Text
Pengaruh keterlibatan kerja dan pengalaman kerja terhadap komitmen organisasi pegawai di Sekretariat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Perhubungan RI
RINGKASAN
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kepala BPSDM Kemenhub
RI, ditemukan bahwa rendahnya komitmen organisasi pegawai disebabkan
karena beberapa hal diantaranya: (1) alasan pegawai yang sering dilibatkan
dalam pekerjaan tambahan diluar jam dinas hanya beberapa orang saja,
dikarenakan pengalaman kerja yang lebih baik, (2) pegawai yang jarang
terlibat dalam pekerjaan di luar jam dinas pengalamannya masih minim dan
harus banyak belajar, (3) tampak bahwa pegawai yang sering terlibat
menunjukan komitmen yang tinggi dari pada pegawai yang jarang dilibatkan,
(4) rendahnya tingkat kedisiplinan dan loyalitas pegawai yang berimplikasi
langsung kepada pencapaian tujuan organisasi, pegawai yang sering
dilibatkan memiliki kedisiplinan jam kerja yang lebih tinggi. Steve M. Jex
mempertegas ”for job involvement and organizational commitment, this affect
is positive”. Keterlibatan kerja dan komitmen organisasi, berpengaruh
langsung positif. Selanjutnya menurut menurut David G. Collings menyatakan
bahwa, “employees are likely to enjoy a high degree of task discretion and
stable earnings, allowing for a more satisfying work experience, deepening
organizational commitment”. Pegawai cenderung untuk menikmati tingkat
tinggi tugas kebijaksanaan dan pendapatan yang stabil, memungkinkan untuk
pengalaman kerja lebih memuaskan, memperdalam komitmen organisasi.
Menurut Aaron Cohen mengemukakan “job involvement is strongly affected
by, and can be perceived as a reflection of work experiences. The more
positive these experiences, the higher the job involvement”. Keterlibatan kerja
sangat dipengaruhi oleh, dan bisa dianggap sebagai cerminan pengalaman
kerja. Semakin positif pengalaman ini, semakin tinggi keterlibatan kerja.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik
untuk meneliti tentang pengaruh keterlibatan kerja dan pengalaman kerja
iii
terhadap komitmen organisasi pegawai di Sekretariat BPSDM Kementerian
Perhubungan RI.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survey
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menjelaskan hubungan
kausal dengan analisis jalur (path analysis). Hasil uji coba instrumen
komitmen organisasi dari 40 butir yang di uji coba, terdapat 9 butir yang tidak
valid dengan koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,963. Hasil uji coba
instrumen keterlibatan kerja dari 40 butir yang di uji coba, terdapat 8 butir
yang tidak valid dengan koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,925. Hasil
uji coba instrumen pengalaman kerja dari 40 butir yang di uji coba, terdapat 8
butir yang tidak valid dengan koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,933.
Analisis data dilakukan dengan statistika deskriptif dan inferensial.
Dari hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh langsung positif keterlibatan kerja terhadap komitmen
organisasi dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,426 dan nilai koefisien
jalur sebesar 0,328. Ini memberikan makna keterlibatan kerja berpengaruh
langsung terhadap komitmen organisasi. Dari hasil pengujian hipotesis kedua
dapat disimpukan bahwa terdapat pengaruh langsung positif pengalaman
kerja terhadap komitmen organisasi dengan nilai koefisien korelasi sebesar
0,419 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,317. Ini memberikan makna
pengalaman kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasi. Dari
hasil pengujian hipotesis ketiga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
langsung positif keterlibatan kerja terhadap pengalaman kerja dengan nilai
koefisien korelasi sebesar 0,310 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,310. Ini
memberikan makna keterlibatan kerja berpengaruh langsung terhadap
pengalaman kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: (1)
keterlibatan kerja berpengaruh langsung positif terhadap komitmen
organisasi, (2) pengalaman kerja berpengaruh langsung positif terhadap
komitmen organisasi, (3) keterlibatan kerja berpengaruh langsung positif
iv
terhadap pengalaman kerja. Implikasi dari penelitian ini adalah meningkatkan
komitmen organisasi melalui peningkatan keterlibatan kerja adalah dengan
memotivasi pegawai, mendorong pegawai untuk memiliki sikap kecintaan
terhadap pekerjaannya sehingga pegawai akan lebih ikhlas dan tulus dalam
melakukan pekerjaannya selain itu pegawai juga akan memiliki rasa
tanggung jawab yang besar dan rasa kepemilikan terhadap organisasi dan
keseluruhannya tersebut yang akan membawa keinginan pegawai untuk
melakukan pekerjaan melebihi apa yang diharapkan, melakukan pekerjaan
dengan optimal serta memaksimalkan dirinya agar dapat lebih berguna bagi
organisasi. Pegawai yang telah memiliki rasa kepunyaan, kepemilikan
terhadap organisasi maka ia akan memiliki rasa loyalitas yang tinggi pula
terhadap organisasi sehingga pekerjaannya pun menjadi lebih dari yang
diharapkan, memaksimalkan dirinya untuk kepentingan orgaisasi. Maka
dengan upaya-upaya inilah diharapkan pegawai yang keterlibatan kerjanya
baik maka secara tidak langsung pegawai mereka pun juga akan meningkat.
Peningkatan komitmen organisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan
pengalaman kerja. Untuk itu, peningkatan komitmen organisasi melalui
upaya-upaya meningkatkan aktivitas kerja pegawai melalui pelatihan dan
pengembangan model kerja secara berkelanjutan berdasarkan pengalaman
kerja yang dimiliki masing-masing pegawai.
Bibliografi : lembar 74-76
TM00001451 | TM 1451 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2016.007) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain