Text
Transformasi gerak pencak silat menjadi ibing pencak di perguruan panglipur di kampung sumursari Desa Sukasono Kecamatan Sukawangi Kabupaten Garut
ABSTRAK
Muhamad Ogi Ariyansah. “Transformasi Gerak Pencak Silat Menjadi Ibing Pencak di Perguruan Panglipur di Kampung Sumursari Desa Sukasono Kecamatan Sukawengi Kabupaten Garut”, Penelitian Kualitatif, Program Studi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta, Juni 2016.
Penelitian ini bermula dari keingin tahuan penulis untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya transformasi pada pencak silat sebagai ilmu bela diri menjadi sebuah bentuk gerak tari yang lebih memperlihatkan unsur keindahan yang lebih sering di sebut dengan Ibing Pencak.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan secara utuh bagaimana proses transformasi gerak yang terjadi pada pencak silat di perguruan panglipur Kabupaten Garut menjadi tari Ibing Pencak sebagai hasil dari pemikiran dan kreativitas para seniman dengan dilatari dari aspek sejarah, manfaat dari penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas terhadap kesenian lokal yang ada di Jawa Barat khususnya di Kabupaten Garut, serta menambah pengetahuan bagi masyarakat sekita ataupun masyarakat diluar Jawa Barat akan keragaman kebudayaan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Berdasarkan tingkat penyampaiannya penelitian ini termasuk dalam penelitian etnografi dimana penelitian ini digunakan untuk memahami budaya atau aspek kebudayaan dalam kehidupan sosial masyarakat yang menghasilkan suatu produk yaitu tarian. Lokasi penelitian dilakukan di kediaman narasumber Umi Eni, Kecamatan Sukawengi. Desa Sukasono. Kabupaten Garut. Jawa Barat. pengumpulan data dilakukan sebanyak 3 kali, pada tanggal 11 Oktober 2014 peneliti mengadakan obesrvasi kelapangan, tanggal 24 s/d 26 Oktober peneliti melakukan wawancara dan dokumentasi, dan pada tanggal 7 s/d 9 November.
Hasil dari penelitian ini adalah Ibing Pencak bukanlah pencak silat, melainkan hanya sebatas seni tari dalam bentuk pencak silat dan tidak bisa digunakan untuk membela diri, yang mempengaruhi terjadinya transformasi pada pencak silat menjadi ibing pencak adalah naluri manusia yang mendorong terjadinya transformasi yang juga disebabkan situasi politik pada saat itu. Bentuk trasnformasi yang terjadi didalam perguruan pencak silat panglipur di pengaruhi oleh keinginan Abah Aleh untuk mengembangkan dari beberapa jurus dari lima aliran yang di kuasai dan juga untuk menciptakan gerak baru yang menjadi ciri khas dari perguruan panglipur. Bentuk transformasi lebih signifikan terjadi pada saat kepemimpinan Umi Eni yang mengkreasikan rias dan busana yang di gunakan para pengibing sehingga seni pertunjukan pencak silat sebagai seni tarung dan adu ketangkasan saat ini lebih terlihat seperti kesenian tari pada umumnya.
Kata kunci : Trasnformasi, Pencak Silat, Ibing Pencak, Perguruan Panglipur, Kabupaten Garut
Bibliografi : lembar 145-147
SS00011417 | SK 11417 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.02.2016.007) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain