Text
Dari Cagar Budaya Condet ke Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan : usaha pemerintah melestarikan budaya Betawi (1976-2005)
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sejarah perkembangan cagar budaya Betawi Condet dari tahun 1976 hingga tahun 2005. Dalam menjelaskan sejarah perkembangannya dilihat dari kebijakan mengenai cagar budaya Betawi Condet, pengalokasian dana untuk pelestarian, realitas program dan hambatan- hambatannya. Selain itu tujuan penelitian ini juga menjelaskan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang menyebabkan cagar budaya condet ini dianggap gagal karena sudah tidak sesuai fungsinya yaitu melestarikan budaya betawi. Hingga akhirnya Cagar Budaya Betawi dipindahkan ke Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah dan penyajiannya ditulis dalam bentuk deskriptif - naratif. Penelitian ini menggunakan sumber lisan maupun tulisan baik primer maupun sekunder.
Cagar budaya betawi condet didirikan atas dasar perubahan yang terjadi di kota Jakarta. Perubahan menjadi kota metropolitan merupakan salah satu penyebab masyarakat Betawi semakin terdesak dari „kampung‟nya yang pada tahun 1950an masih terdapat perkampungan seperti di daerah kebon jeruk, Rasuna Said dll. Dalam usaha mengatasi permasalahan tersebut, Gubernur Ali Sadikin men-instruksikan lewat instruksi gubernur DKI Jakarta No. D-IV-116/d/11/1976 yang ditujukan kepada walikota Jakarta Timur, Kepala Dinas Tata Kota Jakarta dan Kepala dinas pengawasan pembangunan Kota Jakarta serta Ketua Bappeda DKI Jakarta. Isi instruksi itu antara lain agar disusun rencana pola kebijakan Pemda Jakarta dan tata Kerja proyek cagar budaya Condet. Condet dipilih dikarenakan sifat kebetawiannya yang masih kental, dilihat dari faktor alam, budaya, sejarah dan geografis. Usaha pemerintah dari segi pemberian dana dan pembangunan mengalami perkembangan yang meningkat pada masa gubernur Ali Sadikin dan mulai menurun pada masa gubernur Tjokropranolo sehingga membuat Condet berubah “wajah” dan sifat kebetawiannya yang semakin pudar dilihat dari faktor alam, budaya, sejarah, maupun geografisnya.
Sejak Sutiyoso memerintah DKI Jakarta, kebudayaan Betawi mulai diangkat kembali. Dipilihnya Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan ini dipilih sebagai upaya pelestarian kebudayaan Betawi. Perkampungan Betawi Situ Babakan ini berkaca dari Condet agar dikemudian hari tidak gagal layaknya Condet.
This study attempts to explain the history of cultural heritage betawi condet from 1976 until 2005 .In describing the history of progress in terms of policies regarding betawi condet cultural heritage , the allocation of funds for preservation , reality programs and hambatan- resistance .In addition the purpose of this research also explained on the community socioeconomic condition that causes condet is considered to be cultural heritage failed because we no longer as the function is fit the preserve betawi culture .Until betawi moved to cultural heritage situ babakan betawi village .
This research in a history and penyajiannya written in the form of descriptive - narrative.This research use up orally or in writing good primary and secondary.
Cultural heritage betawi condet established on the basis of the changes that have occurred in the city .Changes being a metropolis is one of the causes of betawi people getting pushed from their homes who in 1950an there are still kebon jeruk as in the village , rasuna said etc .In an effort to overcome the problems , governor ali sadikin men-instruksikan through governor s instruction no .11 d-iv-116 / d / / 1976 addressed to the mayor of east jakarta , head of the jakarta and head of jakarta supervision development of the city and the head of jakarta bappeda .The instructions are arranged so that the government s policy plans and work procedures of cultural heritage condet project .Because of the nature of kebetawiannya condet selected that still exist , in terms of natural factors , culture , historical and geographical .
Government efforts in terms of fund and development undergo development that rises in the governor ali sadikin and is declining in the governor tjokropranolo so as to make condet changed the face and of the nature of kebetawiannya the faded seen from natural factors, culture, history, and geographical size. Since sutiyoso ruled jakarta , betawi culture start re-appointed .Such as babakan betawi cultural village is chosen as were chosen as an effort to the conservation of betawi culture .Such as babakan betawi village this look of condet that arising not to fail just like condet .
SS00016219 | SK 16219 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2018.005) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain