Text
Kebertahanan identitas etnis Betawi Condet di tengah perubahan : studi kasus masyarakat Betawi Condet, Kelurahan Balekambang
Penelitian ini mengkaji tentang kebertahanan identitas etnis Betawi Condet ditengah perubahan yang memiliki dua tujuan penelitian. Pertama, adalah untuk menjelaskan kebertahanan etnis Betawi Condet di tengah perubahan. Kedua, adalah untuk menjelaskan identitas kebetawian masyarakat Condet. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik dan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-November 2017 di Condet, Kelurahan Balekambang. Subjek penelitian ini terdiri dari tujuh orang yang keturunan etnis Betawi, yaitu dua orang informan kunci dan lima orang informan pendukung. Dalam memperoleh data penelitian dilakukan observasi dan wawancara yang mendalam dengan informan, sedangkan sumber data pendukung didapatkan melalui studi literatur dan data Kelurahan Balekambang. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kebertahanan etnis Betawi di Kelurahan Balekambang didasari oleh adanya faktor pendukung, berupa pengembangan budaya Betawi, kekerabatan etnis Betawi, mengaji, amanat dan proses ritual orang zaman dahulu. Peneliti memfokuskan di Condet, Kelurahan Balekambang karena Kelurahan Balekambang masih kental sekali nuansa Betawinya. Peneliti menggunakan teori identitas menurut Stryker dalam penelitian ini, karena sesuai dengan temuan penelitian dilapangan. Bahwa Stryker memandang identitas kedalam dua aspek yaitu, struktur dan intrapersonal. Struktur dalam pandangan Stryker adalah masyarakat yang didalamnya saling berfungsi untuk menjalankan peran di masyarakat untuk menguatkan sistem sosial yang ada. Stryker melihat beberapa macam identitas, diantaranya yaitu, identitas keagamaan, identitas sosial, identitas budaya, identitas ras, dan identitas feminis. Berdasarkan hasil penelitian ini, kebertahanan identitas etnis Betawi Condet Kelurahan Balekambang sesuai dengan tiga macam identitas yang di klasifikasikan oleh Stryker.
This study examines the Betawi ethnic defenses in the midst changes that have two research objectives. First, is to explain the ethnic independence of Betawi Condet in the midst of change. Secondly, it is to explain the identity of the Condet community. This research methodology uses qualitative approach, with technique and data collection through observation, interview, documentation and literature study. This research was conducted in May-November 2017 in Condet, Kelurahan Balekambang. The subjects of this study consisted of seven people of ethnic Betawi ethnicity, ie two key informants and five supporting informants. In obtaining research data conducted by observation and in-depth interview with informant, while supporting data source got by literature study and data of Kelekahan Balekambang. The results of this study found that Betawi ethnic resistance in Balekambang Village was based on supporting factors, such as Betawi culture, Betawi ethnic kinship, recitation, mandate and ritual process of ancient people. Researchers focused on Condet, Kelekahan Balekambang because Village Balekambang still very thick nuance Betawinya. Researchers use the theory of identity according to Stryker in this study, because in accordance with the findings of field research. That Stryker views identity into two aspects namely, structure and intrapersonal. The structure in Stryker's view is a society in which each serves to play a role in society to strengthen the existing social system. Stryker sees several kinds of identities, including religious identity, social identity, cultural identity, race identity, and feminist identity. Based on the results of this study, the identity of ethnic Betawi ethnic Condet Balekambang village in accordance with the three types of identity classified by Stryker.
SS00016098 | SK 16098 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2018.005) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain