Text
Perbandingan kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar menggunakan model problem based learning (PBL) dengan model inkuiri terbimbing di SMA Negeri 109 Jakarta
ABSTRAK
RETNO KUSUMA PUTRI, Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Yang Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning Dengan Model Inkuiri Terbimbing di SMA Negeri 109 Jakarta. Skripsi. Jakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta, 2016.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) dan model pembelajaran inkuiri terbimbing di SMA Negeri 109 Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 109 Jakarta pada kelas XI MIA 3 dan XI MIA 4 semester genap tahun ajaran 2015/2016 pada pokok bahasan transformasi geometri.
Model pembelajaran yang dibandingkan menganut paham teori konstruktivisme atau mengkonstruksi pengetahuan sendiri yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran problem based learning (PBL). Model pembelajaran tersebut menjadikan siswa lebih mandiri, berperan aktif, dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Penerapan model pembelajaran tersebut bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa dan mengetahui model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan pada kurikulum 2013.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperiment. Metode ini digunakan karena tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap variabel dan kondisi eksperimen. Pengambilan sampel menggunkan teknik cluster random sampling. Penelitian menggunakan hasil post-test. Instrumen penelitian yang digunakan adalah post-test kemampuan berpikir kritis pada pokok bahasan transformasi geometri sebanyak 5 butir soal uraian. Instrumen penelitian yang digunakan telah melalui uji validasi isi dan konstruk.
Berdasarkan perhitungan data hasil penelitian, kelas eksperimen I (model pembelajaran inkuiri terbimbing) dan kelas eksperimen II (model pembelajaran problem based learning) berasal dari populasi berdistribusi normal dan homogen dengan varians yang sama. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji-t independent sample dengan taraf signifikasi α = 0, 05. Hasil perhitungan, diperoleh nilai thitung = 0.120 dan ttabel = 1.994 sehingga thitung < ttabel maka H0 diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing di SMA Negeri 109 Jakarta. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kesalahan dalam pelaksanaan penelitian. Penerapan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran problem based learning masih kurang maksimal dikarenakan siswa tidak mengkonstruksi pengetahuannya sendiri namun masih adanya bantuan dari guru. Pengantar pelajaran yang diberikan pada kelas eksperimen II bertolak belakang dengan langkah model pembelajaran problem based learning. Sehingga, mempengaruhi hasil perlakuan, hasil post-test, dan data tidak mendukung hipotesis penelitian.
Kata Kunci: Kemampuan berpikir kritis, model pembelajaran inkuiri terbimbing, model pembelajaran problem based learning.
Bibliografi : lembar 63-65
SS00011796 | SK 11796 | UPT Perpustakaan UNJ | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain