Text
Stigma anak difabel di SMA Negeri 54 Jakarta Timur
ABSTRAK
Chusnul Arvani. Stigma Anak Difabel Di SMA Negeri 54 Jakarta.Skripsi: Jurusan Sosiologi, Program Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan mengenai stigma anak difabel di SMA Negeri 54 Jakarta. Konsep yang peneliti gunakan dalam penelitian ini antara lain, difabel, stigma, frame analysis, dan pendidikan inklusi.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif, serta menggunakan metode studi kasus.Teknik pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara mendalam, dan validitas data. Penulis melakukan observasi ke lapangan dan melakukan wawancara guna memperoleh informasi yang bersumber dari informan kunci yang terdiri dari peserta didik non difabel berjumlah 8 orang, guru dan pekerja non pendidik berjumlah masing-masing 3 orang yang merupakan warga SMA Negeri 54 Jakarta dan 3 peserta didik difabel yang bersekolah di SMA Negeri 54 Jakarta.
Hasil penelitian menunjukan stigma anak difabel di SMA Negeri 54 Jakarta dapat dilihat dalam empat tahapan. Tahap pertama merupakan respon warga sekolah terhadap peserta didik difabel. Respon warga sekolah terdiri dari sikap dengan menaruh rasa empati akan tetapi perilaku warga sekolah cenderung kearah yang negatif. Tahap kedua, adanya kesenjangan antara virtual social identity dengan actual social identity yang diakibatkan adanya abominations of the body atau ketimpangan fisik. Tahap ketiga ialah pemberian stigma peserta didik difabel. Pemberian stigma terbentuk berdasarkan persepsi warga sekolah. Stigma yang terbentuk berdasarkan persepsi warga sekolah yang terjadi dikarenakan keseharian peserta didik difabel yang dilihat oleh warga sekolah yang kemudian di persepsikan dan dikonstruksikan sehingga menjadi pelabelan pada peserta didik difabel yang kemudian digeneralisasikan menjadikan peserta didik difabel mendapatkan stigma. Tahap terakhir ialah stigma bad difference. Stigma bad difference ini peneliti lihat berdasarkan kategoriasi pandangan warga sekolah yang terdiri dari yaitu mere difference dan bad difference. Hasil penelitian diketahui bahwa warga SMA Negeri 54 Jakarta cenderung beranggapan bad difference terhadap peserta didik difabel. Pandangan bad difference ini peneliti simpulkan berdasarkan persepsi, sikap dan perilaku warga sekolah terhadap peserta didik difabel.
Kata Kunci: Stigma, Anak Difabel
Bibliografi : lembar 179-181
SS00009871 | SK 9871 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2016.002) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain