisi sosial ekonomi masyarkat yang menghasilkan budaya untuk
masuk Bimbel yang belajar dengan cepat dan tepat agar lulus UN serta lolos ujian
masuk Perguruan Tinggi Negeri favorit.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah dan penyajiannya ditulis dalam
bentuk deskriptip-analitik. Penelitian ini menggunakan sumber lisan maupun
tulisan baik primer maupun sekunder, serta gambar dan data statistik. Sumber
lisan dilakukan dengan wawancara dengan asisten Siky Mulyono yaitu Sunaryo
Tri Kurniawan, staff Direktorat Pembekalan Kurikulum dan Pelatihan, Pemilik 4
cabang Primagama yaitu Adi Sean Mustika, serta wawancara dengan salah
seorang pengajar pada salah satu Bimbel yaitu Rizky Ariestyadi. Sedangkan
sumber tulisan diambil dari buku, artikel, jurnal, dan data statistik dari Badan
Pusat Statistik (BPS).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor berkembangnya lembaga
Bimbel disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu seleksi masuk
perguruan tinggi negeri dan Ujian Nasional (UN).
Seleksi masuk perguruan tinggi. Awal berdirinya lembaga Bimbel
dilatarbelakangi untuk memfasilitasi para siswa kelas 3 SMA agar bisa lolos ujian
masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit. Adanya seleksi masuk PTN
dengan quota yang terbatas menyebabkan persaingan diantara para pelajar yang
ingin masuk PTN favorit. Besarnya minat dan motivasi lulusan siswa SMA untuk
masuk PTN disebabkan karena beberapa alasan yaitu, Kualitas PTN yang
terjamin, Biaya yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan dengan perguruan
Tinggi Swasta (PTS), dan yang ketiga yaitu memiliki gengsi (prestise) karena
lolos PTN tidaklah mudah harus menyingkirkan puluhan bahkan ratusan
pesaingnya.sehingga agar bisa lolos seleksi masuk PTN para siswa kelas 3 SMA
berlomba-lomba untuk memasuki Bimbel. Sehingga Bimbel semakin diminati
karena cara belajar yang cepat dan tepat.
Ujian Nasional (UN). Adanya kebijakan evaluasi pembelajaran yang
dikeluarkan oleh pemerintahan berupa Ujian Nasional (UN) semakin membuat
Bimbel berkembang dan diminati. Adanya UN sebagai pengganti EBTA dan
EBTANAS semakin membuat UN sebagai momok yang menakutkan dan Bimbel
merupakan solusi bagi para siswa kelas 3 SMA agar mampu menghadapi UN.
Meskipun sekarang ini UN tidak lagi menjadi barometer kelulusan namun
keberadaan Bimbel akan tetap berkembang karena Bimbel menyesuaikan
kebutuhan industri pasar pendidikan. Setelah UN tidak lagi menjadi momok
Bimbel hadir sebagi solusi agar masuk PTN favorit.
Berkembangnya lembaga Bimbel selain faktor seleksi masuk PTN dan UN
juga disebabkan karena meluasnya kebutuhan akan pendidikan tidak terimbangi
dengan ketersediaan pendidikan yang disebabkan adanya kegagalan pendidikan
formal yaitu Sekolah. Pendidikan formal mengalami kegagalan logistik dan fungsi
sehingga untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang besar dan cepat maka
munculah sistem pendidikan alternatif yaitu lembaga Bimbel.
Perkembangan Bimbel selama kurun waktu 197402014 selalu meningkat
secara keseluruhan, namun pada tahun tertentu mengalami penurunan yaitu pada
tahun 1997-1998 dikarenakan kondisi perekonomianyang memburuk akibat krisis
ekonomi dan reformasi. Setelah reformasi yaitu pada tahun 2000 keatas
perkembangan Bimbel semakin meninghkat dan tidak terbendung lagi.
Bibliografi : lembar 105-110
SS00008256 | SK 8256 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2015.002) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain