Text
Upaya meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran CMP (Connected Mathematics Project) pada materi teorema pythagoras di kelas VIII-D SMPN 139 Jakarta
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa di kelas VIII-D SMPN 139 Jakarta dengan menerapkan model pembelajaran CMP pada materi Teorema Pythagoras. Kemampuan penalaran matematis siswa dapat ditinjau berdasarkan enam indikator penalaran, yaitu mengajukan dugaan; melakukan manipulasi matematika, menarik kesimpulan, menyusun bukti; memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi; menarik kesimpulan dari pernyataan; memeriksa kesahihan argumen; dan menentukan pola dan sifat dari gejala matematika untuk membuat generalisasi. Model pembelajaran CMP dapat digunakan sebagai alternatif dalam menjalankan proses pembelajaran matematika di dalam kelas. Model Pembelajaran CMP dilaksanakan dalam tigas fase, yaitu fase launching, fasa exploring, dan fase summarizing. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan dilakukan dalam tiga siklus. Siklus I dilakukan dalam dua pertemuan, siklus II dilakukan dalam tiga pertemuan, dan siklus III dilakukan dalam tiga pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada penelitian ini terdapat sembilan subjek penelitian yang dipilih dari 36 siswa kelas VIII-D SMPN 139 Jakarta. Sembilan subjek penelitian terdiri dari tiga siswa yang memiliki kemampuan akademik di atas ratarata, tiga siswa memiliki kemampuan akademik rata-rata, dan tiga siswa memiliki kemampuan akademik di bawah rata-rata. Instrumen penilitian yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi, tes, catatan lapangan, dan pedoman wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran CMP dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. Hal tersebut ditunjukkan pada peningkatan nilai ratarata tes kemampuan penalaran matematis selama tiga siklus. Persentase kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII-D pada siklus I yaitu 66,44 meningkat pada siklus II yaitu 80,27, dan meningkat kembali pada siklus III yaitu 83,22. Pada siklus I hanya terdapat 27,78% siswa yang memenuhi nilai minimal 79,2, pada siklus II meningkat menjadi 71,43% dan pada siklus III meningkat menjadi 75%.
This study attempts to improve mathematical reasoning of grade VIII-D students at SMPN 139 Jakarta by using Connected Mathematics Project (CMP) Learning Model in learning Pythagoras theorem. The student’s ability of mathematical reasoning can be observed by six indicators of reasoning: hypothesizing; manipulating mathematics; summarizing; arranging the evidence; giving reasons or evidences concerning with solution; summarizing based on the statement; checking the validity of argument; and determining pattern and characteristics of mathematics indication in making generalization. CMP learning model can be used as an alternative way in mathematics learning process in the classroom. This learning model is implemented in three phases: launching, exploring, and summarizing. This study employed classroom action research which was carried out in three cycles. Cycle 1 was carried out in two meetings, cycle 2 in three meetings, and cycle 3 in three meetings. Each cycle consisted of four stages which were planning, implementing, observing, and reflecting. Nine from 36 students of grade VIII-D at SMPN 139 Jakarta were chosen as the sample subject, consisted of three students with high order thinking level, three students with average order thinking level, and three students with low order thinking level. The instruments used in this study were observation sheets, tests, field records, and interview guide. After attaining the data, descriptive method with data triangulation was used to do the analysis. The result of this study showed that mathematics learning using CMP learning model can improve student’s ability of mathematical reasoning. It was found through the increasing of the average score of mathematical reasoning ability test in three cycles. The percentage of the students’ mathematical reasoning ability showed in cycle 1 was 66,44, then increased in cycle 2 which reached 80,27 and still increased in cycle 3 reaching 83,22. In cycle 1, there were only 27,78% of students who fulfilled the minimum score at 79,2, while in cycle 2, increasing to 71,43% of students and still increased gaining 75% of students in cycle 3.
SS00016158 | SK 16158 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.03.2018.001) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain