Text
Penggunaan zat pengatur tumbuh benzylaminopurine dan teknik subkultur berulang untuk multiplikasi pisang cv.Kepok
ABSTRAK
SUNANI. Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh Benzylaminopurine dan Teknik
Subkultur Berulang untuk Multiplikasi Pisang cv. Kepok. Skripsi : Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta. 2016.
Pisang cv. Kepok (Musa balbisiana-ABB) merupakan salah satu
tanaman penunjang untuk ketahanan pangan. Kultivar ini memiliki banyak
manfaat dan dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis tinggi, namun
perbanyakan pisang kepok lebih sulit dan rentan terhadap serangan patogen.
Usaha peningkatan klon-klon pisang Kepok dapat dilakukan diantaranya
melalui teknik kultur in vitro dengan subkultur berulang secara bertingkat.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh subkultur berulang dengan
penambahan BAP secara bertingkat pada medium untuk peningkatan
pertumbuhan pisang cv. Kepok secara in vitro. Metode penelitian
eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) disusun dalam
faktor tunggal, yaitu komposisi medium dengan konsentrasi BAP yang
berbeda. Terdapat 3 perlakuan medium, yaitu 4,50 mgL-1 BAP (MT1), 6,75
mgL-1 BAP (MT2) dan 9,00 mgL-1 BAP (MT3). Hasil percobaan I
menunjukkan adanya pengaruh subkultur berulang secara bertingkat mampu
meningkatkan jumlah rerata pertumbuhan pisang cv. Kepok menghasilkan
rerata 48,77 tunas, 53,67 daun dan 23,57 akar. Hasil rerata parameter
pertumbuhan dibandingkan pada setiap subkultur menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifikan pada jumlah daun yang diduga akibat adanya
kontaminasi, dan usaha penyelamatan tunas pada media yang
terkontaminasi. Hasil rerata parameter setiap medium pertumbuhan
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada setiap tingkatan BAP
yang diberikan. Hasil multiplikasi tunas menghasilkan plantlet siap
aklimatisasi, yaitu 34 (ulangan I), 42 (ulangan II), 18 (ulangan III) dan 18
(ulangan IV). Hasil yang signifikan berbeda nyata ditunjukkan oleh rerata
jumlah akar ulangan IV (13,72 ± 0,97) dan panjang akar maksimum ulangan
II (6,90 ± 0,85), sedangkan rerata jumlah daun dan tinggi tunas tidak berbeda
nyata.
Kata kunci : aklimatisasi, BAP, subkultur bertingkat.
Bibliografi : lembar 49-53
SS00010224 | SK 10224 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.03.2016.001) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain