Text
Gangguan pemahaman leksikal pada penderita afasia wernicke
ABSTRAK
Dhea Tiaraningrum. Gangguan Pemahaman Leksikal Pada Penderita Afasia Wernicke. Skripsi. Jakarta: Program Studi Bahasa Indonesia, Jurusan Bahasa Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta, Juni 2016.
Penelitian ini bertujuan menemukan gangguan pemahaman pada penderita Afasia Wernicke meliputi kata yang diujarkan oleh pasien dan pengganti suku kata dari sebuah kata (Parafasia Litera), penggantian seluruh kata yang mirip dengan kata yang dikehendaki (Parafasia Verbal), serta kata baru yang tidak dipahami maksudnya oleh orang lain (Neologisme). Penelitian ini dilakukan pada Februari - Mei 2016 di Klinik Mandiri Stroke & Neuro Rehabilitation di Jakarta Selatan. Subjek penelitian ini adalah penderita afasia Wernicke. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian studi kasus.
Afasia Wernicke didefinisikan sebagai kesalahan fungsi bahasa karena adanya kerusakan pada bagian otak wernicke yang menyebabkan timbulnya kesulitan untuk memahami dan menghasilkan bentuk-bentuk linguistik. Pasien penderita Afasia Wernicke mengalami ketidak mampuan untuk memahami ujaran orang lain dalam komunikasi kata-kata meliputi kesalahan peggantian suku kata (Parafasia Literal), penggantian seluruh kata (Parafasia Verbal) atau bahkan memunculkan kata baru yang tidak ada artinya atau sulit dipahami oleh orang lain (Neologisme)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien mengalami banyak penggunaan kata baru yang tidak dipahami, memiliki fokus yang sama pada tempat artikulasi bilabial seperti konsonan dan relasi makna difokuskan pada hiponim mencari hubungan semantik antar sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain.
Implilkasi penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi peneliti lain dan penelitian selanjutnya diantaranya, seperti menambah pengetahuan dan wawasan baru terkait dengan ilmu Semantik dan Neurolinguistik yang masih sedikit sekali penelitiannya di dalam bidang Linguistik. Dalam penerapannya, penelitian ini dapat menjadi acuan untuk memperkaya keterampilan terapis dan ahli neurologi dalam penanganan kasus gangguan berbahasa pada afasia.
Bibliografi : lembar 175-176
SS00011523 | SK 11523 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.02.2016.006) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain