Text
Hubungan antara locus of control dan kemampuan emosional dengan keadilan prosedural : studi korelasi terhadap guru SD swasta Kecamatan Pondok Gede Bekasi
RINGKASAN Republika mengungkapkan, masih banyak ketidakadilan yang dilakukan negara terhadap para guru swasta/hononer dibandingkan dengan rekan-rekan mereka sesama guru yang berstatus pegawai negeri sipil. Saat ini di Indonesia terdapat sekurangnya 900 ribu guru swasta dan honorer dan masih banyak dari guru tersebut yang berpendapatan di bawah upah minimal regional, tidak memiliki jaminan kesehatan dan tenaga kerja, serta rentan terhadap PHK yang sewaktu-waktu bisa saja dilakukan oleh sekolah tempat mereka bekerja. Berbeda dengan guru swasta, guru negeri atau PNS mendapat jaminan dan perlindungan hukum, pendapatan, kesehatan dan profesi. Charash dan Spector mengungkapkan, “some correlates are considered to influence justice perceptions and include organizational practices and their perceived value for the employee. They also include demographic and personality differences”. Pendapat ini menjelaskan terdapat beberapa korelasi yang dianggap mempengaruhi persepsi diantaranya perbedaan kepribadian yang dikendalikan oleh locus of control (LOC) dapat mempengaruhi perbedaan persepsi individu mengenai keadilan yang dirasakan. Dalam kaitannya dengan kemampuan emosional, Colquitt dan Zipay mengatakan, “emotional reactions impact how employees perceive a situation and interpret information, and thus are central to the formation of fairness perceptions”. Pendapat ini menjelaskan bahwa reaksi emosional pegawai berdampak pada bagaimana pegawai memandang situasi dan menginterpretasikan informasi, dan dengan demikian menuju kepada pembentukan persepsi keadilan. Secara bersama-sama, LOC dan kemampuan emosional berhubungan dengan keadilan prosedural. Hal ini sesuai dengan pendapat Colquitt dkk yang memberikan gambaran secara komprehensif dalam grand design perilaku organisasi,. Dalam konteks ini, kepribadian dan kemampuan emosional yang merupakan bagian dari
iii
karakteristik individu (individual characteristics) memiliki keterkaitan dengan keadilan dimensi keadilan prosedural yang merupakan bagian dari individual mechanisms
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survey melalui studi regresi dan korelasional. Penelitian ini bersifat menguji hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD Swasta provinsi Jawa Barat. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara multistages random sampling dengan tahapan: 1) pemilihan wilayah sampel, dalam hal ini Kota Bekasi yang terpilih dengan cara purposive sampling. 2) secara cluster random sampling terpilih kecamatan Pondok Gede dari 12 kecamatan di Kota Bekasi yang di sampling. 3) Secara cluster random sampling 5 SD Swasta dari 21 SD Swasta di Kecamatan Pondok Gede. 4) Dari 5 SD swasta tersebut diperoleh sekitar 125 guru SD yang dipakai sebagai responden dan akan dipilih sebanyak 120 guru sebagai sampel setelah dipilih secara simple random sampling.
Dari hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara LOC dengan keadilan prosedural dengan koefisien korelasi sebesar 0,219 pada tingkat kontribusi 4,8%. Dari hasil pengujian hipotesis kedua dapat disimpukan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan emosional dengan keadilan prosedural dengan koefisien korelasi sebesar 0,332 pada tingkat kontribusi 11%. Dari hasil pengujian hipotesis ketiga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara LOC dan kemampuan emosional secara bersama-sama dengan keadilan prosedural dengan koefisien korelasi multiple sebesar 0,363 pada tingkat kontribusi 13,1% ditentukan secara bersama-sama oleh LOC dan kemampuan emosional. Koefisien korelasi secara parsial antara LOC dengan keadilan prosedural, dengan mengontrol variabel kemampuan emosional sebesar 0,438 pada tingkat kontribusi 19,2%. Sedangkan koefisien korelasi secara parsial antara kemampuan emosional dengan keadilan prosedural,
iv
dengan mengontrol variabel LOC sebesar 0,231 pada tingkat kontribusi 5,3%. Dengan demikian dapat dilihat bahwa variabel LOC memiliki kontribusi yang lebih besar dengan keadilan prosedural jika dibandingan dengan variabel kemampuan emosional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: (1) terdapat hubungan antara LOC dengan keadilan prosedural, (2) terdapat hubungan antara kemampuan emosional dengan keadilan prosedural, (3) terdapat hubungan antara LOC dan kemampuan emosional secara bersama-sama dengan keadilan prosedural. Implikasi dari penelitian ini adalah peningkatan keadilan prosedural melalui upaya-upaya seperti: mengadakan pelatihan untuk meningkatkan rasa percaya diri guru terhadap kemampuannya dan untuk meningkatkan kemampuan emosionalnya sehingga guru tersebut dapat mengendalikan dirinya dalam mentaati segala kebijakan yang diberlakukan ditempatnya bekerja. Bibliografi : lembar 114-116
TM00001572 | TM 1572 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2016.009) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain