Text
Hubungan berpikir kritis dan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis argumentasi : studi korelasi pada siswa kelas V SDN Banyumudal, Pemalang Jawa Tengah tahun ajaran 2015/2016
RINGKASAN
PENDAHULUAN
Dalam pendidikan, khususnya pendidikan dasar, bahasa memegang peranan penting dalam mengidentifikasi kemampuan siswa. Bahasa merupakan alat mengapresiasikan pemikiran dan perasaan. Dengan kata lain bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbirter, digunakan oleh suatu seseorang untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Sebagai suatu sistem, maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun kalimat. Bila aturan, kaidah, atau pola ini dilanggar, maka komunikasi dapat terganggu.
Dihubungkan peran bahasa dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana komunikasi begitu juga dengan peran bahasa didalam pembelajaran Bahasa Indonesia, yang terdapat empat aspek kemampuan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Diantara empat kemampuan tersebut, kemampuan menulis merupakan kemampuan terakhir yang harus dikuasai oleh anak. Sejak anak lahir, ia memiliki kemampuan mendengar. Selanjutnya, dari kemampuan mendengarkan anak belajar berbicara sehingga memiliki kemampuan berbicara. Setelah itu, anak belajar membaca dari kata-kata yang ia lihat dan dengar. Selanjutnya, anak belajar untuk menulis yang merupakan kemampuan terakhir yang harus dimiliki anak.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SDN (01, 03, 04, 05, 07, 08) Banyumudal Kota Pemalang. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN (01, 03, 04, 05, 07 ,08) Banyumudal Kota Pemalang. Sampel penelitian ini berjumlah 60 (enam
iv
puluh) orang dengan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan menulis argumentasi adalah dalam bentuk tes essay dan untuk mengukur kemampuan menulis argumentasi digunakan rubrik sebagai acuan penilaian pada hasil keterampilan menulis argumentasi siswa.
Data hasil kemampuan menulis argumentasi diperoleh melalui tes keterampilan menulis argumentasi. inilah yang dianalisis, baik secara deskriptif maupun secara inferensial. Agar uji hipotesis dapat dilakukan, maka dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data. Instrumen Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi sederhana dan korelasi ganda serta teknik regresi sederhana dan ganda.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menyatakan terdapat hubungan positif antara berpikir kritis (X1) membaca pemahaman (X2) secara bersama-sama dengan kemampuan menulis argumentasi (Y). Hasil analisis regresi ganda antara berpikir kritis dan membaca pemahaman dan kemampuan menulis argumentasi atas membaca pemahaman diperoleh harga koefesien arah regresi ganda dengan konstanta a0 sebesar 5,153 koesien arah regresinya b1 sebesar 0,164 untuk berpikir kritis ,dan b2 sebesar 0,187 untuk membaca pemahaman. Dengan demikian bentuk hubungan antara kedua variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat tersebut dapat digambarkan melalui persamaan regresi Ŷ = 5,153+0,164X1 + 0,187X2.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: (1) terdapat hubungan positif antara berpikir kritis dengan hasil kemampuan menulis argumentasi dengan r=0,421, koefesien determinasi 0,1772 dengan regresi Ŷ=15,106 + 0,114x1 yang berarti apabila berfikir kritis ditingkatkan satu poin, maka
v
kemampuan menulis argumentasi cenderung meningkat sebesar 0,114 pada konstanta 15,106. (2) membaca pemahaman dengan kemampuan menulis argumentasi dengan r=0,439, koefesien determinasi 0,1927 dengan regresi Ŷ=13,18+0,516X2 yang berarti apabila membaca pemahaman ditingkatkan satu poin, maka kemampuan menulis argumentasi cenderung meningkat sebesar 0,516 poin pada konstanta 13,18. (3) terdapat hubungan positif antara berpikir kritis dan membaca pemahaman secara bersama-sama dengan kemampuan menulis argumentasi dengan r=0,559, koefesien determinasi 0,3124 dengan regresi ganda Ŷ=4,428+0,096X1+0,445X2 yang berarti setiap perubahan satu skor pada berfikir kritis dan membaca pemahaman menyebabkan peningkatan kemampuan menulis argumentasi sebesar 0,096 pada kosntanta sebesar 0,445.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) semakin tinggi berpikir kritis maka semakin tinggi pula kemampuan menulis argumentasi, (2) semakin tinggi membaca pemahaman maka semakin tinggi pula kemampuan menulis argumentasi, dan (3) semakin tinggi berfikir kritis dan membaca pemahaman maka semakin tinggi kemampuan menulis argumentasi.
Berdasarkan temuan penelitian, maka ada beberapa saran sehubungan dengan peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia (1) berpiir kritis perlu dikembangkan dan diintegrasikan dalam pendidikan yaitu melalui rasa percaya diri, ketekunan, kerja keras, menerima tantangan baru, (2) Dalam proses pembelajaran guru hendaknya mengetahui berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini guru hendaknya menumbuhkan semangat, motivasi serta memberikan umpan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. (3) Hasil belajar bahasa indonesia perlu ditingkatkan dengan jalan memberikan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa dengan meningkatkan kemampuan menulis argumentasi, sehingga siswa mampu meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya.(4) Dalam pembelajaran bahasa
vi
Indonesia guru harus melakukan pembelajaran yang bervariasi dan bermakna sehingga konsep dapat dipahami oleh siswa.
IMPLIKASI DAN SARAN
Dalam penelitian ini ditemukan hubungan positif antara berpikir kritis (x1) dan membaca pemahaman (x2) baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan kemampuan menulis argumentasi. Berpikir kritis (x1) perlu dikembangkan dan diintegrasikan dalam pendidikan yaitu melalui rasa percaya diri, ketekunan, kerja keras, menerima tantangan baru. Dalam proses pembelajaran guru hendaknya mengetahui berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini guru hendaknya menumbuhkan semangat, motivasi serta memberikan umpan yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Kemampuan menulis argumentasi perlu ditingkatkan dengan jalan memberikan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sehingga siswa mampu meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya. Selanjutnya, dalam pembelajaran bahasa indonesia guru harus melakukan pembelajaran yang bervariasi dan bermakna sehingga konsep membaca dapat dipahami oleh siswa.
Bibliografi : lembar 123-127
TM00001477 | TM 1477 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2016.004) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain