Text
Aspek kepribadian tokoh utama film The Reader karya Bernhard Schlink : sebuah kajian psikoanalisis
RINGKASAN
Penelitian ini menggunakan analisis isi dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode analisis isi kualitatif digunakan untuk memahami pesan simbolik dari wacana atau teks. Analisis dilakukan terhadap tiga tokoh utama, yaitu Hanna, Michael, dan wanita Yahudi korban holocaust. Untuk menganalisis ketiga tokoh ini akan digunakan dua teori utama Sigmund Freud yaitu aspek kepribadian dan dinamika kepribadian yang berfokus pada drive reduction theory. Kedua teori tersebut digunakan untuk mendeskripsikan hubungan ketiga struktur kepribadian yang ada dalam tiap-tiap tokoh untuk melihat bagaimana mereka merepresi dan merepresentasikan ingatan masa lalu tentang peristiwa holocaust. Selain itu, peneliti juga melakukan analisis terhadap hubungan antar ketiga tokoh dan hubungan mereka dengan lingkungan sosial untuk melihat pengaruh hubungan antartokoh dalam membentuk ingatan kolektif mereka mengenai holocaust.
Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa kata, bukan angka. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data yang berwujud kata-kata, ungkapan, dan kalimat dalam wacana film yang berjudul The Reader. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pustaka yaitu kegiatan menelaah buku buku dan berbagai literatur lain untuk mendapatkan teori yang berkaitan erat dengan masalah penelitian. Dalam penelitian yang bersifat kualitatif ini, peneliti sendiri secara langsung berlaku sebagai instrumen penelitian.
Pada akhirnya peneliti menemukan konflik psikodinamik yang terjadi dalam diri tokoh Ilana, Hanna, dan Michael. Konflik ini akan dilihat dalam dua konteks: 1) konteks individu dan 2) konteks tokoh sebagai representasi masyarakat. Pembahasan pada konteks individu berfokus pada pertentangan antara Id, ego, dan superego dalam diri masing-masing tokoh. Sedangkan dalam konteks masyarakat, konflik diantara tokoh-tokoh ini dianalogikan sebagai representasi konflik Id, ego, dan superego yang ada dalam masyarakat. Pada akhirnya film ini membawa penonton ke sebuah solusi permasalahan dari berbagai konflik antarwacana ini. Solusi itu adalah bahwa perdamaian antara pihak yang bertikai (direpresentasikan oleh ketiga tokoh tersebut) dengan menerima masa lalu mereka dan menjadikan ingatan dan sejarah sebagai sesuatu yang harus diceritakan kepada generasi selanjutnya dan dilihat dari berbagai perspektif pelaku sejarah.
Dalam hal ini pembelajaran sastra menduduki peran yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Proses pengajaran sastra didalam dunia pendidikan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hasil belajar sastra. Hasil tersebut berupa perubahan tingkah laku, baik berbentuk kecakapan berfikir dalam menafsirkan makna yang terkandung dalam karya sastra, sikap terhadap karya sastra maupun keterampilan membaca puisi mengarang cerita fiksi dan memamerkan teks drama tercapainya tujuan tersebut melalui kegiatan mengapresiasi hasil karya sastra. Lebih mengerucut lagi, penulis juga mengharapkan kan bahwa psikologi sastra berkaitan dengan sejarah dapat memberikan khasanah keilmuan yang semakin luas.
Bibliografi : lembar 248-250
TM00004715 | TM 4715 | UPT Perpustakaan UNJ | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain