Text
Model materi ajar membaca bahasa Mandarin berbasis bahan otentik : penelitian pengembangan di Akademi Bahasa Asing Bina Sarana Infoematika Jakarta
ABSTRAC
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pembelajaran bahasa Mandarin yang belum memanfaatkan bahan otentik dalam pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan hanya mengacu pada buku teks saja. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa materi ajar yang hanya mengacu pada buku teks saja tidak cukup membekali mahasiswa ketika mulai terjun dalam dunia nyata ataupun dunia kerja. Walaupun terkadang buku teks ada yang menampilkan dan mengandung bahan otentik di dalamnya, tetapi tetap melalui proses editing, tidak ditampilkan secara utuh, dan lamanya proses penerbitan buku teks membuat bahan otentik tersebut dirasa kurang up to date. Untuk itu, perlu diberikan bahan otentik dalam pebelajaran.
Banyak bahan otentik di sekitar lingkungan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, misalnya surat kabar, majalah, brosur, petunjuk manual, bungkus kemasan, dan lain-lain. Pemanfaatan bahan otentik dalam pembelajaran bahasa Mandarin dapat menambah wawasan mahasiswa terhadap penggunaan bahasa Mandarin dalam kehidupan nyata. Selain itu, bahan otentik juga memberikan motivasi belajar pada mahasiswa, dan dapat mengikis kebosanan dalam belajar. Penelitian ini mencoba mengembangkan model materi ajar bahasa Mandarin yang berbasis pada bahan otentik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu model materi ajar bahasa mandarin pada tingkat perguruan tinggi yang berbasis pada bahan otentik yang sesuai dengan analisis kebutuhan yang menekankan pada keterampilan membaca. Pemanfaatan bahan otentik dalam pembelajaran memerlukan tingkat kemampuan berbahasa yang tinggi (HSK tingkat V). HSK (Hànyǔ Shuǐpíng Kǎoshì/ 汉语水平考试) adalah suatu standarisasi ujian bahasa Mandarin yang diadakan oleh Departemen Pendidikan RRC yang ditujukan kepada pemakai bahasa Mandarin dari luar RRC. Ujian HSK terdiri dari ujian tertulis dan ujian lisan. Ada enam tingkatan dalam ujian tertulis, yaitu HSK tingkat I, HSK tingkat II, HSK tingkat III, HSK tingkat IV, HSK tingkat V, dan HSK tingkat VI. Sedangkan ujian lisan terdiri dari tiga tingkatan, yaitu HSK tingkat dasar, HSK tingkat terampil, dan HSK tingkat mahir. Oleh karena itu, model materi ajar yang dikembangkan ini ditujukan untuk mahasiswa pada semester enam.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan (Research and Development/ R & D) yang dilakukan di program studi Bahasa Cina Akademi Bahasa Asing Bina Sarana Informatika Jakarta. Penelitian ini dilakukan sejak Januari sampai Juni 2013. Model penelitian pengembangan yang digunakan mengacu pada model Jolly dan Bolitho. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah: 1) identifikasi kebutuhan, 2) eksplorasi kebutuhan, 3) analisis model, 4) analisis pra-pengembangan, 5) produksi materi ajar, 6) uji materi ajar, 7) evaluasi materi ajar.
Setelah dilakukan penelitian, didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan diketahui bahwa secara keseluruhan isi materi ajar belum memenuhi kebutuhan mahasiswa, sehingga perlu dibuat dan dikembangkan materi ajar baru. Kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi dalam bidang kebahasaan secara umum. Materi ajar kurang berkaitan dengan dunia nyata. Untuk itu diperlukan pemanfaatan dan pemberian bahan otentik dalam pembelajaran. Kemampuan pemahaman mahasiswa baik, tetapi setelah melalui proses pembelajaran terlebih dahulu.
iv
2. Materi ajar belum memberikan contoh bahan otentik dalam penggunaan bahasa Mandarin di dunia nyata kepada mahasiswa. Model materi ajar yang ada sudah mencakup empat keterampilan berbahasa dan dua unsur pendukung, tetapi keterampilan membaca dan kosakata lebih dominan. Tata bahasa juga tidak banyak tercakup dalam materi dan tidak diberikan penjelasan secara mendetail.
3. Teks dalam materi ajar yang dikembangkan diambil dari bahan otentik bersumber dari surat kabar Harian Indonesia (印尼星洲日报), brosur, dan tiket penerbangan. Dari sebuah teks artikel dalam surat kabar tersebut, dapat didesain materi ajar yang dapat memberikan pembelajaran membaca bahasa Mandarin yang sesuai silabus. Model materi ajar fokus pada keterampilan membaca, tetapi tidak terlepas dari keterampilan lainnya. Kegiatan membaca teks yang dilakukan di kelas, dapat dikembangkan menjadi berbagai bentuk kegiatan, seperti pemahaman terhadap isi teks, pelafalan, pemahaman tata bahasa, penerjemahan, serta penulisan bahasa Mandarin.
4. Model materi ajar yang telah dikembangkan, dilihat kelayakannya melalui serangkaian uji kelayakan dan proses uji coba. Uji kelayakan dilakukan dengan cara uji pakar dan rekan sejawat.
5. Setelah dilakukan revisi hasil uji kelayakan, model materi ajar diujicobakan pada mahasiswa. Hasil implementasi model materi ajar menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki persepsi yang baik terhadap model materi ajar yang dikembangkan dengan hasil angket yang menunjukkan mean = 2.81.
6. Dari hasil uji kelayakan dan uji coba, dapat disimpulkan bahwa model materi ajar membaca bahasa Mandarin berbasis bahan otentik yang dikembangkan layak digunakan dan efektif.
v
Dengan demikian, bahan otentik terbukti dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Mandarin. Selain itu, pemberian bahan otentik mempersiapkan mahasiswa untuk dapat berbahasa Mandarin dengan baik ketika terjun di dunia nyata.
Bibliografi : lembar 143-146
TM00004724 | TM 4724 | UPT Perpustakaan UNJ (CD. 02.2013.004) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain