Text
Penerjemahan Frasa Nomina dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia : penelitian analisis isi pada buku Traffic rules PT Freeport Indonesia
RINGKASAN
Proses penerjemahan yang dilalui para penerjemah tentu sangat tidak mudah. Dalam proses itu ada tindak komunikasi yang tidak terpisah dengan bahasa yaitu bahasa sumber (Bsu) dan bahasa sasaran (Bsa). Maka ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki penerjemah diantaranya kemampuan yang baik dalam Bsu dan BSa, kemampuan menggunakan sumber-sumber rujukan, serta kemampuan memahami konteks sebuah teks (baik langsung maupun tidak langsung). Apabila kemampuan itu tidak dimiliki atau kurang baik maka terjemahannya pun akan kurang baik.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui penerjemah agar terjemahannya baik yaitu ketepatan (accuracy) dalam memahami pesan Bsu dan mengalihkan makna pesan. Selain itu kejelasan (clarify) dalam mengungkapkan gagasan. Serta kewajaran (naturalness) menggunakan Bsa agar terjemahan efektif dan berterima. Tiga hal tersebut juga dibutuhkan dalam menerjemahkan frasa, khususnya frasa nomina.
Selain frasa verba, frasa nomina juga merupakan jenis frasa yang paling penting dalam kalimat sehingga tidak bisa dihilangkan. Dalam kalimat, pada umumnya frasa nomina dapat menduduki fungsi sebagai subjek, predikat, objek, pelengkap, dan juga keterangan. Oleh karena itu, ketepatan, kejelasan, dan kewajaran penerjemahan frasa nomina menjadi bagian yang penting dalam suatu kalimat.
Frasa nomina memiliki beberapa bentuk yang berbeda antara bentuk frasa nomina yang terdapat pada teks bahasa sumber (TSu) dan teks bahasa sasaran (TSa). Hal ini disebabkan setiap bahasa memiliki struktur yang berbeda. Kenyataan ini sesuai dengan yang ditemukan oleh peneliti berdasarkan observasi awal terhadap buku Traffic Rules PT Freeport Indonesia dan terjemahannya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi. Kemudian terjemahan tersebut dianalisa berdasarkan empat subfokus, yaitu, kesepadanan terjemahan yang menggunakan teori dari Eugene A. Nida dan Charles R. Taber, prosedur penerjemahan dari Peter Newmark, pergeseran terjemahan menggunakan teori Catford, dan penyimpangan terjemahan dari Sager.
Langkah pertama yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah merumuskan pertanyaan penelitian. Kedua, melengkapi teori yang berhubungan dengan fokus dan subfokus penelitian. Selanjutnya, mengidentifikasi yang termasuk ke dalam frasa nomina dalam buku Traffic Rules PT Freeport Indonesia dilanjutkan dengan pengklasifikasian data frasa nomina. Kemudian, dari data yang telah diidentifikasi, peneliti akan menganalisa kesepadanan terjemahan, prosedur penerjemahan, pergeseran, dan penyimpangan penerjemahan. Langkah terakhir yang dilakukan peneliti adalah menginterpretasi hasil dan evaluasi tahap analisis.
Buku Traffic Rules PT Freeport Indonesia terdiri atas 7 bagian. Peneliti menggunakan teknik pemercontohan bertujuan (purposive sampling) dengan mengambil dan memilih data yang mendukung penelitian ini. Data yang mengandung frasa nomina dalam bahasa Inggris ditemukan sebanyak 100 (seratus) data. Kesepadanan terjemahan yang digunakan oleh penerjemah adalah kesepadanan formal dan dinamis. Jika dilihat dari segi
kesepadanan, frasa nomina pada penelitian ini telah mencapai kealamian terjemahan yang mengarah kepada tata bahasa, leksikal dan budaya. Berdasarkan kesepadanan yang digunakan oleh penerjemah untuk mengalihkan pesan dari teks sumber ke dalam teks sasaran hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerjemah lebih dominan menggunakan kesepadanan formal.
Pada penelitian ini ditemukan 8 prosedur penerjemahan, yaitu: naturalization, cultural equivalent, modulation, reduction, expansion, transference, couplet, literal. Peneliti melihat bahwa frasa nomina pada pola tertentu yang menggunakan article jarang diartikan. Prosedur penerjemahan literal lebih banyak digunakan penerjemah karena ini sesuai dengan menerjemahkan sesuai struktur gramatikal.
Pergeseran terjemahan membantu penerjemah untuk menghasilkan terjemahan yang sepadan dan berterima dalam bahasa sasaran. Pergeseran penerjemahan yang ditemukan adalah Category Shifts, yaitu pergeseran kategori. Category shifts terbagi lagi menjadi empat bagian yaitu structural shift, class shifts, unit shifts dan intra-system shifts. Pergeseran penerjemahan terjadi karena perbedaan struktur dari kedua bahasa, bahasa sasaran mencari padanan yang tepat agar tidak terjadi penyimpangan penerjemahan. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pergeseran struktur dan pergeseran intra-sistem paling banyak ditemukan pada penerjemahan frasa nomina ini.
Berdasarkan hasil temuan, dapat dilihat bahwa tidak semua data mengalami penyimpangan terjemahan. Dari 100 temuan data, sebanyak 2 data mengalami penyimpangan terjemahan. Peneliti melihat bahwa penyimpangan yang terjadi sebagian besar adalah penyimpangan makna. Oleh karena itu, peneliti memberikan rekomendasi kepada berbagai pihak yang akan melakukan penelitian di bidang penerjemahan, khususnya penerjemahan frasa nomina, untuk terus menggali dan memperkaya ilmu
penerjemahan agar bisa menghasilkan sebuah terjemahan yang berkualitas baik. Kegunaan secara praktis adalah hasil penelitian ini dapat digunakan dalam proses penerjemahan yang bisa diaplikasikan dalam proses pembelajaran bahasa Inggris khususnya mata kuliah penerjemahan. Kemudian, penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi para siswa, mahasiswa khususnya penerjemahan.
Bibliografi : lembar 122-124
TM00002153 | TM 2153 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2017.01) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain