Text
Perubahan kondisi sosial ekonomi petani penggarap setelah perluasan kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango : studi pada resort sarongge, Desa Ciputri, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
ABSTRAK
Singgih Dennysantoso, Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Petani Penggarap Setelah Perluasan Kawasan TNGGP Di Kampung Sarongge, Desa Ciputri, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Skripsi, Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kondisi sosial ekonomi petani penggarap setelah perluasan kawasan TNGGP di Kampung Sarongge Desa Ciputri Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan survey. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah petani penggarap hutan dan sampel yang digunakan sejumlah 61 responden. Perluasan ini terjadi pada lahan milik Perum Perhutani, yang dikelola bersama penduduk Kampung Sarongge. Perluasan membuat perubahan enam aspek indikator kondisi sosial ekonomi. Aspek pertama (1) adalah penghasilan. Saat masih menggarap hutan petani berpenghasilan diatas Rp.2.500.000 setelah perluasan kurang dari Rp. 2.000.000. Aspek kedua (2) adalah status sosial ekonomi dan yang menjadi indikatornya adalah kepemilikan barang berharga, hal yang berdampak adalah kepemilikan lahan garapan dari awalnya lebih dari 1000m2 sekarang tidak lebih dari 400m2. Aspek ketiga (3) adalah dampak terhadap pekerjaan petani, sejak tahun 1980, masyarakat Kampung Sarongge menjadi petani penggarap hutan milik Perhutani, setelah perluasan terjadi, seluruh petani beralih ke pekerjaan lain seperti buruh harian lepas, ojek, driver , pedagang, dan peternak. Aspek keempat (4) adalah dampak terhadap pendidikan, saat perluasan terjadi tingkat pendidikan anak dari petani meningkat, dari mayoritas hanya tamat SMP sekarang SMA kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya pengetahuan petani akan pentingnya pendidikan. Aspek kelima (5) adalah pemenuhan kebutuhan pokok. Penghasilan yang berkurang berdampak terhadap jenis lauk pauk yang dikonsumsi petani. Sebelum perluasan, petani biasa mengganti lauk pauk yang dikonsumsi, setelah perluasan dan berkurangnya penghasilan, lauk yang dikonsumsi lebih banyak ikan dan sayur. Aspek keenam (6) adalah kondisi kesehatan petani pasca perluasan yang berdampak positif terhadap kesehatan petani karena sedikitnya pekerjaan yang menguras tenaga sehingga kesehatan petani meningkat. Demi meningkatkan kondisi sosial ekonomi petani, pemerintah perlu menyediakan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keadaaan lingkungan Kampung Sarongge. seperti meningkatkan daya tarik wisata, melatih penduduk agar tidak terlalu bergantung terhadap sektor pertanian dan menambah sarana dan prasarana di dalam Kampung Sarongge .
Kata Kunci : Petani Penggarap, Kondisi Sosial Ekonomi, TNGGP Bibliografi : lembar 44-45
SS00013085 | SK 13085 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2017.005) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain