Text
Rekonstruksi identitas atas stereotip dan prasangka masyarakat : studi kasus kelompok minoritas "Depok Asli"
ABSTRAK
Hanizar, Rekonstruksi Identitas Atas Stereotip dan Prasangka Masyarakat. Studi Kasus : Kelompok Minoritas “Depok Asli”. Skripsi. Jakarta: Program Studi Pendidikan Sosiologi, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta. 2016.
Penulisan ini akan membahas rekonstruksi identitas masyarakat “Depok Asli” terhadap stereotip dan prasangka masyarakat. Tujuan penulisan ini adalah memberikan gambaran mengenai faktor sosial historis dibalik praktik minoritisasi yang dialami serta stereotip dan prasangka yang melekat dengan kelompok minoritas “Depok Asli”. Dan bagaimana upaya-upaya kelompok Depok”Asli” untuk melakukan perjuangan identitas.
Penulisan ini menggunakan tipe studi kasus. Model penjelasan dalam penulisan ini adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi kepustakaan. Skripsi ini menggunakan konsep stereotip, prasangka dan identitas. Lokasi penulisan di Jalan Pemuda, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. Informan dalam penulisan ini berjumlah dua belas orang yang terdiri dari empat pengurus Yayasan Cornelis Chastelein, tiga orang anggota kelompok “Depok Asli”, tiga orang masyarakat sekitar, satu orang pejabat kecamatan serta satu sejarawan. Penulisan ini dilakukan sejak Agustus 2015 hingga Maret 2016.
Hasil penulisan menunjukkan bahwa stereotip dan prasangka terhadap kelompok “Depok Asli” terbentuk akibat faktor sosial historis sebelum kemerdekaan. Kemudian stereotip dan prasangka berdampak pada praktik minoritisasi masyarakat sekitar kepada kelompok “Depok Asli” melalui pelabelan ‘Belanda Depok”, pemalas, sombong, eksklusif, Kristen dan kontak fisik di peristiwa Gedoran Depok pada tahun 1945. Pada masa kini, prasangka juga dilakukan oleh kelompok “Depok Asli” kepada kelompok Islam tertentu yang mendominasi pemerintahan karena menolak rencana menjadikan Jalan Pemuda dan masyarakat “Depok Asli” sebagai cagar budaya dan sempat melarang pembangunan tugu peringatan Cornelis Chastelein dengan alasan bahwa label pro Belanda masih melekat pada kelompok “Depok Asli”. Maka dari itu rekonstruksi identitas dilakukan oleh kelompok “Depok Asli” yang dilakukan melalui empat cara yaitu pembauran, pendidikan, agama, dan politik.
Kata kunci : Kelompok minoritas “Depok Asli”, stereotip dan prasangka, perjuangan identitas
Bibliografi : lembar 150-152
SS00010267 | SK 10267 | UPT Perpustakaan UNJ | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain