Text
Pengaruh kekuasaan dan kepercayaan terhadap komitmen organisasi guru Yayasan YASPORBI Jakarta
RINGKASAN
Gary Yukl mengatakan sebagai berikut, “Referent power is usually
greater for someone who is friendly, attractive, charming and trustworthy.
some specific ways to acquire and maintain referent power are summarized
in table 7-6. referent power is increased by showing concern for the needs
and feelings of others, demonstrating trust and respect and treating people
fairly”. Kekuatan referen biasanya lebih besar bagi seseorang yang ramah,
menarik, menarik dan dapat dipercaya. beberapa cara khusus untuk
memperoleh dan mempertahankan kekuasaan referen dirangkum dalam
tabel. kekuatan referen meningkat dengan menunjukkan kepedulian terhadap
kebutuhan dan perasaan orang lain, menunjukkan kepercayaan dan rasa
hormat dan memperlakukan orang dengan adil. Selanjutnya Jason A.
Colquitt, Jeffry A. LePine, dan Michael J Wesson menyatakan, “trust has a
strong positive affect on commitment. Employees who are willing to be
vulnarable to authorities tend to have higher levels of affective commitment
and higher levels of normative commitment”. Kepercayaan memiliki dampak
positip yang kuat terhadap komitmen. Karyawan yang mau menggantungkan
diri kepada otoritas cenderung memiliki komitmen afektif yang lebih tinggi dan
komitmen normatif yang lebih tinggi. Thomas S. Batemen, Scoot A. Sneel
mengatakan sebagai berikut, “also important is a high need for power, a
preference to be in leadership rather than follower position. a high power
need induces people to attempt to influence others and sustains interest and
satisfaction in the process of leadership”. Juga penting adalah tingginya
kebutuhan akan kekuasaan, preferensi untuk menempati posisi sebagai
pemimpin daripada menjadi pengikut. Kebutuhan akan kekuasaan yang tinggi
akan mendorong seseorang mencoba untuk mempengaruhi orang lain dan
melanggengkan minat dan kepuasan dalam proses kepemimpinan.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survey
dengan analisis data secara inferensial. Hasil uji coba instrumen komitmen
organisasi dari 35 butir pernyataan yang di ujicobakan terdapat 29 butir yang
valid dengan koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,890. Hasil uji coba
instrumen kekuasaan dari 33 butir pernyataan yang di ujicobakan terdapat 30
iv
butir yang valid dengan koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,902 Hasil uji coba instrumen kepercayaan dari 35 butir pernyataan yang di ujicobakan terdapat 30 butir yang valid dengan koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,898.
Hasil uji signifikansi koefisien jalur sebesar 0,351 dan nilai koefisien thitung sebesar 3,66. Nilai koefisien ttabel untuk α = 0,01 sebesar 2,64. Ini berarti kekuasan berpengaruh secara langsung terhadap komitmen organisasi. Hasil uji signifikansi koefisien jalur sebesar koefisien jalur sebesar 0,359 dan nilai koefisien thitung sebesar 3,74. Nilai koefisien ttabel untuk α = 0,01 sebesar 2,64. Ini berarti kepercayaan berpengaruh secara langsung terhadap komitmen organisasi. Hasil uji signifikansi koefisien jalur sebesar 0,331 dan nilai koefisien thitung sebesar 3.18. Nilai koefisien ttabel untuk α = 0,01 sebesar 2,64. Ini berarti kekuasan berpengaruh secara langsung terhadap kepercayaan dapat diterima Dengan hasil tersebut, maka implikasinya adalah komitmen organisasi dapat ditingkatkan dengan cara memperbaiki kekuasaan dan kepercayaan. Kesimpulan: 1) Kekuasan berpengaruh langsung positif terhadap komitmen organisasi. Artinya, kekuasaan yang digunakan secara tepat oleh kepala sekolah akan mengakibatkan peningkatan komitmen organisasi guru Yayasan Yaspobi Jakarta. 2) Kepercayaan berpengaruh langsung positif terhadap komitemen organisasi. Artinya, kepercayaan yang dirasakan guru dapat meningkatkan komitmen organisasi guru Yayasan Yaspobi Jakarta. 3) Kekuasaan berpengaruh langsung positif terhadap kepercayaan. Artinya, kekuasaan yang di lakukan secara tepat sasaran mengakibatkan kepercayaan guru Yayasan Yaspobi Jakarta. Saran: 1) bagi pimpinan Yayasan Yasporbi, dapat memberikan penjelasana secara jelas mengenai kewajiban setiap personil baik guru, kepala sekolah ataupun staf yayasan dan supervise secara tersistematis agar terciptanya kepercayaan yang terjadi anatara guru dan pihak-pihak lain. 2) Bagi kepala sekolah dapat meningkatkan kekuasan dengan memperhatikan pola dalam pemberdayaan antara guru satu dengan yang lain dan kepala sekolah harus bisa memahami kepribadian masing-masing guru. Bibliografi : lembar 83-85
TM00001550 | TM 1550 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2016.007) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain