Text
Pengaruh gaya mengajar dan motor ability terhadap hasil belajar tendang Dolyo Chagi Taekwondo : eksperimen pada mahasiswa PJKR mata kuliah Taekwondo Universitas Siliwangi Tasikmalaya
RINGKASAN
Taekwondo adalah suatu metode atau cara untuk menghancurkan atau bertahan dengan menggunakan kaki dan tangan. Dalam Taekwondo, ada 3 macam teknik yang dipelajari di antaranya adalah Chagi (tendangan), Jireugi (pukulan) dan Makki (tangkisan). Teknik tendangan menjadi sangat dominan dalam seni bela diri taekwondo, bahkan secara tidak langsung taekwondo sangat dikenal karena kelebihannya dalam hal teknik tendangannya. Banyak sekali teknik tendangan dan variasinya diantaranya yang sangat penting adalah ap chagi, dolyo chagi, yeop chagi.
Gaya mengajar diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh dosen untuk mengorganisir dan membimbing pengalaman belajar mahasiswa. Mahasiswa dapat belajar mengembangkan kemampuan diri sesuai potensi yang dimilikinya. Bagi mahasiswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat belajar lebih cepat. Sementara mahasiswa yang kemampuannya rendah dipacu untuk belajar secara lebih kompetitif.
Atas dasar pemikiran itulah maka rumusan masalahnya adalah (1) Secara keseluruhan, apakah terdapat perbedaan antara gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando terhadap hasil belajar taekwondo mahasiswa PJKR? (2) Apakah terdapat interaksi antara gaya mengajar dan motor ability terhadap hasil belajar taekwondo mahasiswa PJKR? (3) Apakah terdapat perbedaan antara gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando terhadap hasil belajar taekwondo, bagi mahasiswa PJKR yang memiliki motor ability tinggi? (4) Apakah terdapat perbedaan antara gaya mengajar resiprokal dan gaya mengajar komando terhadap hasil belajar taekwondo, bagi mahasiswa PJKR yang memiliki motor ability rendah?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Adapun disain penelitian yang digunakan adalah faktorial sederhana (simple factorial design) 2 x 2. Teknik pengambilan sampel yang
iii
digunakan mengacu pada prosedur yang dinyatakan oleh Ferduci yaitu menetapkan sampel dengan teknik persentase melalui pembagian dengan sistem ranking menggunakan random sampling (acak sederhana).
Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar tendangan dolyo chagi taekwondo adalah tes yang dibuat sendiri oleh peneliti yang berbentuk rubrik penilaian. Mengukur tingkat validitas instrumen ini melalui pernyataan dari yang ahli dalam olahraga taekwondo. Sedangkan mengukur reliabilitas melalui tes-retest (tes dua kali) dan diperoleh nilai r = 0,82 (kategori cukup).
Teknik analis data yaitu menggunakan analis variansi (ANAVA) dua jalur, kemudian dilanjutkan dengan Uji Tukey. Sebelumnya harus menguji dulu persyartan analisis yakni uji normalitas dan uji homogenitas.
Dari hasil perhitungan analisis varians (ANAVA) diperoleh pengujian hipotesis pertama yaitu, diperoleh Fhitung = 5,0352 > Ftabel = 4,00. Sehingga Ho ditolak, ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan hasil belajar Tendangan Dolyo chagi secara berarti antara mahasiswa yang diajar dengan menggunakan gaya mengajar resiprokal dan mahasiswa yang diajar dengan menggunakan gaya mengajar komando. Kedua diperoleh Fhitung = 18,9177 > Ftabel = 4,00. Dengan demikian Ho ditolak. Ini artinya terdapat interaksi yang sangat berarti antara gaya mengajar dan motor ability yang dimiliki mahasiswa terhadap hasil belajar Tendangan Dolyo chagi Taekwondo. Ketiga diperoleh Q hitung = 12,77 > Q tabel = 3,63. Ini berarti perbedaan yang signifikan hasil belajar Tendangan Dolyo chagi bagi mahasiswa yang memiliki motor ability tinggi yang diajar dengan gaya mengajar resiprokal dan yang diajar dengan gaya mengajar komando. Keempat diperoleh Q hitung = 4,63 > Q tabel = 3,63. Ini berarti perbedaan yang signifikan hasil belajar Tendangan Dolyo chagi bagi mahasiswa yang memiliki motor ability rendah yang diajar dengan gaya mengajar komando dan yang diajar dengan gaya mengajar resiprokal.
iv
Dari hasil pengolahan dan analisis data serta pengujian hipotesis sebagaimana telah dipaparkan, maka :(1) Secara keseluruhan terdapat perbedaan yang berarti antara kelompok yang diajar dengan gaya mengajar resiprokal dan yang diajar dengan gaya mengajar komando terhadap hasil belajar tendangan dolyo chagi taekwondo. Kelompok yang diajar dengan gaya mengajar resiprokal lebih baik daripada kelompok yang diajar dengan gaya mengajar komando. (2) Terdapat interaksi antara gaya mengajar dengan motor ability terhadap hasil belajar tendangan dolyo chagi taekwondo. (3) Terdapat perbedaan yang berarti antara yang diajar dengan gaya mengajar resiprokal dan yang diajar dengan gaya mengajar komando bagi mahasiswa yang memiliki motor ability tinggi terhadap hasil belajar tendangan dolyo chagi taekwondo. Bagi mahasiswa yang memiliki motor ability tinggi, diajar dengan gaya mengajar resiprokal lebih baik daripada diajar dengan gaya mengajar komando. (4) Terdapat perbedaan yang berarti antara yang diajar dengan gaya mengajar resiprokal dan yang diajar dengan gaya mengajar komando bagi mahasiswa yang memiliki motor ability rendah terhadap hasil belajar tendangan dolyo chagi taekwondo. Bagi mahasiswa yang memiliki motor ability rendah, diajar dengan gaya mengajar komando lebih baik daripada diajar dengan gaya mengajar resiprokal.
Oleh karena itu implikasi dari hasil penelitian ini, baik terhadap dampak teoretis maupun penerapan praktis menjadi lebih bermakna. Hasil penelitian ini memberikan implikasi terutama berkenaan dengan pemilihan gaya mengajar yang disesuaikan dengan kemampuan gerak (motor ability) terhadap pembelajaran taekwondo khususnya tendangan dolyo chagi dan pendidikan olahraga di perguruan tinggi pada umumnya.
Bibliografi : lembar 150-152
TM00004666 | TM 4666 | UPT Perpustakaan UNJ | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain