Text
Proses komunikasi antarpribadi dalam mediasi kasus perceraian di DKI Jakarta : studi kasus pada badan penasihatan pembinaan pelestarian perkawinan DKI Jakarta
ABSTRAK
Irwan, Proses Komunikasi Antarpribadi dalam mediasi kasus perceraian di DKI Jakarta (Studi Kasus Pada Badan Penasihatan Pembinaan Pelestarian Perkawinan DKI Jakarta). Prodi Ilmu Agama Islam, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta. Juni 2016.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis proses komunikasi antarpribadi yang dilakukan antara konselor BP4 DKI dengan pasangan suami isteri yang bersengketa.
Teori yang digunakan ialah teori Jalaludin Rakhmat pemikirannya tentang psikologi komunikasi, Alo Liliweri pemikirannya tentang Perspektif Teoritis Komunikasi Antarpribadi dan Wiryanto pemikirannya tentang Pengantar Ilmu Komunikasi.
Metodologi yang digunakan analisis kualitatif deskriptif, yaitu upaya analisis mengumpulkan data dengan melakukan observasi dan wawancara.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: Pertama, faktor situasional yang mempengaruhi persepsi interpersonal, sangat signifikan di dalam proses komunikasi antarpribadi yang dilakukan konselor kepada pasangan suami isteri yang bersengketa, konselor sangat memperhatikan gaya bicara, gaya berjalan, gaya duduk, ekspresi wajah, intonasi atau tinggi rendahnya dalam berbicara dan penampilan berpakaian. Konselor dapat melihat dan dapat mempersepsikan atau menafsirkan karakteristik seseorang melalui faktor-faktor eksternal yang dilakukan pasangan suami isteri dalam proses konseling. Sehingga konselor tidak mudah begitu saja percaya akan cerita yang disampaikan klien, karena konselor sudah memahami karakter seseorang melalui faktor-faktor eksternal tersebut.
Kedua, Proses komunikasi antarpribadi atau konseling yang diterapkan konselor terhadap pasangan yang bermasalah efektif, karena konselor menerapkan strategi dengan fokus kepada tema atau permasalahan yang dihadapi klien atau pasangan suami isteri, pesan-pesan yang disampaikan mudah dipahami, bahasa dan intonasi yang digunakan mudah dimengerti dan lembut, komunikasi baik verbal maupun nonverbal sangat membantu konselor dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi klien atau pasangan suami isteri.
Ketiga, Proses pembentukan dan pengelolan kesan pada saat proses konseling sangat berpengaruh, konselor memahami sifat atau karakter seseorang dengan membentuk kesan yang baik atau buruk pada pandangan pertama ketika melihat klien atau pasangan suami isteri.
Keempat, Proses pengelolaan umpan balik dengan model komunikasi dua arah dan tiga arah pada saat proses konseling efektif, sebab respon dari pasangan suami isteri cepat, dan respon dari konselor sangat jelas dan mudah dimengerti pasangangan suami isteri.
Kata Kunci: Proses Komunikasi, Komunikasi Antarpribadi, Kasus Perceraian
Bibliografi : lembar 83-84
SS00009800 | SK 9800 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2016.003) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain