Text
Pengaruh keseimbangan kehidupan kerja (work life balance) dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pada Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kemendikbud
RINGKASAN
Pegawai merupakan sumber daya terpenting dalam suatu
organisasi, karena perannya sebagai pelaksana kebijakan dan kegiatan
operasional organisasi. Kemajuan dan keberhasilan organisasi sangat
tergantung pada para pegawai yang memiliki kompotensi dan motivasi
bekerja keras, kreatif, inovatif, loyal, disiplin, jujur, dan bertanggung jawab
akan menentukan kinerja organisasi. Faktor negatif yang dapat menurunkan
kinerja pegawai antara lain adanya pegawai yang menyelesaikan
pekerjaannya tidak tepat waktu, tidak masuk kantor, meninggalkan tempat
kerja pada jam kerja dengan alasan yang tidak jelas, merasa belum puas,
belum optimal dalam melaksanakan tugasnya, kurangnya kerja sama antar
pegawai, rendahnya komitmen organisasi yang dimiliki oleh pegawai, belum
optimalnya kebijakan organisasi dalam mendukung partisipasi dan
pengembangan diri pegawai, kurangnya disiplin dan tanggung jawab
pegawai. Menurut Gibson, “job performance is the outcomes of jobs that
relate to the purposes of the organizations such as quality, efficiency, and
other criteria of effectiveness”. Kinerja adalah hasil dari pekerjaan yang
berhubungan dengan tujuan organisasi seperti kualitas pelayanan, efisiensi,
dan kriteria lain demi efektivitas organisasi. Kinerja implikasinya terhadap
tugas yang bersifat positif, karena maju mundurnya suatu organisasi
ditentukan adanya inisiatif yang kuat terhadap prestasi kerja. Selanjutnya
Winandi Mardajaya mengemukakan bahwa Work life balance adalah
keseimbangan antara kehidupan individu dalam menjalankan perannya
sebagai manusia yang memiliki peran ganda yakni peran dalam kehidupan
kerja dan kehidupan pribadi (keluarga, sahabat, dan keluarga). Kemudian
menurut Newstrom, “job satisfaction is a set of favorable or unfavorable
feeling and emotions with which employees view their work”. Kepuasan kerja
iv
adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidak
menyenangkan pekerjaan mereka. Dan menurut Schermerhorn, “job
satisfaction is the degree to which an individual feels positive or negative
about a job”. Kepuasan kerja adalah sejauh mana seseorang individu merasa
positif atau negatif tentang pekerjaan.
Penelitian ini dilaksanakan di Biro Keuangan Sekretariat Jenderal
Kemendikbud dengan sampel 104 pegawai. Data penelitian dengan
menggunakan instrumen. Teknik analisis data dengan statistika deskriptif dan
teknik analisis jalur (path analysis). Hasil uji coba instrumen kinerja pegawai
dari 40 butir pernyataan yang diujicobakan terdapat 33 butir yang valid
dengan koefisien realibilitas 0.953. Hasil uji coba keseimbangan kehidupan
kerja dari 40 butir pernyataan yang diujicobakan, 34 butir yang valid dengan
koefisien realibilitas 0.941. Hasil uji coba kepuasan kerja dari 40 butir
pernyataan yang diuji cobakan, 31 butir yang valid dengan koefisien
realibilitas 0.966. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen
kinerja pegawai, keseimbngan kehidupan kerja, dan kepuasan kerja
semuanya memiliki reliabilitas yang tinggi.
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh langsung positif keseimbangan kehidupan kerja terhadap kinerja
pegawai dengan nilai koefisisen korelasi r13 = 0,691 dan nilai koefisien jalur
p31 = 0,437. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan peningkatan
keseimbangan kehidupan kerja yang tepat akan berpengaruh langsung positif
terhadap peningkatan kinerja pegawai. Hasil pengujian hipotesis kedua
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung positif kepuasan kerja
terhadap kinerja pegawai dengan nilai koefisien korelasi r23 = 0,672. Dan nilai
koefisien jalur p32 =0,379. Hal ini berarti bahwa peningkatan kepuasan kerja
akan mengakibatkan peningkatan kinerja pegawai. Sementara itu, hasil
pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa keseimbangan kehidupan
kerja berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja dengan nilai
v
koefisien korelasi r12 = 0,668 dan nilai koefisien jalur p12 = 0,668. Hal ini
bermakna bahwa kebijakan keseimbangan kehidupan kerja yang tepat akan
berpengaruh langsung positif terhadap peningkatan kepuasan kerja.
Berdasarkan data hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: (1)
terdapat pengaruh langsung positif keseimbangan kehidupan kerja terhadap
kinerja pegawai, (2) terdapat pengaruh langsung positif kepuasan kerja
terhadap kinerja pegawai, (3) terdapat pengaruh langsung positif
keseimbangan kehidupan kerja terhadap kepuasan kerja. Implikasi dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kinerja pegawai diperlukan
keseimbangan kehidupan kerja dan kepuasan kerja yang tinggi sehingga
mampu menghasilkan hasil kerja yang baik. Keseimbangan kehidupan kerja
pegawai Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kemendikbud perlu ditingkatkan
sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan
maupun terhadap kehidupan individu dan sosial, seperti kesehatan,
perkembangan keluarga, kehidupan pribadi, aktivitas sosial, waktu istirahat,
rekreasi, kehidupan spiritual dan sebagainya. Dengan demikian kemampuan
untuk menyeimbangkan tuntutan kerja dan kebutuhan kehidupan pribadi
akan mampu memberikan kepuasan kerja dan selanjutnya akan
meningkatkan kinerja pegawai
TM00000078 | TM 78 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.07.2017.002) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain