Text
Peranan retardan Paclobutrazol untuk penyimpanan jangka menengah plantlet pisang CV. Kepok secara in vitro
Pisang kepok adalah salah satu dari 200 kultivar pisang yang ditemukan di Indonesia. Keanekaragaman kultivar pisang di Indonesia perlu dipertahankan keberadaannya untuk memenuhi kebutuhan manusia terhadap tanaman pisang. Penyimpanan secara in vitro merupakan salah satu upaya konservasi yang dapat dilakukan dengan memberikan paclobutrazol ke dalam medium tumbuh. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peranan retardan paclobutrazol (PBZ) terhadap pertumbuhan plantlet pisang cv. kepok dan menentukan konsentrasi optimum PBZ untuk penyimpanan jangka menengah. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Biologi UNJ pada bulan Maret – Oktober 2017. Metode eksperimen dengan desain rancangan acak lengkap, terdiri dari 2 faktor yaitu plantlet varian pisang cv. kepok dan konsentrasi paclobutrazol (0, 7.5, dan 10 ppm) dengan masa penyimpanan selama 6 bulan. Hasil yang diperoleh menunjukkan PBZ konsentrasi 7.5 dan 10 ppm menghambat pembentukan tunas, daun, akar, dan tinggi pada seluruh varian plantlet. Plantlet yang disimpan dengan PBZ mampu beregenerasi setelah masa penyimpanan 6 bulan. Pertumbuhan plantlet kembali ke bentuk normal setelah 5 bulan aklimatisasi. PBZ 10 ppm menunjukkan hasil terbaik dalam penyimpanan in vitro plantlet pisang cv. kepok. Kata Kunci: paclobutrazol, penyimpanan in vitro, pisang cv. kepok
Banana cv. kepok is one of 200 cultivated banana in Indonesia. The diversity of cultivated banana needs to be rescued to supply human necessity. In vitro preservation is one of the way that can be done with the addition of paclobutrazol (PBZ) into growth medium. The purpose of this research is to determine the effect of PBZ and determine the optimum concentration of PBZ in mid-term in vitro preservation. This research was conducted in Laboratorium of Plant Tissu Culture, FMIPA UNJ from March to October 2017. The method used was experiment with fully randomized design consist of two factors, the first factor is variants plantlet of banana cv. kepok and the second factor is concentration of PBZ (0, 7.5, and 10 ppm), in vitro preservation done within six months. The result of this study shows that PBZ (7.5 and 10 ppm) inhibiting formation of the shoots, leaves, roots, and high growth in all variants. The plantlets are preservatived with PBZ within six months is able to regenerate again and growth to normal form after five months of acclimatization. PBZ 10 ppm shows the best treatment for in vitro preservation of banana cv. kepok. Keywords: paclobutrazol, in vitro conservation, banana cv. kepok
SS00016138 | SK 16138 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.03.2018.001) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain