Text
Pergeseran kebudayaan etnis Batak :" studi kasus adat perkawinan orang Batak yang bertempat tinggal di Kecamatan Cengkareng, Jawa Barat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pergeseran kebudayaan adat perkawinan masyarakat Batak di Jakarta, yang bertempat tinggal di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, agar mendapatkan sebuah data yang lebih mendalam dengan menggali kepada informan penelitian. Sumber data yang di peroleh dengan menggunakan hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Data yang terkumpul diperiksa dengan menggunakan teknik perpanjangan pengamatan, triangulasi, dan peningkatan/ketekunan pengamatan. Analisis data yang digunakan dalam mengolah data terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum orang Batak merantau ke Jakarta dan bertempat tinggal di Jakarta, pesta perkawinan dilakukan di halaman rumah, kini setelah orang Batak merantau ke Jakarta pesta perkawinan dilakukan di gedung-gedung. Hal tersebut dikarenakan orang Batak yang telah merantau di Jakarta ingin di pandang sebagai orang yang telah berhasil. Dalam adat perkawinan orang batak yang mengalami pergeseran kebudayaan yaitu rangkaian acara paulak une dan maningkir tangga, yang jika di kampung halaman dilakukan setelah 7 hari pesta perkawinan akan tetapi saat ini di selesaikan dalam satu hari. Makna dari paulak une dan maningkir tangga pun telah mengalami perubahan, dikarenakan hanya sebagai formalitas dalam pesta perkawinan orang Batak.
This study aims to determine the movement cultural traditional of marriage Bataknese society in Jakarta, which resides in the Cengkareng area, West Jakarta. The research method used in this research is qualitative method, in order to get a more in-depth data by digging to the research informant. Sources of data obtained by using the results of observation, interviews, documentation and literature study. The collected data were examined using extension techniques of observation, triangulation, and improvement.
The results showed that before Bataknese people migrated to Jakarta and resided in Jakarta, the traditional marriage was conducted in the home page, now after the Bataknese people migrate to Jakarta the wedding party is done in the buildings. This is because the Bataknese people who have migrated in Jakarta want to see as people who have succeeded. In the marriage custom of Batak people who experience a cultural shift is a series of events paulak une and maningkir tangga, which if in the hometown is done after 7 days of traditional marriage but currently resolved in one day. The meaning of paulak une and maningkir tangga has also been changed, because only as a formality in the marriage of the Bataknese people.
SS00016192 | SK 16192 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2018.002) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain