Text
Hubungan budaya organisasi dan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi guru SMA Swasta di Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan
RINGKASAN
Steven L. Mcshane, Mary Ann Von Glionw mengatakan, “there are almost as many ways to build organizational loyality. But the following list is mos prominent are: justice and support, shared values, trust, organizational comprehension and employee involvement”. Dengan kata lain banyak cara membangun loyalist terhadap organisasi, tetapi yang paling menonjol adalah, keadilan dan dukungan organisasi, nilai-nilai bersama didalam organisasi atau budaya organisasi, kepercayaan sesama rekan kerja, pemahaan organisasi dan keterlibaan dalam bekerja. selanjutnya Jason A. Colquitt, Jeffry A. LePine, Michael J Wesson mengatakan;” person-organization fit is the degree to which a person’s values and personality match the culture of the organization. Person-organization fit has a weak positive effect on job performance and strong positive effect on organizational commitment”. Pengaturan yang tepat adalah sejauhmana nilai-nilai seseorang dan kepribadianya sesuai dengan budaya dari suatu organisasi. pengaturan orang yang tepat memiliki pengaruh positif terhadap kinerja dan memiliki pengaruh yang kuat pada komitmen organisasi. selanjutnya Jason A. Colquitt, Jeffry A. LePine, Michael J Wesson menyatakan, “job satisfaction has a moderately positive relationship with job performance and strong positive relationship with organizational commitment. It also has a strong positive relationship life satisfaction”. Kepuasan kerja memiliki hubungan positif dengan kinerja dan sebuah hubungan positif yang kuat dengan komitmen organisasi. itu juga memiliki hubungan positif yang kuat dengan kepuasan kerja. Pendapat lain Stephen P. Robbins, Timoty A. Judge mengatakan ada pengaruh antara budaya organisasi terhadap kinerja, “ this overall perception becomes, in effect, the organization’s culture or personality and affects employee performance and satisfaction, with stronger cultures having grater impact”. Menurut Stephen P. Robbins, Timoty A. Judge guru membentuk persepsi subjektif terhadap organisasi berdasarkan pada faktor-faktor persepsi keseluruhan yang menjadi dasarnya adalah budaya organisasi atau kepribadian yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan kepuasan kerja. Dengan budaya yang kuat memiliki dampak yang lebih besar.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survey dengan analisis data secara inferensial. Hasil uji coba instrumen komitmen organisasi dari 30 butir pernyataan yang diujicobakan terdapat 27 butir yang valid dengan koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,877. Hasil uji coba instrument budaya organisasi dari 30 butir pernyataan yang di ujicobakan terdapat 29 butir yang valid dengan koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,890. Hasil uji coba instrumen kepuasan kerja dari 30 butir pernyataan yang di ujicobakan terdapat 29 butir yang valid dengan koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,893.
iv
Koefisien korelasi tersebut dapat dihitung pula koefisien determinasinya (ry1)2 = (0,536)2 = 0,2873; yang berarti bahwa 28,73% proporsi varians komitmen organisasi dapat dijelaskan oleh budaya organisasi. Koefisien korelasi tersebut dapat dihitung pula koefisien determinasinya (ry2)2 = (0,591)2 = 0,3493; yang berarti bahwa 34,93% proporsi varians komitmen organisasi dapat dijelaskan oleh kepuasan kerja. Koefisien determinasi (Ry.12)2 sebesar (0,702)2 = 0,4929 dapat diinterpretasikan bahwa 49,29% proporsi varians komitmen organisasi dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh budaya organisasi dan kepuasan kerja. Berdasarkan hasil perhitungan lanjutan dapat diketahui sumbangan (konstribusi) variabel terikat atas budaya organisasi sebesar 28,73% dan kepuasan kerja sebesar 34,93%. Koefisien korelasi ganda antara kedua variabel bebas dengan variabel terikat Ry.12 sebesar 0,702 meghasilkan Fhitung = 43,28 lebih besar dari Ftabel = 4,85 pada α = 0,01. Dari koefisien korelasi tersebut, dapat dihitung koefisien determinasi (Ry.12)2 sebesar 0,4929 berarti bahwa 49,29% proporsi varians komitmen organisasi dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh budaya organisasi serta kepuasan kerja. Kesimpulan: 1) Budaya organisasi berhubungan positif dengan komitmen organisasi. Artinya semakin baik dan kondusif budaya organisasi maka semakin meningkatnya komitmen organisasi guru SMA swasta di Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Utara. 2) Kepuasan kerja berhubungan positif dengan komitmen organisasi. Artinya, semakin meningkat kepuasan kerja, maka semakin kuat komitmen guru SMA swasta di Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Utara. 3) Budaya organisasi dan kepuasan secara bersama-sama berhubungan positif dengan komitmen organisasi. Artinya semakin baik dan kondusif budaya organisasi dan semakin meningkat kepuasan secara bersama-sama, maka semakin kuat komitmen guru SMA swasta di Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Utara. Saran: 1) Bagi para kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jakarta untuk membantu meningkatkan hubungan budaya organisasi antara guru dengan kepala sekolah, dan kepuasan kerja dengan memperhatikan penghargaan yang akan di berikan kepada guru-guru, meningkatkan sikap saling menghargai diantara guru dan kepala sekolah dan memperhatikan kebutuhan guru dalam bekerja. 2) Bagi kepala sekolah, untuk terus meningkatkan hubungan dengan guru dengan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan meminimalisir jarak antara guru dengan kepala sekolah. 3) Bagi peneliti lain, dapat dijadikan bahan rujukan dalam rangka peneliti lebih lanjut terkait dengan budaya organisasi dan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi.
Bibliografi : lembar 79-80
TM00001437 | TM 1437 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2016.006) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain