Text
Peningkatan kemampuan menghafal doa melalui pembelajaran berbasis multimedia : penelitian tindakan di Kelompok B TK Islam Al-Hikmah-Jakarta tahun 2015
RINGKASAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Selain itu pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap, perilaku, serta agama), bahasa dan komunikasi. Pendidikan anak usia dini juga disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia tak terkecuali Anak Usia Dini. Pendidikan agama pada usia ini dapat diberikan melalui berbagai pengalaman belajar anak, baik melalui ucapan yang didengar, perbuatan yang dilihat, maupun perlakuan dari orang tua sehari-hari. Usia prasekolah merupakan usia yang paling subur untuk menanamkan rasa keagamaan pada anak, usia penumbuhan kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama Islam salah satunya adalah melalui pembelajaran tentang doa. Pembelajaran doa melalui hafalan dapat dimulai dari pembiasaan yang dilakukan di rumah maupun sekolah, dengan pembiasaan yang ditanamkan sejak kecil akan memberikan banyak manfaat kepada anak. Menghafal doa sejak usia dini sama halnya dengan menghafal Al-Qur’an yang dapat memberikan banyak manfaat pada anak, diantaranya: tercampurnya Al-Qur’an di dalam daging dan darah anak tersebut, disegerakan mendapat pahala untuk anak dan kedua orang tuanya, tertolaknya bala bagi keluarga anak tersebut, dan tertanamnya hafalan Al-Qur’an di otak anak tersebut seperti ukiran di atas batu. Menurut Ma’bad dari
Al-Hasan Al-Bashri dikatakan bahwa “menuntut ilmu di waktu kecil seperti memahat di batu”.
Akan tetapi, berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan dengan melakukan wawancara kepada kepala sekolah, guru TK B, dan siswa TK B, kemampuan mengingat doa pada anak masih rendah. Di dalam kurikulum TK, dari ± 15 doa yang harus mereka hafal dan mengerti artinya, hanya doa kedua orang dan doa kebaikan dunia akhirat yang sudah benar-benar hafal. Sebagian besar mengalami masalah dalam hal melanjutkan potongan doa, menerka nama doa, mengingat bacaan doa, dan mengingat arti doa. Hal yang menghambat kemampuan menghafal doa anak adalah penggunaan media pembelajaran yang kurang variatif, yakni dengan hanya berbekal buku doa sehari-hari dan mendengar dari ucapan guru secara langsung, sehingga anak kurang antusias dan bosan untuk mengikuti pembelajaran. Guru perlu memanfaatkan berbagai media dalam upaya menghidupkan suasana pembelajaran agar lebih menarik. Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah semakin canggih sehingga memungkinkan para pendidik memanfaatkan multimedia yang dapat digunakan untuk membantu anak dalam meningkatkan kemampuan menghafal doa.
Berdasarkan kondisi yang telah digambarkan di atas, maka penting untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sehingga menarik minat peneliti untuk melaksanakan pembelajaran berbasis multimedia untuk meningkatkan kemampuan menghafal doa pada anak, seperti memberikan lagu-lagu melalui video yang di dalamnya terdapat doa-doa pendek yang mudah dihafal oleh anak disertai artinya, melalui kemasan lagu ini anak akan merasa senang dalam menghafal doa sebab lagu merupakan alat bantu yang menarik. Maka dari itu, peneliti berkolaborasi dengan guru TK Islam Al-Hikmah melaksanakan Penelitian “Peningkatan Kemampuan Menghafal Doa Melalui Pembelajaran Berbasis Multimedia pada Anak Kelompok B TK Islam Al-Hikmah”.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang mengacu pada model Kurt Lewin. Adapun prosedur kerja dalam penelitian tindakan menurut Kurt Lewin meliputi: 1) perencanaan (planning); 2) akti/tindakan (acting); 3) observasi (observing); dan 4) refleksi (reflecting). Langkah ini dilakukan secara berulang sampai dicapai keberhasilan atau hasil yang diinginkan. Setelah tahapan dalam siklus I selesai, kemudian dilanjutkan dengan perencanaan ulang (replanning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting) untuk siklus berikutnya, begitu seterusnya membentuk suatu spiral.
Kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini mengacu pada kriteria yang ditetapkan oleh Mills, yang menyatakan bahwa penelitian tindakan memiliki target persentase kenaikan menjadi 71% setelah dilakukan tindakan pada subyek penelitian. Artinya Penelitian ini dikatakan berhasil jika 71% dari jumlah anak di kelas (15 anak dari 21 anak) sudah mencapai standar yang diharapkan yaitu telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang disepakati oleh peneliti bersama kolaborator, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah. KKM yang disepakati menjadi 80%.
C. Hasil Penelitian
Merujuk pada kesepakatan antara peneliti dan kolaborator di mana persentase rata-rata kriteria keberhasilan yang ditetapkan adalah sebesar 80%, maka penelitian tindakan yang dilaksanakan di kelompok B TK Islam Al-Hikmah dinyatakan berhasil karena anak sudah mengalami peningkatan perolehan skor kemampuan menghafal doa di atas skor minimal yaitu 80% dan skor untuk kelas juga di atas 80%. Peningkatan keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari data awal prasiklus yang menunjukan rata-rata kemampuan prasiklus sebesar 61,9% dan mengalami kenaikan sebesar
15,9% menjadi sebesar 77,8% setelah siklus satu. Dari data tersebut, peneliti bersama kolaborator menyimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menghafal doa pada anak meskipun belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti bersama kolaborator memutuskan melanjutkan pada siklus II dengan tujuan agar anak yang kemampuannya belum berkembang dan mulai berkembang pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus selanjutnya. Hasil analisis data pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan persentase dari 77,8% meningkat sebesar 16,9% menjadi 94,7%. Dengan demikian penelitian tindakan yang dilaksanakan di kelompok B TK Islam Al-Hikmah Jakarta dinyatakan berhasil karena anak sudah mengalami peningkatan perolehan skor pada kemampuan menghafal doa di atas skor 80%.
Bibliografi : lembar 237-239
TM00001546 | TM 1546 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2016.008) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain