Text
Interaksionis simbolik siswa yang berperilaku menyimpang : studi kualitatif di SMP Negeri 4 Tambun Utara
ABSTRAK
DWI BUNGA ANGKASAWATI, Interaksionis Simbolik Siswa yang Berperilaku Menyimpang ( studi Kualitatif di SMP Negeri 4 Tambun Utara-Kab Bekasi). Skripsi. Jakarta: Program studi Pendididikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, Mei 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran atau informasi mengenai Interaksionis Simbolik Siswa yang Berperilaku Menyimpang di SMP Negeri 4 Tambun Utara Perumahan Edelweiz no 1, Desa Satria Jaya, Kecamatan Tambun Utara,Kabupaten Bekasi, Kode pos 17510.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif . alat pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, wawancara dan dokumentasi. Key informan dalam penelitian ini adalah Guru BK. Sedangkan informan dalam penelitian ini adalah 7 orang siswa/siswi di SMP Negeri 4 Tambun Utara. Kemudian sebagai expert opinion dalam penelitian ini adalah Bu Dr. Ciek Julyati Hisyam, M.M.,M.Si. sedangkan teknik kalibrasai keabsahan data melalui member check, audit trial dan triangulasi. Dan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Interaksionis Simbolik siswa yang berperilaku menyimpang adalah dalam berbicara menggunakan bahasa yang kasar dan kurang sopan, misalnya memanggil temannya dengan sebutan kata hewan atau sebutan nama orangtua. secara penampilan sebagaian besar kurang rapih atau tidak tertib aturan sekolah misalnya baju yang tidak dimasukan, tidak menggunakan dasi dan atribut sekolah lainnya. Gaya tubuh berlebihan atau hiperaktif dan aksesoris atau objek lain yang digunakan terlihat berbeda dengan siswa lain.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah bahwa Sebagian besar Interaksionis Simbolik siswa yang berperilaku menyimpang disebabkan berbagai faktor. Faktor teman sebaya paling dominan mempengaruhi Interaksi Siswa, kemudian faktor keluarga yang kurang peduli kepada anaknya atau berasal dari keluarga yang kurang harmonis kemudian faktor lingkungan lain seperti lingkungan sekolah dan masyarakat yang kurang maksimal menjalankan fungsinya sebagai kontrol sosial. Sehingga perilaku menyimpang yang terjadi pada siswa tidak sepenuhnya kesalannya, pihak-pihak lain turut mengambil bagian dalam menjalankan fungsinya sebgai kontrol sosial.
Kata kunci: Interaksionis Simbolik, Siswa, Perilaku Menyimpang, Kontrol Sosial
Bibliografi : lembar 67-68
SS00011304 | SK 11304 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2016.003) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain