Text
Perbandingan kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa yang belajar yang belajar menggunakan model,problem based learning dan model reciprocal teaching : quasi eksperiment di SMP Negeri 149 Jakarta
Abstrak
MEZIKA WAHYUNI. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa yang Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning dan Model Reciprocal Teaching di SMP Negeri 149 Jakarta. Skripsi. Jakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris apakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang belajar menggunakan model Problem Based Learning lebih tinggi dari siswa yang belajar menggunakan model Reciprocal Teaching pada materi garis singgung lingkaran.
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 149 Jakarta pada bulan April 2015 sampai dengan bulan Juni 2016, mulai dari penyusunan proposal sampai dengan laporan hasil penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling. Setelah melakukan uji homogenitas, normalitas dan kesamaan rata-rata, terpilih kelas eksperimen 1 (model Problem Based Learning) dan kelas eksperimen 2 (model Reciprocal Teaching). Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kritis matematis pada materi garis singgung lingkaran sebanyak 4 soal uraian. Pengukuran validitas menggunakan validitas konstruk dan validitas empiris dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment. Pengujian reliabilitas instrumen dihitung menggunakan rumus Alpha Cronbach. Dari perhitungan diperoleh nilai koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,4267 yang berarti reliabilitas termasuk klasifikasi cukup.
Berdasarkan data hasil penelitian, rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen 1 adalah 73,5429 dan 67,3056 pada kelas eksperimen 2. Hasil pengujian normalitas menggunakan uji Liliefors diperoleh bahwa data skor kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher diperoleh bahwa data skor kedua kelas memiliki varians yang sama. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai sehingga ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang belajar menggunakan model Problem Based Learning lebih tinggi dari kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang belajar menggunakan model Reciprocal Teaching.
Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kritis Matematis, Model Problem Based Learning, Model Reciprocal Teaching
Bibliografi : lembar 66- 68
SS00010366 | SK 10366 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.03.2016.004) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain