Text
A comparative study of idioms translation in two Indonesian translations in George Orwell's "Animal farm"
ABSTRAK
Amalia Fitri Annisa. 2017. Studi Perbandingan tentang Terjemahan Idiom dalam Dua Terjemahan Indonesia di "Animal Farm" Karya George Orwell. Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta.
Studi ini bertujuan menemukan perbedaan dan persamaan jenis idiom bahasa Inggris dan bahasa Indonesia pada terjemahan idiom dalam dua versi terjemahan bahasa Indonesia dari novel "Animal Farm" dan menganalisis bagaimana idiom dalam novel "Animal Farm" diterjemahkan oleh Bakdi Soemanto sebagai penerjemah A dan Mahbub Djunaidi sebagai penerjemah B. Analisis ini menggunakan teori Fernando tentang jenis idiom bahasa Inggris, teori Chaer tentang jenis idiom Bahasa Indonesia, dan Mona Baker tentang strategi menerjemahkan idiom. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah deskriptif analitis dan studi komparatif. Hasil dari studi ini adalah, pertama, penulis menemukan 50 idiom Bahasa Inggris, dengan frekuensi tertinggi 20 pure idioms (40%) dan frekuensi terendah 14 semi idiom (32%). Untuk tipe idiom Indonesia, penulis menemukan di terjemahan penerjemah A frekuensi terendah 5 idiom penuh (10%) dan frekuensi tertinggi adalah 42 idiom diterjemahkan ke bentuk bukan idiom (84%). Sementara di penerjemah B, ditemukan bahwa 39 idiom diterjemahkan ke bentuk bukan idiom (78%) sebagai frekuensi tertinggi dan 7 idiom penuh (14%) dengan frekuensi terendah. Temuan menunjukkan bahwa pure idiom dalam Bahasa Inggris dan idiom penuh di Bahasa Indonesia memiliki kesamaan karakteristik dan definisi. Tipe idiom semi idiom (idiom sebahagian dalam Bahasa Indonesia) di kedua bahasa juga memiliki persamaan. Perbedaannya adalah di Bahasa Indonesia tidak mempunyai tipe idiom yang sebanding dengan literal idiom di Bahasa Inggris. Hasil lainnya yang di dapat dari studi ini adalah penulis menemukan bahwa penerjemah A paling sering menggunakan strategi dengan paraphrase 42 kali (84%) dan strategi dengan menghilangkan terjemahan tidak digunakan (0%). Sementara penerjemah B paling sering menggunakan strategi dengan paraphrase 38 kali (76%) dan strategi paling jarang digunakan adalah strategi dengan menghilangkan terjemahan (2%). Ini menunjukkan bahwa kedua penerjemah cenderung menerjemahkan idiom Bahasa Inggris ke bentuk bukan idiom (non-idiom) dalam Bahasa Indonesia karena kurangnya idiom Bahasa Indonesia yang sebanding dalam artian bentuk dan atau makna. Kedua penerjemah juga banyak menggunakan strategi terjemahan yang sama, yaitu terjemahan dengan parafrase.
Kata kunci: idiom, terjemahan idiom, tipe, strategi penerjemahan
SS00014172 | SK 14172 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.02.2017.001) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain