Text
Resistensi buruh perempuan terhadap ketidakadilan gender : studi kasus buruh perempuan di Kawasan Berikat Nusantara, Cakung, Jakarta Utara
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan mengenai ketidakadilan gender yang diterima oleh buruh perempuan, terlebih pada buruh perempuan yang bekerja di pabrik sektor garment yang berlokasi di Kawasan Berikat Nusantara. Cakung, Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah studi pustaka, dokumentasi, observasi, dan wawancara mendalam. Subjek penelitian ialah lima buruh perempuan yaitu, Mbak CP, Mbak YN, Mbak AJ, Mbak TK, dan Ibu HMD, serta dua buruh laki-laki sebagai pembanding yaitu Kak CDR, dan Bapak RJ. Jadi, total adalah tujuh informan. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ialah Ketidakadilan Gender (Stereotip, Kekerasan Verbal, Pelecehan Seksual, dan juga Marjinalisasi),.dan konsep Buruh Perempuan. Lima buruh perempuan yang menjadi informan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa sampai saat ini masih mendapatkan kekerasan verbal, yaitu berbentuk caci maki ketika informan tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai target. Dua informan yang juga menjadi buruh ibu menjelaskan bahwa keterlambatan upah yang mereka terima mengharuskan mereka untuk menambah jam bekerja, bahkan mencari pekerjaan tambahan saat berlibur dari pabrik.
Focus of this study to describe about gender inequality received by women workers, especially on women workers who work in garment sector located at Kawasan Berikat Nusantara, Cakung, North Jakarta This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Data collection techniques used are literature review (documentations study), observation, and also indepth interview. Research subject are five women workers and they are Mbak CP, Mbak TK, Mbak YN, Mbak AJ, and Ibu HMD. Another research subject are two mans workers and they are Kak CDR and Bapak RJ. So there are seven informant in this research. Concepts of this research are gender inequality (Stereotype, marginalisation, verbal violence, and sexual harrasment) and women workers concepts. Five women workers who became informants in this research explained that until now still get verbal violence, which is in the form of verbal abuse when the informants can not complete the work according to target. Two informants who became mother laborers explained that the wage delay they received required them to add hours of work, even look for additional work while on free from the factory.
SS00016215 | SK 16215 | UPT Perpustakaan UNJ (CD.04.2018.005) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain