Text
Pengaruh kepemimpinan dan supervisi terhadap kinerja guru di SMA Negeri Kabupaten Dogiyai Papua : penelitian pada SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Kabupaten Dogiyah
RINGKASAN
Sekolah dalam mencapai tujuan seringkali dihadapkan pada hambatan-hambatan berupa rendahnya kinerja guru ditandai masih ada beberapa sekolah jumlah guru yang mengajar sangat sedikit (tidak sesuai dengan jumlah jam mengajar normalnya), efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan, masih ada guru yang kurang terlibat dalam kegiatan sekolah. Lebih jauh dijelaskan bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas masih banyak menghadapi tantangan di lapangan misalnya masih adanya kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan yang masih rendah, misalnya sulit mengambil keputusan, acuh tak acuh dengan permasalahan yang ada, kurang motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri atau pembelajaran, serta masih banyak guru yang tidak mempersiapkan diri dengan baik sebelum mengajar. Hal ini sejalan apa yang dinyatakan oleh Newstrom, “leadership is the process of influencing and supporting others to work enthusiastically toward achieving objectives. It is critical factor that helps and individual or a group identify its goal and then motivates and assist in achieving the stated goals. The definition are influence/support, voluntary effort, and a goal achievement”. Lebih lanjut Gary Yukl bahwa, “performance orientation has implication for leadership, because some types of leadership behavior are more relevan for improving performance and efficiency. Examples include setting chellenging goals or standards, developving action plan with schedules and deadlines, expressing confidence that subordinates can improve performance, developing job relevan skills in sub ordinates, encouraning and providing praise and reward for achievements”. Menurut Laurie J. Mullins, “it is important that there regular, reutine discussions, within supervision about the factor tahat effect performance, then, when performance concern emerge, both supervisior and supervisee will have a head start in unpicking what is contributing to the
performance issue. that does not mean that working with the issue will not be challenging, there is unlikely to be one simple explanation, but rather a combination of casual factor stemming from a range of concerns are emerging is fundamental to being able to manage them effectively”. Sedangkan menurut Menurut Edwin Leonard Jr, bahwa, “those hold supervisory positions signivicantly influence the effectiveness with which people work together and use resource attain goals. In short, the managerial role of a supervisor is to make sure that assigned task are accomplished with and through the help of employee”. Maka dari itu peneliti ingin mengkaji secara ilmiah apakah kepemimpinan dan supervisi berpengaruh terhadap kinerja guru. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survei dan pendekatan kuantitatif. Populasi yang menjadi sasaran dalam penelitian adalah guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kabupaten Dogiyai Papua dengan jumlah sampel sebanyak 63 guru. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang sebelumnya telah diujicoba. Berdasarkan hasil uji coba, variabel kinerja diukur menggunakan 32 butir pernyataan dengan koefisien reliabilitas 0,955, variabel kepemimpinan diukur menggunakan 31 butir pernyataan dengan koefisien reliabilitas 0,960, variabel lingkungan kerja diukur menggunakan 32 butir pernyataan dengan koefisien reliabilitas 0,964. Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi dan jalur. Hasil uji signifikansi koefisien jalur pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja menunjukkan nilai koefisien korelasi 0,620 dan koefisien jalur 0,501. Ini berarti semakin tinggi tingkat kepemimpinan kepala sekolah mengakibatkan peningkatan kinerja guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kabupaten Dogiyai Papua. Hasil uji signifikansi koefisien jalur pengaruh supervisi terhadap kinerja menunjukkan nilai 0,498 dan koefisien jalur 0,297. Sehingga terdapat pengaruh langsung positif supervisi terhadap
kinerja. Artinya semakin tinggi supervisi kepala sekolah akan mengakibatkan peningkatan kinerja guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kabupaten Dogiyai Papua . Hasil uji signifikansi koefisien jalur pengaruh kepemimpinan terhadap supervisi menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,401 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,401. Peningkatan tingkat kepemimpinan kepala sekolah mengakibatkan peningkatan supervisi kepala sekolah terhada guru pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kabupaten Dogiyai Papua. Dengan hasil tersebut, maka implikasinya adalah kinerja dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan kepemimpinan dan supervsi kepala sekolah.
Bibliografi : lembar 118-120
TM00002209 | TM 2209 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2017.01) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain