Text
Dialektika ruang sosial dan ruang komersil perkantoran : studi kasus "ruangrupa"
Eksistensi kota sebagai ruang majemuk mengalami benturan-benturan praktik spasial yang menyebabkan terjadinya kontestasi ruang perkotaan sebagai bentuk konsekuensi atas fenomena urban perkotaan. Dominasi-dominasi yang terjadi di ruang spasial perkotaan mengakibatkan menyempitnya ruang-ruang komunal milik bersama yang dapat diakses oleh warga-kota. Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti upaya warga-kota dalam memperjuangkan ruang sosial diperkotaan sebagaimana menurut Lefebvre kota (ruang) telah diokupasi ruang abstrak yang diproduksi kapitalisme. Perhatian pada kajian tentang produksi ruang bahwa “ruang sosial adalah produk sosial” memicu timbulnya pertanyaan terkait sejauh mana kesadaran warga-kota terhadap kebutuhan ruang sebagai aspek penting. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif analisis teks dengan sumber data yang diperoleh melalui hasil observasi, studi pustaka serta dokumentasi dengan diperkuat dengan data wawancara kepada tiga informan diantaranya Ade Darmawan (founder,director “Ruangrupa”), Pradana Elvan (pegiat seni “Createco”), Fauzi Ubaidillah pegiat seni Unit Kesenian Mahasiswa (UKM UNJ) serta Anissa Oktora Haris Kelompok Sosial Pecinta Anak (KSPA UNJ) yang dibutuhkan dalam menghimpun data untuk menganalisis kondisi realitas sosial yang terjadi pada kategorikategori yang memiliki keterhubungan satu sama lain terhadap fenomena dialektika ruang sosial dan ruang komersil perkotaan. “Ruangrupa” membangun ruang sosial dalam bentuk praktik aktivitas kegiatan kesenian yang melibatkan warga-kota sebagai bentuk wacana tanding atas ruang komersil perkotaan. Wacana produksi ruang yang dilakukan melalui platform praktik seni rupa kontemporer yang dijalankan “Ruangrupa” sebagai bentuk antitesis atas ruang komersil dengan membangun diskursus terhadap ruang, kota, kebudayaan, serta ranah pendidikan yang melibatkan warga-kota dalam praktik keseharian di ruang perkotaan.
This study aims to examine and analyze the efforts of the citizens of the city in advocating social space in urban areas as according to Lefebvre city (space) have been infiltrated by the abstract space produced by capitalism. Attention to the study of the production of space that "social space is a social product" suggests the question as far as the urban-consciousness of the citizens to the needs of space as an important aspect. The existence of the city as a plural space experiences spatial practice conflicts that lead to urban spatial contestation as a consequence of urban urban phenomena. The dominances that occur in urban spatial space result in the narrowing of communal spaces that may be shared by the citizens of the city.
This Research used a qualitative approach with text analyze method. The research data obtained through observation, literature study and documentation with reinforced by interview to three informants such as Ade Darmawan (founder, director of "Ruangrupa"), Pradana Elvan (Createco "artist"), Fauzi Ubaidillah art activist of Student Art Unit (UKM UNJ) and Anissa Oktora Haris Social Group of Child Lovers (KSPA UNJ) needed to gather data to analyze social reality condition that happened in categories that have connectedness to each other to dialectic phenomenon of social space and space urban commercial.
"Ruangrupa" builds social space in the form of artistic activity activities involving city-citizens as a form of discourse on urban commercial space. Spatial production discourse is done through the contemporary art practice platform run "ruangrupa" as a form of antithesis of commercial space by building discourse on space, city, culture, and educational sphere involving urban citizens in daily practice in urban space.
SS00015966 | SK 15966 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2018.005) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain