Text
Penerapan kompetensi guru dalam pembelajaran sejarah di SMAN 1 Tambun Utara
ABSTRAK
YHOLA PRICHILIA, Penerapan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Sejarah
di SMA Negeri 1 Tambun Utara. Skripsi, Jakarta: Program Studi Pendidikan
Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi Ibu Ros, Pak
Budi dan Ibu Ami dalam pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Tambun Utara.
Penelitian ini dilakukan SMA Negeri 1 Tambun Utara terletak di Jl. Raya
Sriamur, Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara selama kurang lebih 3 bulan.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif pendekatan studi kasus,
dengan teknik pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan, wawancara
dan dokumen-dokumen terkait.
Hasil penelitian menyimpulkan, bahwa guru sejarah di SMA Negeri 1
Tambun Utara masih belum menerapkan semua kompetensi yang harus dimiliki
oleh guru. Dari keempat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, guru sejarah
di SMA Negeri 1 Tambun Utara masih kurang menerapkan kompetensi pedagogik
dan kompetensi profesional dalam pembelajaran sejarah. Padahal kedua
kompetensi ini sangat penting diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam
kompetensi pedagogik, Ibu Ros, Pak Budi maupun Ibu Ami tidak membuat RPP.
RPP merupakan hal yang sangat penting dan harus dibuat oleh guru ternyata tidak
dilakukan oleh Ibu Ros, Pak Budi maupun Ibu Ami. Sedangkan, dalam
kompetensi profesional. Ibu Ros dan Ibu Ami ketika menjelaskan materi di kelas
terlihat masih belum menguasai materi.
Adapun, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian merupakan yang
paling unggul dimiliki guru sejarah di SMA Negeri 1 Tambun Utara. Dalam
kompetensi sosial terlihat bahwa Ibu Ros, Pak Budi maupun Ibu Ami dapat
berinteraksi dengan baik dengan siswa, teman seprofesi maupun masyarakat
sekolah lainnya. Ketiga guru tidak pernah membeda-bedakan siapapun dalam
berinteraksi. Sedangkan, dalam kompetensi kepribadian, Ibu Ros, Pak Budi
maupun Ibu Ami juga merupakan pribadi yang baik. Ketiga guru dapat dijadikan
contoh teladan bagi siswa maupun masyarakat di sekitar sekolah.
ii
Dari hasil temuan, yang menarik adalah ketiga guru sejarah di sekolah ini
yang tidak membuat RPP nya sendiri. Diantara ketiga guru, hanya Ibu Ros yang
memiliki RPP, tetapi RPP tersebut tidak dibuat sendiri olehnya, sehingga terkesan
pembuatan RPP hanya sebagai formalitas saja. Padahal RPP merupakan salah satu
komponen penting dalam pembelajaran. Dengan membuat RPP, seorang guru
dapat merancang suatu materi dengan semenarik mungkin. Namun, hal tersebut
tidak di lakukan oleh ketiga guru sejarah di sekolah ini.
Bibliografi : lembar 95-96
SS00009924 | SK 9924 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2016.002) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain