Text
Pengaruh kemiringan pipa berulir- dalam terhadap koefisien perpindahan kalor dua fasa air - udara pada pola aliran gelembung
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian ulir di bagian dalam pipa pada aliran dua fasa pola aliran gelembung. Penelitian ini dilakukan dengan mengalirkan campuran udara dan air ke dalam pipa dengan debit udara 20 cm3/menit, 40 cm3/menit dan 60 cm3/menit dan debit air 2 LPM, 4 LPM dan 6 LPM dimana pipa tersebut mempunyai sudut kemiringan dari sudut 00 hingga sudut 500 dengan perubahan sudut 100 dimulai dari horizontal.
Penelitian ini menggunakan metode eskperimen. Peneliti menggunakan pipa tembaga panjang 2.200mm dengan diameter dalam 14mm dan diameter luar 16mm. Pipa tersebut dipanaskan dengan nikelin berdiameter 0,8mm yang dibuat melingkari pipa sepanjang 2.000mm. Pada pipa tersebut dipasang 4 buah termokopel untuk membaca suhu yaitu input air, output air, input dinding pipa tembaga, dan output dinding pipa tembaga.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh kemiringan pipa berulirdalam terhadap koefisien perpindahan kalor. Penambahan debit udara menghasilkan gelembung yang jumlahnya lebih banyak dan menghasilkan peningkatan koefisien perpindahan kalor. Dari hasil analisis menunjukan bahwa debit air 6liter/menit menghasilkan koefisien perpindahan kalor terbesar pada sudut 0o.
Kata kunci : koefisien perpindahan kalor, dua fasa, pola aliran gelembung
This study aims to determine how the effect of threading on the inside of the pipe on the two-phase flow pattern of bubble flow. This research was carried out by flowing a mixture of air and water into a pipe with an air flow of 20 cm3 / min, 40 cm3 / min and 60 cm3 / min and a water discharge of 2 LPM, 4 LPM and 6 LPM where the pipe has a slope angle from 00 to angle of 500 with a change of angle of 100 starting from horizontal.
This study uses an experimental method. Researchers used a 2,200mm long copper pipe with an inner diameter of 14mm and an outer diameter of 16mm. The pipe is heated with 0.8mm diameter nickel which is made to encircle the 2,000mm long pipe. In this pipe 4 thermocouples were installed to read the temperature, namely water input, water output, copper pipe wall input, and copper pipe wall output.
The results showed that there was an influence of the slope of the inner pipe in the heat transfer coefficient. The addition of air discharge produces more bubbles and results in an increase in the heat transfer coefficient. From the results of the analysis show that water discharge of 6 liters / minute produces the greatest coefficient of heat transfer at an angle of 0o.
Keywords: heat transfer coefficient, two phases, bubble flow pattern
SS00005433 | SK 5433 | UPT Perpustakaan UNJ | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain