Text
Dinamika kepribadian tokoh utama dalam roman di bawah lindungan Ka' Bah karangan Hamka dengan skenario film di bawah di bawah lindungan Ka'Bah karya titien wattimena dan armantono : suatu kajian psikologi sastra
ABSTRAK
Annisa Septia Sutamto. Dinamika Kepribadian dalam Roman Di Bawah Lindungan Ka’bah Karangan Hamka dengan Skenario Film Di Bawah Lindungan Ka’bah Karya Titien Wattimena dan Armantono (Suatu Kajian Psikologi Sastra). Jakarta: Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta, Juli 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika kepribadian pada tokoh utama dalam roman Di Bawah Lindungan Ka’bah karangan Hamka dengan skenario film Di Bawah Lindungan Ka’bah karya Titien Wattimena dan Armantono. Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang sastra. Serta menjadi alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan analisis isi serta ditopang dengan teori dinamika kepribadian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tokoh utama roman Di Bawah Lindungan Ka’bah karangan Hamka dengan skenario film Di Bawah Lindungan Ka’bah karya Titien Wattimena dan Armantono memiliki dinamika kepribadian yaitu naluri kehidupan dan naluri kematian. Hal ini terlihat dari jumlah data pada roman dan skenario yang memiliki dinamika kepribadian terdapat 130 data. Dari kedua objek ini dinamika kepribadian yang paling banyak ditemukan yaitu naluri kehidupan dengan jumlah 97 data. Banyaknya data yang muncul karena tindakan dan tutur dalam kutipan berupa perasaan bahagia, dorongan kenikmatan melihat keindahan, dorongan kenikmatan berbakti, dorongan kenikmatan sosial dan dorongan mempertahankan diri. Adapun dinamika kepribadian yang paling sedikit dari kedua objek tersebut yaitu naluri kematian dengan jumlah 56 data. Sedikitnya data yang muncul karena tindakan dan tutur ini hanya berupa perasaan sedih, sakit, perasaan berduka, adanya dorongan ingin bunuh diri, dan rasa putus asa. Dari analisis yang telah dilakukan, Hamid memiliki naluri kehidupan yang lebih banyak dibandingkan naluri kematian. Hal ini disebabkan karena Hamid lebih banyak dorongan mempertahankan diri yang terrmasuk ke dalam naluri kehidupan. Adapun Zainab memiliki naluri kematian yang lebih banyak dibandingkan naluri kehidupan. Hal ini disebabkan Zainab telah ditinggal pergi oleh Hamid sehingga Zainab lebih banyak memiliki naluri kematian dibandingkan naluri kehidupan itu sendiri.
Kata Kunci: Dinamika kepribadian, naluri kehidupan, naluri kematian, psikologi sastra
Bibliografi : lembar 141-142
SS00011465 | SK 11465 | UPT Perpustakaan UNJ | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain