Text
Kajian Gendhing Petalon dalam pertunjukan wayang kulit purwa gaya Surakarta
ABSTRAK
Reima Karunia. Skripsi 2016. Kajian Teks Dalam Konteks Gendhing Petalon Dalam Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyajian kesenian tradisional klasik khususnya pada karawitan Jawa. Selain itu penelitian ini juga sebagai salah satu upaya untuk pelestarian kesenian musik tradisional Indonesia melalui dokumentasi dan notasi musik. Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif analisis musikal. Data yang dikumpulkan berdasarkan hasil dari observasi lapangan, wawancara, dokumentasi foto serta video rekaman, dan studi pustaka. Waktu dan tempat, penelitian dilaksanakan sejak bulan September 2015 sampai Januari 2016. Tempat penelitian di Padhepokan Jengglong Joyo Mojosongo, Surakarta dan kantor RRI Jakarta. Hasil Penelitian, Kajian Teks Dalam Konteks Gendhing Petalon Dalam Pertunjukan Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta adalah gendhing petalon memiliki beberapa bentuk lagu dan menyirat nilai filosofi mendalam tentang siklus kehidupan manusia, mulai dari lahir, beranjak dewasa, menjadi sukses, proses kematian hingga sampai kematian seseorang. Gendhing petalon memiliki bentuk lagu yang berbeda dengan musik klasik barat, yaitu buka, merong, ngelik, ompak, inggah pareanom, ladrangan srikaton, ketawang sukma ilang, ayak-ayak, srepegan, sampak, dan suwuk. Dalam penulisan notasi gendhing petalon menggunakan simbol kepatihan yang memiliki banyak arti. Makna syair pada gendhing petalon menggunakan bahasa kawi, yang seperti majas memiliki tekateki dalam maknanya yang disebut wangsalan. Perkembangan yang terjadi pada teks dan konteks gendhing petalon terjadi karena kebutuhan musik untuk penyajian wangasalan dengan mengurangi kalimat lengkapnya untuk mendapatkan jumlah suku kata yang sesuai sehingga melahirkan gaya wangsalan baru.
ABSTRACT
Reima Karunia. Research 2016. Study Text in Gending Patalon Context In Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta Show. Faculty of Language and Art of State University of Jakarta.The purpose of this research was to determine the presentation of classical traditional art, especially in the Javanese gamelan music. This study is also one of the efforts for the preservation of Indonesia traditional musical arts through a documentation and a music notation. The research methodology was descriptive method of musical analysis. The data was compiled based on the results of field observation, interviews, photograph documentation, video recording, and literature. Time and place, this research was conducted since September 2015 to January 2016. The place of this research was in Padhepokan Jengglong Joyo Mojosongo, Surakarta and RRI Jakarta office. Result, Study Text in Gendhing Petalon Context In Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta Show was gendhing Petalon have some song forms and implies a profound philosophy of value of the human life cycle, from birth, growing up, to be successful, the death process up to someone's death. Gendhing Petalon has different song form with western classical music, which is open, harass, ngelik, ompak, inggah pareanom, ladrangan Srikaton, Ketawang sukma ilang, ayak-ayak, srepegan, sampak, and suwuk. In notational, gendhing Petalon used kepatihan symbol that has multiple meanings. The meaning of the poem gendhing Petalon used Kawi language, the one which like figure language and has Puzzle in the meaning called wangsalan. The development in the text and the Gendhing Petalon occured because the music is needed by wangsalan presentation reduced the full sentence to get the appropriate number of syllables that gave invention to the new wangsalan style.
Bibliografi: lembar 69-70
SS00009054 | SK 9054 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.02.2016.002) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain