Text
Labeling'cabe-cabean' sebagai faktor pendorong perilaku menyimpang : studi kasus remaja perempuan Cabangbungin Bekasi
ABSTRAK
Mukhlis Maulana. Labeling ‘Cabe-Cabean’ Sebagai Faktor Pendorong Perilaku Menyimpang (Studi Kasus : Remaja Perempuan Cabangbungin, Bekasi). Skripsi. Jakarta. Program Studi Pendidikan Sosiologi. Jurusan Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses terbentuknya labeling ‘Cabe-Cabean’ pada remaja perempuan. Penelitian ini juga menggambarkan berbagai faktor yang membuat remaja perempuan dilabeling sebagai ‘cabe-cabean’ oleh masyarakat, dan bagaimana remaja perempuan memaknai labeling sebagai ‘cabe-cabean’ tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan studi kepustakaan. Dalam penelitian ini, informan penelitian berjumlah 9 orang terdiri dari 3 Remaja Perempuan yaitu Hani, Melani, dan Inah. 3 Orang Tua Remaja Perempuan, dan 3 Tokoh dalam masyarakat yaitu Tokoh Pendidikan seperti Guru, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Agama. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan data sekunder yaitu profil Kecamatan Cabangbungin untuk memperkuat temuan data di lapangan. Penelitian ini menggunakan Konsep Remaja, Konsep Pelabelan atau Labeling, Konsep Diri, dan Konsep Penyimpangan, dan Pengendalian Sosial.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada beberapa faktor yang membentuk ‘labelling’ sebagai ‘cabe-cabean’ kepada remaja perempuan yaitu adanya stigma negatif pada remaja sehingga ada batasan dalam berperilaku, berpenampilan, dan beraktivitas. Selanjutnya, perilaku sehari-hari remaja perempuan yang dianggap menyimpang seperti keluar rumah ketika malam hari, ‘nongkrong’ di malam hari dan di pinggir jalan, serta bersama laki-laki, naik motor bertiga, dan berpakaian tidak sopan atau tidak menutup aurat. Perilaku tersebut dianggap menyimpang oleh masyarakat sehingga memunculkan reaksi sosial berupa pelabelan/labeling sebagai ‘cabe-cabean’ kepada remaja perempuan. Labeling sebagai ‘cabe-cabean’ merupakan mekanisme pengendalian sosial dari masyarakat, namun dimaknai oleh remaja perempuan bahwa masyarakat terlalu berlebihan dalam membatasi kehidupan remaja perempuan. Remaja perempuan menganggap perilaku itu ‘wajar’ dengan alasan itu adalah haknya dalam menjalani hidupnya. Ada juga yang melakukan pengelakan dengan alasan belum dewasa dan beranggapan masyarakat tidak adil karena memberikan reaksi berbeda kepada remaja perempuan, namun tidak pada remaja laki-laki yang berperilaku sama. Adanya labelling sebagai ‘cabe-cabean’ mendorong remaja perempuan bergabung dengan subkultur yang dianggap menyimpang yaitu teman ‘nongkrong’. Hal tersebut mendorong remaja perempuan semakin berperilaku yang dianggap menyimpang oleh masyarakat Cabangbungin seperti lebih sering keluar malam dan ‘nongkrong’, saat ‘nongkrong’ aktivitas teman ‘nongkrong’ tersebut seperti merokok, mabuk, dan berpacaran.
Kata Kunci : Labeling, Remaja Perempuan, Makna Labeling Remaja Perempuan
Bibliografi : lembar 133-134
SS00011035 | SK 11035 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2016.004) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain